Kisah Tragis Para Pembunuh Imam Husain di Karbala

- 8 Agustus 2022, 09:00 WIB
Azab yang Menimpa para Pembunuh Husain
Azab yang Menimpa para Pembunuh Husain /facebook/udin/

Pedoman Tangerang - Dikisahkan dalam kitab Bihar al-Anwar karangan Allamah Al-Majlisi sebuah cerita yang terjadi pasca tragedi, Imam Husain di Padang Karbala.

Suatu hari seorang pemuda memasuki sebuah kampung di kota Kufah, Irak. Ia melihat seorang pria tua dengan kondisi mengenaskan.

Tangan dan kakinya putus dan matanya buta. Pria tua itu setiap hari sepanjang waktu di masjid untuk shalat dan berdoa.

Setiap saat pria tua tersebut selalu berdoa dengan deraian air mata dan rintihan yang menyayat hati.

Baca Juga: Ini Asal Usul Yang Sebenarnya Mengenai Bulan Suro

Kagum dengan ketakwaan pria tua tersebut, pemuda yang baru datang ke kota itu langsung mendekati orang tua tersebut dan mendengarkan dia apa yang dipanjatkan olehnya.

Pemuda itu mendengar si kakek tua merintih pilu.

"Ya Allah ampunilah aku, selamatkan aku dari siksa neraka Mu".

Takjub dengan doa si pria tua, lalu pemuda itu berusaha untuk menghiburnya.

Baca Juga: Bacaan Doa dan Dzikir di Hari Asyura, Amalan Dahsyat Dibaca 10 Muharram

"Wahai pria tua, jangan menangis. Allah sudah mengujimu sedemikian berat, insyaa Allah kau akan masuk surga," katanya.

Si pria diam dan berkata dengan suara keras.

"Kau tidak tahu, hei anak muda. Dahulu aku ini adalah salah satu prajurit yang berada di barisan Yazid bin Muawiyah dan Syamir Ibnu Jauzan untuk memerangi Husain bin Ali dan keluarganya.

...Ketika jenazah Husain terpotong-potong, aku melihat sebuah cincin dijari manisnya, sontak setan menghasut ku dengan cincin itu. Aku berusaha namun cincin itu tak bisa lepas dari jari manis Husain. Lantas ku potong jari suci itu dan ku ambil cincinnya," katanya.

Ia melanjutkan,

Baca Juga: Memori 10 Muharam: Imam Husein Terbunuh di Padang Karbala

Lalu aku merasa letih dan muncul disebuah pohon. Tiba-tiba aku bermimpi Husain kecil berada dipangkuan ibunya, Siti Fatimah Az Zahrati Muhammad. Lalu Huain mengadukan perbuatanku padah. Fatimah memandang dengan penuh amarah, ia, ia, 'semoga Allah tangan dan kakimu, membutakan kedua matamu dan melemparkan dirimu ke jurang neraka,' dan saat aku bangun, kedua kaki ku lumpuh, kedua lukaku melumpuhkan, hingga memotong dan membuat mata menjadi buta.

Dari empat doa Fatimah, tinggal satu lagi doa yang belum terkabul. Yaitu doa agar aku dilempar ke jurang neraka. Karena itu tak henti-hentinya aku memohon ampunan pada Allah atas perbuatanku di masa lalu."***

Editor: R. Adi Surya


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x