Teks Khutbah Jum’at: Menjadikan Bulan Syaban Untuk Meningkatkan Kualitas Ibadah

22 Februari 2024, 12:30 WIB
Teks Khutbah Jum’at: Menjadikan Bulan Syaban Untuk Meningkatkan Kualitas Ibadah /bpkh.go.id

Pedoman Tangerang – Khutbah Jumat adalah salah satu rangkaian yang harus dilakukan dalam melaksanakan sholat jumat. Dan menjadikan pembeda dengan sholat fardhu lainnya.

Khutbah merupakan salah satu bentuk dakwah yang dilakukan oleh seorang khatib dalam shalat Jum’at. Selain itu khutbah memiliki tujuan untuk memberikan pengajaran, nasihat, dan membimbing umat Muslim dalam menjalankan ajaran agama Islam.

Khutbah menjadi media untuk menyampaikan pesan-pesan keagamaan, mengingatkan umat tentang kebaikan, meluruskan pemahaman yang salah, dan memotivasi umat dalam menjalankan perintah Allah SWT.

Penyampaian bacaan khutbah Jumat oleh Khatib memiliki dua bagian yaitu khutbah pertama dan khutbah kedua disertai doa yang dipisahkan dengan duduk.

Baca Juga: Nisfu Syaban 2024 Jatuh Pada Bulan dan Tanggal Berapa? Cek Jadwal Selengkapnya di sini

Berikut teks khutbah Jum’at, Menjadikan Bulan Syaban Untuk Meningkatkan Kualitas Ibadah

Khutbah Pertama

الْحَمْدُ لِلَّهِ وَ الْحَمْدُ لِلَّهِ ثُمَّ الْحَمْدُ لِلَّهِ

 أَشْهَدُ أنْ لا إلَهَ إلا اللهُ وَحْدَهُ لا شَرِيكَ لَهُ وأشهدُ أنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ الَّذِيْ لَانَبِيّ بعدَهُ

 اَللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلَى نَبِيِّنَا مُحَمَّدابن عبد الله وَعَلَى أَلِهِ وَأَصْحَابِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ القِيَامَةِ. أَمَّا بَعْدُ، فَإِنِّي أُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِيْ بِتَقْوَى اللهِ الْقَائِلِ في مُحْكَمِ كِتَابِهِ: وَتَزَوَّدُوا فَإِنَّ خَيْرَ الزَّادِ التَّقْوَى، وَاتَّقُونِ يَا أُولِي الْأَلْبَاب . وَقَالَ: يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ ٱتَّقُوا۟ ٱللَّهَ وَلْتَنظُرْ نَفْسٌ مَّا قَدَّمَتْ لِغَدٍ وَٱتَّقُوا۟ ٱللَّهَ إِنَّ ٱللَّهَ خَبِيرٌۢ بِمَا تَعْمَلُون

Ma’asyiral Muslimin jamaah Jumat yang dirahmati Allah Syukur alhamdulillah mari kita tanamkan dalam hati dan kita ucapkan dengan lisan, sebagai kata kunci pertama atas segala nikmat dan karunia yang Allah swt berikan kepada kita semua, khususnya nikmat iman dan sehat.

Sehingga kita bisa terus istiqamah dalam mengerjakan ibadah wajib satu pekan satu kali ini, yaitu shalat Jumat. Semoga ibadah yang kita lakukan menjadi ibadah yang diterima oleh-Nya.

Shalawat dan salam mari kita haturkan kepada junjungan kita, Nabi Muhammad saw, allahumma shalli ‘ala Muhammad wa ‘ala alihi wa sahbih, yang telah sukses menjalankan visi misi dakwahnya dalam menyebarkan ajaran Islam yang penuh dengan kedamaian dan kasih sayang.

Selanjutnya, sebagai awal dalam memulai khutbah Jumat di atas mimbar yang mulia ini, kami selaku khatib mengajak diri sendiri, keluarga, dan semua jamaah yang turut hadir pada pelaksanaan shalat Jumat ini, untuk terus berusaha meningkatkan ketakwaan kepada Alah swt dengan hakikat takwa yang sesungguhnya, dengan menjalankan semua yang diperintahkan oleh Allah dan menjauhi semua larangan-Nya.

