Jam Berapa Shalat Tarawih Dimulai, 11 Atau 23 Rakaat Pelaksanaannya?

- 25 Maret 2023, 11:00 WIB
Jam Berapa Shalat Tarawih Dimulai, 11 Atau 23 Rakaat Pelaksanaannya?
Jam Berapa Shalat Tarawih Dimulai, 11 Atau 23 Rakaat Pelaksanaannya? /RIRIN NUR FEBRIANI/"PR"

Pedoman Tangerang - Pada bulan Ramadan tentu umat muslim akan melaksanakan ibadah shalat tarawih. Selain berpuasa menjalankan ibadah shalat Tarawih memiliki pahala yang besar jika dilaksanakan.

Shalat Tarawih umumnya dilaksaakan setelah shalat Isya secara berjamaah. Lantas waktu shalat Tarawih sendirian sampai jam berapa pelaksanaanya?

Mengutip buku Panduan Lengkap Ibadah Muslim yang ditulis oleh Ust M.Syukron Maksum, pelaksanaan Shalat Tarawih diselenggarakan pada malam hari.

Baca Juga: Bacaan Doa Kamilin Shalat Tarawih Arab Latin dan Artinya, Dibaca Usai Rakaat Berapa

Waktu mengerjakan Shalat Tarawih dimulai setelah shalat Isya sampai datangnya Subuh atau fajar.

Sementara menurut pendapat mazhab Syafi’i, waktu tarawih sama seperti waktunya shalat witir, yaitu waktu di antara shalat Isya dan terbitnya fajar.

Itu artinya, shalat tarawih harus dilaksanakan setelah shalat Isya, tidak sah dilakukan sebelumnya.

Baca Juga: Teks Kultum Sebelum Berbuka Ramadan 2023, 'Ciri-ciri Puasa yang Diterima' Cocok Dijadikan Referensi

Sementara Hukum melaksanakan shalat Tarawih adalah Sunah Muakadah, artinya sangat dianjurkan untuk dilaksanakan.

Perbedaan shalat tarawih 23 rakaat dan 11 rakaat
di masa Rasulullah SAW, terdapat salat sunnah di malam hari pada bulan Ramadhan.

Namun, salat tersebut tidak langsung diberi nama salat tarawih seperti saat ini.

Pemberian nama tarawih baru muncul pada masa Khulafaur Rasyidin. Tak hanya itu, jumlah rakaatnya juga tidak dijelaskan.

Dalam hadits riwayat Imam Muslim dijelaskan bahwa Nabi shalat di masjid Nabawi pada suatu malam Ramadhan.

Para sahabat yang tahu lantas mengikutinya. Seiring waktu semakin banyak yang mengikuti aktivitas Nabi ini.

Dua malam setelahnya, Nabi masih melakukan shalat tersebut, dan semakin banyak yang mengikuti.

Namun setelah hari keempat dan beberapa hari setelahnya, Nabi tidak muncul di masjid. Orang-orang heran.

Pada suatu pagi, para sahabat menanyakan hal ini kepada Nabi. Nabi menjawab, “Sebenarnya tidak ada yang menghambatku untuk turut serta bersama kalian. Hanya saja aku takut nanti hal ini akan menjadi wajib.”

Keutamaan melaksanakan shalat di malam hari pada bulan Ramadhan juga dijabarkan dalam hadits yang berbunyi:

مَنْ قَامَ رَمَضَانَ إِيمَانًا وَاحْتِسَابًا غُفِرَ لَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ

Artinya: Barangsiapa bangun (shalat malam) di bulan Ramadhan dengan iman dan ihtisab, maka diampuni baginya dosa-dosa yang telah lalu. (HR Bukhari dan Muslim).

Dalam hadits tersebut, mayoritas ulama menyepakati bahwa bangun di malam hari bulan Ramadhan yang dimaksud merujuk pada pelaksanaan shalat tarawih. Namun lagi-lagi, jumlah rakaatnya yang paling utama tidak dijelaskan.

Artinya: Barangsiapa bangun (shalat malam) di bulan Ramadhan dengan iman dan ihtisab, maka diampuni baginya dosa-dosa yang telah lalu. (HR Bukhari dan Muslim).

Baca Juga: Bacaan Teks Bilal Shalat Tarawih 11 Rakaat Lengkap Arab, Latin dan Terjemahannya

Dalam hadits tersebut, mayoritas ulama menyepakati bahwa bangun di malam hari bulan Ramadhan yang dimaksud merujuk pada pelaksanaan shalat tarawih. Namun lagi-lagi, jumlah rakaatnya yang paling utama tidak dijelaskan.

Berpuluh-puluh tahun kemudian, Imam Malik bin Anas, Imam Abu Hanifah, Imam asy-Syafi’i, Imam Ahmad bin Hanbal, dan Dawud azh Zhahiri memilih untuk tarawih dengan 20 rakaat. Pemilihan itu disandarkan pada perilaku sahabat, dimana orang-orang pada masa Umar bin Khattab mengerjakan salat tarawih dengan 20 rakaat.

Sementara itu, orang-orang yang memilih mengerjakan salat tarawih 8 rakaat dan 3 rakaat salat witir bersandar pada sebuah hadits yang berbunyi:

Aisyah menjawab,“Beliau tak menambah pada bulan Ramadhan dan bulan lainnya lebih dari sebelas rakaat: shalat empat rakaat, yang betapa bagus dan lama, lantas shalat empat rakaat, kemudian tiga rakaat. Aku pun pernah bertanya: Wahai Rasulullah, apakah engkau tidur sebelum menunaikan shalat witir? Beliau menjawab: “mataku tidur, tapi hatiku tidak.”

Dari seluruh perbedaan pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa umat Islam boleh memilih untuk mengerjakan salat tarawih 20 rakaat ditambah 3 rakaat salat witir atau 8 rakaat salat tarawih dengan 3 rakaat salat witir.

Salah satunya tidak lebih utama dari yang lainnya karena tidak ada hadits yang menjelaskan secara gamblang mengenai jumlah rakaat salat tarawih.

Untuk mendapatkan informasi ter-uptodate dari Pedoman Tangerang silahkan klik "Google News".***

Editor: Bustamil Arifin


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x