Kultum Ramadhan 2023: Meningkatkan Ketaqwaan dengan Membangun Sikap Jujur dalam Kehidupan

- 11 Maret 2023, 18:30 WIB
Kultum Ramadhan 2023: Meningkatkan Ketaqwaan dengan Membangun Sikap Jujur dalam Kehidupan .
Kultum Ramadhan 2023: Meningkatkan Ketaqwaan dengan Membangun Sikap Jujur dalam Kehidupan . /Pixabay / RiZeLLi.

Pedoman Tangerang - Berikut ini adalah bacaan kultum (kuliah tujuh menit) yang berjudul "Ingin Hasil Ramadhan Berkualitas? Ibda` Binafsika" simak selengkapnya.

Kultum yang berjudul "Ingin Hasil Ramadhan Berkualitas? Ibda` Binafsika".

Beragama itu mudah, semudah menjalankan apa yang telah di syari`atkan dalam Islam dengan baik, wajar dan ikhlas.

Baca Juga: Catat Nih! Inilah 9 Istilah yang Jarang Diketahui Terkait Malam Nisfu Syaban, Memiliki Makna Luar Biasa

Alat ukurnya adalah mengetahui dan memahami ajaran dan nilai agama Islam dengan baik, kemudian diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.

Karena alat ukurnya adalah memahami tuntunan atau perintah Allah Swt dan RasulNya beserta larangan-Nya, sehingga di dalam melaksanakan ibadah sehari-hari seorang Muslim memiliki kejelasan orientasi “mengapa dan untuk apa saya beribadah?”.

Sedangkan ikhlas, alat ukurnya adalah memastikan bahwa sesuatu yang baik dan wajar itu dilakukan dengan senang hati, sepenuh hati dan fokus di dalam berusaha mendapatkan ridha Allah Swt semata.

Semua tindakan ibadah yang dilakukan berdasarkan tuntunan tersebut, pada dasarnya memiliki nilai-nilai luhur yang dapat diimplementasikan ke dalam kehidupan bersosial, berbudaya dan bermasyarakat.

Karena pada dasarnya, kebaikan sekecil apapun akan mendapat pahala kebaikan dari Allah Swt, dan begitu pula sebaliknya.

Al-Qur`an surat ke 99, Az-Zalzalah ayat 7 dan 8 yang berbunyi:

“Barang siapa yang mengerjakan kebaikan seberat zarah pun, niscaya dia akan melihat (balasan) nya. Dan barang siapa yang mengerjakan kejahatan seberat zarah pun, niscaya dia akan melihat (balasan) nya pula.”

Ramadhan mengajarkan kepada umat manusia (khususnya orang yang beriman), tentang pentingnya membangun sikap jujur di dalam kehidupan.

Terminologi “jujur” menjadi kata kunci di dalam menjalankan perintah puasa.

Berikutnya mari kita simak secuil cerita yang penting bagi kita, yakni peristiwa tentang orang yang ingin memeluk agama Islam.

Orang tersebut menyatakan kepada Nabi SAW bahwa dia mempunyai kebiasaan buruk yang sulit ditinggalkannya, yaitu mencuri.

Orang tersebut menyatakan bahwa di samping keinginannya yang begitu kuat untuk memeluk agama Islam, dia masih merasa kesulitan untuk menghindari kebiasaan mencuri tersebut.

Untuk memecahkan persoalan tersebut, Nabi SAW hanya meminta supaya orang itu berjanji untuk tidak berbohong (an laa takdzib).

Janji untuk tidak berbohong tersebut tampaknya begitu merasuk di hati orang tersebut, sehingga sangat berpengaruh dalam kehidupan orang tersebut.

Tatkala hendak mencuri, dia senantiasa teringat janji yang dibuatnya dengan Nabi SAW.

Seandainya dia masih mencuri, kemudian Nabi SAW bertanya ihwal hal tersebut, apa yang harus dijawabnya.

Jika dijawab “tidak”, berarti dia telah berbohong.

Akhirnya “kontrak sosial” atau yang disebut dengan “an laa takdzib” menjadi dasar moral bagi orang tersebut untuk berbuat baik, sehingga memudahkan prosesnya dalam memeluk agama Islam.

Kata kunci “tidak berbohong” dari cerita di atas, pada hakikatnya berimplikasi ke berbagai sektoral kehidupan kita.

Dikatakan demikian, karena sikap tersebut merupakan bentuk pengejawentahan riil dari kata “iman dan taqwa”.

Seseorang yang mampu menahan diri untuk tidak berbohong, berarti dia telah mampu mengendalikan diri dari keputusan tindakan yang merugikan dirinya dan orang lain, meskipun dia tidak mengerti bahwa tindakan tersebut merupakan implikasi dari iman dan taqwanya di hadapan Allah Swt.

Oleh karena itu, ada tiga hal penting yang perlu kita lakukan, agar dalam menjalani kehidupan (khususnya di bulan suci Ramadhan) dapat memberikan keberkahan dari efek kebaikan yang kita lakukan.

Pertama, mulai dari diri sendiri, yaitu memastikan bahwa kebaikan yang telah terencana agar segera direalisasikan.

Sebab, tertundanya niat baik, biasanya akan cenderung membuat kebaikan gagal terealisasi.

Kedua, mulai dari yang kecil dan sederhana, maksudnya tindakan-tindakan seperti menyingkirkan duri di jalan, atau menyegerakan sesuatu yang baik ketika terbersit di hati kita tentang kebaikan.

Ketiga, mulai dari sekarang, yakni menyegerakan diri ikut mengambil bagian menjadi orang pertama yang melakukan kebaikan.

Inilah yang disebut Ibda` Binafsika, mulailah dari diri sendiri.

Semoga di ramadhan tahun ini, kita bisa melakukan hal-hal baik di bulan Ramadhan, mulai dari diri sendiri, mulai dari yang kecil dan sederhana serta mulai dari sekarang.

Semoga!

Demikianlah bacaan kultum (kuliah tujuh menit) yang berjudul "Ingin Hasil Ramadhan Berkualitas? Ibda` Binafsika" oleh Andy Dermawan, jangan lupa share ya.***

Editor: Bustamil Arifin


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x