Contoh Teks Khutbah Jum'at 26 Januari 2024 : Manfaatkan Sisa Waktu untuk Selalu Bertobat dari Dosa

- 26 Januari 2024, 10:07 WIB
Ilustrasi khatib Jumat - Contoh teks khutbah Jumat NU terbaru dan singkat dengan tema tentang 'Optimisme di Tahun Baru 2024'.
Ilustrasi khatib Jumat - Contoh teks khutbah Jumat NU terbaru dan singkat dengan tema tentang 'Optimisme di Tahun Baru 2024'. /PEXELS/Alena Darmel

Ingatlah bahwa hanya Allah yang mengetahui batas usia kita di dunia. Kita tidak tahu kapan, di mana, dan dalam keadaan bagaimana kita dipanggil oleh Allah swt untuk kembali ke hadirat-Nya, meninggalkan dunia yang fana ini. Oleh karena itu, manfaatkan setiap waktu yang kita jalani untuk terus memohon ampunan Allah SWT.

Jamaah shalat Jumat, rahimakumullah.

Bagaimana kita dapat mengetahui bahwa pertobatan kita diterima oleh Allah? Seorang ahli hikmah, Syekh Syihabuddin Ahmad ibn Hajar al-'Asqalani, dalam kitabnya al-Munabbihat 'ala al-Isti 'dad li Yaumil Mi'ad, menyatakan bahwa tidak ada yang bisa memastikan apakah tobat seorang hamba diterima atau tidak. Meski demikian, Syekh Nawawi dalam Nasha'ih al-'Ibad (hal. 49) menyebutkan setidaknya ada enam tanda yang menunjukkan bahwa tobat seseorang telah diterima oleh Allah SWT.

Pertama, dalam hati seseorang yang bertobat, muncul kesadaran bahwa dirinya tidak terhindar dari dosa. Ini berarti, kapan pun dia dapat terjerumus lagi ke dalam perbuatan dosa, baik dosa yang telah ditobati maupun dosa yang berbeda. Oleh karena itu, dia selalu berhati-hati menghadapi situasi yang bisa membawanya jatuh kembali pada perilaku yang sama dan kembali berbuat salah.

Kedua, hatinya dirasakan sedikit gembira, namun didominasi oleh kekhawatiran. Kegembiraan tersebut muncul karena dia selalu mempersiapkan dan memikirkan masa depan akhiratnya yang belum memiliki jaminan pasti. Pertanyaan mengenai akhir hidup dengan membawa iman selalu menjadi refleksi bagi orang yang bertobat, sehingga dia tidak berani mengekspresikan kegembiraannya secara berlebihan.

Sebagaimana dalam sabda Rasulullah saw:

مَنْ أَكْثَرَ ذِكْرَ الْمَوْتِ قَلَّ فَرَحُهُ، وَقَلَّ حَسَدُهُ

Artinya, "Siapa saja yang banyak mengingat kematian akan sedikit gembiranya dan sedikit rasa hasudnya," (HR. Ibnu al-Mubarak).

Jamaah shalat Jumat, rahimakumullah.

Tanda ketiga adalah menjadi lebih dekat dengan orang-orang saleh dan menjauhi perilaku buruk. Dia menyadari bahwa kebersamaan dengan orang-orang baik dapat mempertahankan kebaikannya dan memberikan peringatan saat melakukan kesalahan.

Halaman:

Editor: Abdul Majid


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x