600 Lebih Ulama NU Wafat Selama Pandemi, Gus Muhaimin Ajak Jaga Para Kiai

- 13 Juli 2021, 16:00 WIB
Gus Muhaimin mengajak umat muslim, khususnya kader NU untuk menjaga para ulama dan kiai NU yang selama pandemi ini tercatat sudah ada 600 lebih yang wafat.
Gus Muhaimin mengajak umat muslim, khususnya kader NU untuk menjaga para ulama dan kiai NU yang selama pandemi ini tercatat sudah ada 600 lebih yang wafat. /Foto: Diolah Pedoman Tangerang.

Pedoman Tangerang – Sebanyak 644 Ulama NU wafat selama pandemi. Data tersebut dikeluarkan oleh Tim Panser Nahdlatul Ulama dalam kurun waktu 2020-2021 per Sabtu pekan lalu. Mereka menyatakan jumlah tersebut masih terus bertambah dalam beberapa hari terakhir.

Wakil Ketua DPR RI dari fraksi Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), Abdul Muhaimin Iskandar, merasa terpukul dengan banyaknya ulama dan kiai NU yang wafat selama pandemi melanda Indonesia.

"Baru-baru ini kita banyak kehilangan kiai dan ulama kita. Almagfurlah Kiai Zainuddin Djazuli, almagfurllah Kiai Fuad, Kiai Nawawi Sidogiri, dan para kiai-kiai lainnya yang semua itu adalah motivator, energi, dan sekaligus pengarah perjuangan kita di PKB. Mari kita doakan beliau-beliau semua semoga diterima amal ibadahnya oleh Allah SWT,” kata Muhaimin dalam acara Yasinan, Tahlil Akbar dan doa bersama secara virtual, Senin, 12 Juli 2021 malam.

Baca Juga: Tokoh NU Mbah Din Ploso Wafat, Gus Muhaimin Serukan Salat Gaib & Pasang Bendera Setengah Tiang

Pria yang akrab disapa Gus Muhaimin ini mengajak semua kader PKB untuk bersama-sama menjaga para kiai, terutama mereka yang sudah sepuh agar selamat dari pandemi ini.

"Kepada teman-teman DPC, DPW, anggota DPR, Bupati, Gubernur, Wakil Gubernur, semuanya tolong dijaga kiai masing-masing. Jangan sampai berakibat terlambat darurat mengantisipasi. Contoh misalnya di Bekasi kemarin ada yang akhirnya terlambat dalam penanganann yang padahal sebetulnya bisa ditangani,” tuturnya.

Gus Muhaimin mengingatkan kepada seluruh masyarakat agar menerapkan kultur baru dengan menggunakan cara new normal dan protokol kesehatan yang disiplin.

"Kepada para kiai yang sudah sepuh, saya kira tidak usah dicium tangannya dulu. Salaman di dada saja supaya beliau-beliau kita jaga. Kita cinta beliau, ingin cium beliau, ingin bersalaman dengan beliau, tetapi untuk sementara waktu sebelum pandemi ini berakhir, kita ubah tradisi untuk mengantisipasi,” sarannya.

Baca Juga: Kiai Nawawi Sidogiri Wafat, Gus Jazil: Ulama Sederhana yang Punya Karomah Tinggi

Halaman:

Editor: Alfin Pulungan


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah