“Sesungguhnya hak Allah lebih berat dibandingkan apa yang dikerjakan oleh para hamba, dan sesungguhnya nikmat-nikmat Allah terlalu banyak untuk dihitung oleh para hamba, tetapi hendaklah kalian menjadi orang-orang yang bertaubat pada pagi dan sore hari.”
Jamaah salat Jumat rahimakumullah,
Seorang Alim generasi tabi’in, Thalq bin Habib, mengomentari hadis di atas,
إِنَّ حَقَّ الله أَثْقَلُ مِنْ أَنْ يَقُوْمَ بِهِ الْعِبَادُ، وَإِنَّ نِعَمَ اللهِ أَكْثَرُ مِنْ أَنْ يُحْصِيْهَا الْعِبَادُ، وَلَكِنْ أَصْبِحُوا تَائِبِيْنَ، وَأَمْسُوْا تَائِبِيْنَ
“Sesungguhnya hak Allah lebih berat dibandingkan apa yang dikerjakan oleh para hamba, dan sesungguhnya nikmat-nikmat Allah terlalu banyak untuk dihitung oleh para hamba, tetapi hendaklah kalian menjadi orang-orang yang bertaubat pada pagi dan sore hari.”
Jamaah salat Jumat rahimakumullah,
Ada tiga jenis nikmat Allah SWT yang mana ketika seorang hamba belum mendapatkannya, maka belumlah dia dikatakan sebagai orang yang mendapatkan kedamaian dan ketenangan hidup. Sebagaimana disebutkan dalam sebuah hadis dengan sanad hasan, bahwasanya Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,
مَنْ أَصْبَحَ مِنْكُمْ آمِنًا فِي سِرْبِهِ مُعَافًى فِي جَسَدِهِ عِنْدَهُ قُوتُ يَوْمِهِ فَكَأَنَّمَا حِيزَتْ لَهُ الدُّنْيَا
“Barang siapa di antara kalian di pagi hari merasakan aman di tengah-tengah keluarganya, sehat jasmaninya, memiliki kebutuhan pokok untuk sehari-harinya, maka seakan-akan kenikmatan dunia ada di tangannya.” (HR. Tirmizi no. 2268)
Hadits di atas merupakan pengingat akan nikmat-nikmat Allah yang sudah terbiasa didapatkan manusia akan tetapi kebanyakan tidak merasakan akan kemuliaannya dan bahkan mengabaikannya.