Mari kita kuatkan iman, kita tingkatkan takwa, kita teguhkan akidah, dan kita upayakan istiqamah dalam diri kita untuk mengerjakan ibadah kepada Allah swt, sebab hanya dengan cara inilah kita semua akan menjadi hamba yang selamat, baik di dunia maupun di akhirat. Allah swt berfirman dalam Al-Qur’an:

وَتَزَوَّدُوا فَإِنَّ خَيْرَ الزَّادِ التَّقْوَى وَاتَّقُونِ يَا أُولِي الأَلْبَابِ

Artinya, “Bawalah bekal, karena sesungguhnya sebaik-baik bekal adalah takwa. Dan bertakwalah kepada-Ku wahai orang-orang yang mempunyai akal sehat.” (QS Al-Baqarah [2]: 197).

Baca Juga: Contoh Teks Khutbah Jumat : Sambut Sya'ban dengan Syukur, Istighfar Dan Kesiapan Jemput Ramadhan

Ma’asyiral Muslimin rahimukumullah,

Kita harus menyadari bahwa kita adalah makhluk lemah dan bukan siapa-siapa tanpa pertolongan dan perlindungan Allah swt. Yang menjadikan kita siapa-siapa dan memiliki status kemuliaan lebih dari yang lain di sisi Allah adalah ketakwaan kita.

Oleh sebab itu kita harus terus berpacu meningkatkan dan menguatkan ketakwaan kepada Allah dengan menjalankan segala perintahNya dan menjauhi segala larangan-Nya. Dengan takwa, kita dapat memperbaiki hubungan dengan Allah swt dan juga dengan sesama manusia.

Takwa adalah kunci untuk mendapatkan ampunan Allah dan juga surga yang luasnya seluas langit dan bumi. Takwa mampu menjadi pemicu peningkatan kualitas dan kuantitas ibadah kita sebagai tugas utama kita di dunia ini.

وَمَا خَلَقْتُ الْجِنَّ وَالْاِنْسَ اِلَّا لِيَعْبُدُوْنِ

Artinya: “Tidaklah Aku menciptakan jin dan manusia kecuali untuk beribadah kepada-Ku.” (QS Ad-Dzariyat: 56).

Upaya peningkatan kualitas dan kuantitas ibadah dilakukan bisa dilakukan maksimal dengan memanfaatkan momentum-momentum istimewa yang ada di setiap waktu dalam perjalanan hidup kita. Di antaranya adalah dengan memanfaatkan waktu-waktu spesial dan penuh keberkahan seperti yang ada pada bulan Syaban ini yakni Nisfu Syaban.

Oleh karena itu, jamaah Jumat rahimakumullah, Pada kesempatan khutbah kali ini, khatib mengajak kita semua untuk menjadikan Nisfu Syaban sebagai momentum peningkatan kualitas dan kuantitas ibadah karena Nisfu Syaban adalah waktu yang istimewa.

Keistimewaan ini banyak disebutkan dalam hadits Rasulullah saw di antaranya dalam sebuah hadits yang diriwayatkan Ibnu Majah:

إِذَا كَانَتْ لَيْلَةُ النِّصْفِ مِنْ شَعْبَانَ فَقُومُوا لَيْلَهَا وَصُومُوا يَوْمَهَا، فَإِنَّ اللهَ تَبَارَكَ وَتَعَالَى يَنْزِلُ فِيهَا لِغُرُوبِ الشَّمْسِ إِلَى السَّمَاء الدُّنْيَا، فَيَقُولُ: أَلَا مِنْ مُسْتَغْفِرٍ فَأَغْفِرَ لَهُ، أَلَا مِنْ مُسْتَرْزِقٍ فَأَرْزُقَهُ، أَلَا مِنْ مُبْتَلَى فَأُعَافِيَهُ، أَلَا كَذَا أَلَا كَذَا حَتَّى يَطَّلِعَ الْفَجْرَ

Artinya: “Ketika malam Nisfu Syaban tiba, maka beribadahlah di malam harinya dan puasalah di siang harinya. Sebab, sungguh (rahmat) Allah turun ke langit dunia saat tenggelamnya matahari. Kemudian Dia berfirman, ‘Ingatlah orang yang memohon ampunan kepada-Ku maka Aku ampuni, ingatlah orang yang meminta rezeki kepada-Ku maka Aku beri rezeki, ingatlah orang yang meminta kesehatan kepada-Ku maka Aku beri kesehatan, ingatlah begini, ingatlah begini, hingga fajar tiba.’”

Baca Juga: Teks Khutbah Jum’at: Menjadi Pemimpin Yang Amanah Menurut Allah Dan Rasul-Nya

Hadits ini menjadi contoh nyata dari Rasulullah saw bagi umat Islam untuk menguatkan hubungan dengan Allah melalui ibadah di malam dan siang hari pada Nisfu Syaban.

