Teks Khutbah Jumat 18 Agustus 2023: Spirit dan Hikmah Dalam Kemerdekaan

- 18 Agustus 2023, 06:17 WIB
Ilustrasi -  Teks Khutbah Jumat 18 Agustus 2023: Spirit dan Hikmah Dalam Kemerdekaan.
Ilustrasi - Teks Khutbah Jumat 18 Agustus 2023: Spirit dan Hikmah Dalam Kemerdekaan. /Pixabay/@Konevi

Hadits ini memberi pesan tentang persatuan yang nyata. Ada pengandaian bahwa antara kita dan tetangga kita adalah satu jiwa, sehingga kebahagiaan yang diperoleh tetangga seharusnya juga menjadi kebahagiaan kita. Begitu juga sebaliknya, kesedihan yang menimpa tetangga sudah seharusnya pula menjadi kesedihan kita.

Jamaah shalat Jumat hafidzakumullah,

Konsep hubungan sosial semacam ini melebihi dari sekadar memaklumi perbedaan. Orang tak Cuma memandang lumrah orang-orang yang berbeda dengannya, tapi sudah menganggap mereka seperti bagian dari diri kita.

Bisa saja kita mentoleransi orang berbeda pendapat dengan kita, tapi belum tentu hati kita mampu ikhlas untuk tetap mencintainya. Karena itu, sikap saling "membiarkan" perbedaan, perlu meningkat menjadi sikap saling mengerti dan saling rasa memiliki. Sikap yang terakhir ini bisa tumbuh hanya ketika kita tidak hanya melihat orang lain sebagai "yang berbeda" tapi juga sebagai "sesama": sama-sama manusia, sama-sama beragama, sama-sama bangsa Indonesia, dan seterusnya.

Yang menarik, Nabi dalam hadits itu menggunakan kata "tetangga" (jâr), yang maknanya tentu lebih luas, menembus sekat-sekat suku, ras, kelas ekonomi, status sosial, bahkan agama. Yang lebih penting lagi, Rasulullah membuka sabdanya dengan sumpah "demi Allah" dan mengaitkan orang yang tidak mencintai tetangga, bermusuhan karena perbedaan pendapat, dengan predikat "iman tidak sempurna".

Hal tersebut menunjukkan betapa pentingnya penghargaan terhadap orang lain. Sampai-sampai hal-hal yang sangat prinsipil, yakni akidah (iman), dihubungkan dengan sikap sosial manusia. Seolah-olah nabi ingin mengatakan bahwa tingkat iman kita berbanding lurus dengan perilaku kita dalam bermasyarakat.

Al-Qur'an sendiri mengingatkan kita dengan pesan:

وَاعْتَصِمُوا بِحَبْلِ اللَّهِ جَمِيعًا وَلَا تَفَرَّقُوا، وَاذْكُرُوا نِعْمَتَ اللَّهِ عَلَيْكُمْ إِذْ كُنْتُمْ أَعْدَاءً فَأَلَّفَ بَيْنَ قُلُوبِكُمْ فَأَصْبَحْتُمْ بِنِعْمَتِهِ إِخْوَانًا وَكُنْتُمْ عَلَىٰ شَفَا حُفْرَةٍ مِنَ النَّارِ فَأَنْقَذَكُمْ مِنْهَا، كَذَٰلِكَ يُبَيِّنُ اللَّهُ لَكُمْ آيَاتِهِ لَعَلَّكُمْ تَهْتَدُونَ

Artinya: "Dan berpegang teguhlahlah kamu semuanya pada tali (agama) Allah, dan janganlah kamu bercerai berai, dan ingatlah nikmat Allâh kepadamu ketika kamu dahulu (masa jahiliyah) bermusuhan, lalu Allah mempersatukan hatimu, sehingga dengan karunia-Nya kamu menjadi bersaudara, sedangkan (ketika itu) kamu berada di tepi jurang neraka, lalu Allah menyelamatkan kamu dari sana. Demikianlah, Allah menerangkan ayat-ayat-Nya kepadamu agar kamu mendapat petunjuk." (Ali 'Imran:103)

Demikianlah, Allah memerintahkan, dan dan Rasul-Nya telah meneladankan. Semoga kita sebagai umat Nabi diberi kesadaran dan kemampuan untuk menjunjung tinggi kemerdekaan pendapat orang lain, kesabaran dalam mengajak kepada kebaikan, dan kekuatan dalam memegang teguh iman. Wallahu a'lam.

Halaman:

Editor: Bustamil Arifin


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah