“Nabi shallallahu ’alaihi wa sallam ditanya mengenai keutamaan puasa Arafah? Beliau menjawab, ”Puasa Arafah akan menghapus dosa setahun yang lalu dan setahun yang akan datang.” Beliau juga ditanya mengenai keistimewaan puasa Asyura? Beliau menjawab, ”Puasa Asyura akan menghapus dosa setahun yang lalu.” (HR. Muslim No 1162)
Kedua, puasa yang baik setelah Ramadhan
Allah telah memberikan kemuliaan kepada Ramadhan untuk berpuasa. Puasa Ramadhan merupakan puasa wajib sebagai wasilah bagi umat Islam untuk mencapai derajat muttaqin (orang-orang yang bertakwa).
Puasa Tasu’a dan Asyura merupakan puasa sunnah dalam pandangan Islam yang juga dapat membersihkan dosa serta menstimulan menjadi muttaqin dengan kualitas di bawah puasa Ramadhan. Rasulullah bersada:
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ قَالَ جَاءَ رَجُلٌ إِلَى النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَقَالَ أَيُّ الصِّيَامِ أَفْضَلُ بَعْدَ شَهْرِ رَمَضَانَ قَالَ شَهْرُ اللَّهِ الَّذِي تَدْعُونَهُ الْمُحَرَّمَ
’’Dari Abu Hurairah mengatakan, seorang laki-laki datang menemui Nabi Muhammad dan bertanya: Puasa apakah yang paling utama setelah puasa Ramadhan? Nabi Muhammad bersabda: Bulan Allah yang kalian sebut Al Muharram.’’ (Sunan Ibnu Majah)
Ketiga, puasa pada saat Allah memberi pertolongan kepada orang orang spesial
Allah memuliakan kedua hari tersebut dan Allah pun memberi pertolongan kepada orang orang spesial dan sejarah. Di antara peristiwa sejarah pentingnya adalah diciptakannya dan diterimanya taubat Nabi Adam, diselamatkannya Nabi Nuh dari banjir, dikeluarkannya Nabi Yunus dari perut ikan, serta diselamatkannya Nabi Ibrahim dari kobaran api, terbelahnya laut untuk menyelamatkan Nabi Musa.
Hadits Nabi Muhammad:
أَنَّ أَهْلَ الْجَاهِلِيَّةِ كَانُوا يَصُومُونَ يَوْمَ عَاشُورَاءَ وَأَنَّ رَسُولَ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- صَامَهُ وَالْمُسْلِمُونَ قَبْلَ أَنْ يُفْتَرَضَ رَمَضَانُ فَلَمَّا افْتُرِضَ رَمَضَانُ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- « إِنَّ عَاشُورَاءَ يَوْمٌ مِنْ أَيَّامِ اللَّهِ فَمَنْ شَاءَ صَامَهُ وَمَنْ شَاءَ تَرَكَهُ.