Perlu kita ketahui, bahwa pemerintah Indonesia menyelenggarakan sidang isbat dengan menggunakan dua metode, yakni hisab dan rukyat.
Pertama, Tim Unifikasi Kalender Hijriah Kemenag akan mempresentasikan hasil hitungan posisi hilal bulan Syawal.
Kemudian, dilanjutkan menurut laporan pengamatan visibilitas hilal atau rukyat dari 99 titik lokasi yang tersebar di seluruh Indonesia.
Selanjutnya, kedua metode tersebut dimusyawarahkan dalam sidang isbat untuk menentukan kapan awal Syawal 1443 H atau Idul Fitri 2022.***