Sebagai umatnya, tentu menjadi kewajiban untuk meneladani dan menjalankan segala sunah yang telah dilakukan oleh Nabi. Bukan hanya dari segi jumlah ibadah yang dilakukan, namun juga penting untuk menjaga kualitas dari ibadah yang dilakukan.

Untuk menjadikan ibadah kita berkualitas dan berkuantitas khususnya pada bulan Syaban ini, ada beberapa upaya yang bisa kita lakukan. Di antaranya adalah dengan meningkatkan kesadaran dan kecintaan terhadap Allah swt.

Jika kita bisa tanamkan ini dalam hati kita, maka kita akan menyadari bahwa menjalankan amal ibadah bukanlah sekadar menggugurkan kewajiban. Namun lebih dari itu menjadi sebuah kebutuhan. Dengan rasa cinta ini, maka dalam menjalankan ibadah, kita bisa melakukannya dengan tulus dan ikhlas karena Allah. Hal ini selaras dengan sebuah ayat Al-Qur’an surat Al-An’am 162 dan 163:

قُلْ اِنَّ صَلَاتِيْ وَنُسُكِيْ وَمَحْيَايَ وَمَمَاتِيْ لِلّٰهِ رَبِّ الْعٰلَمِيْنَۙ. لَا شَرِيْكَ لَهٗۚ وَبِذٰلِكَ اُمِرْتُ وَاَنَا۠ اَوَّلُ الْمُسْلِمِيْنَ

Artinya: Katakanlah (Nabi Muhammad), “Sesungguhnya shalatku, ibadahku, hidupku, dan matiku hanyalah untuk Allah, Tuhan semesta alam. Tidak ada sekutu bagi-Nya. Itulah yang diperintahkan kepadaku. Aku adalah orang yang pertama dalam kelompok orang muslim.”

Baca Juga: Teks Khutbah Jumat 15 Februari 2024: Menjaga Ukhuwah Ditengah Perbedaan Pilihan

Jamaah Jumat rahimakumullah

Nisfu Syaban juga bisa kita gunakan untuk memperdalam pemahaman dan pengetahuan tentang agama yang pada muaranya akan menghasilkan ibadah yang berkualitas. Selain mampu menjadikan ibadah berkualitas, dengan ilmu yang dihasilkan dari memperdalam pemahaman juga akan mengangkat derajat kita.

Tentu akan berbeda kualitas ahli ibadah yang berilmu dengan ahli ibadah yang tak berilmu. Sampai-sampai Rasulullah menggambarkan bahwa orang yang suka mencari ilmu dibandingkan dengan yang ahli beribadah adalah seperti keutamaan bulan di malam purnama atas semua bintang-bintang lainnya. Hal ini tersebut dalam hadits riwayat Imam Tirmidzi:

وقال صلى الله عليه وسلم فَضْلُ العَالِمِ عَلىَ العَابِدِ كَفَضْلِ القَمَرِ لَيْلَةَ البَدْرِ عَلىَ سَائِرِ الكَوَاكِبِ

Artinya: Rasulullah saw bersabda: “Keutamaan orang yang berilmu (yang mengamalkan ilmunya) atas orang yang ahli ibadah adalah seperti utamanya bulan di malam purnama atas semua bintang-bintang lainnya.”

Selain asupan rohani berupa ilmu dan dan mempersiapkan mental kita, momentum Nisfu Syaban juga bisa kita jadikan sarana untuk mempersiapkan fisik untuk menghadapi bulan Ramadan. Kita harus memastikan kesehatan fisik benar-benar prima untuk memastikan ibadah dapat dilakukan dengan maksimal pula di bulan suci Ramadan.

Bulan Syaban dalam bahasa Arab berasal dari kata syi’ab yang artinya jalan di atas gunung. Makna ini menggambarkan bagaimana kita menyiapkan fisik kita untuk mendaki jalan terjal menuju Ramadan.

Tentunya butuh latihan dan persiapan fisik serta mental yang kuat jika kita ingin sampai pada puncak Ramadan. Latihan fisik bisa kita lakukan dengan mulai melatih diri berpuasa di bulan Sya’ban untuk membiasakan diri sehingga nantinya pada bulan Ramadhan kita sudah terbiasa berpuasa selama 1 bulan penuh.

Baca Juga: Teks Khutbah Jum’at: Hikmah dan Makna Isra Miraj

Jamaah Jumat rahimakumullah

Dari semua itu, penting pula untuk menata niat kita dengan baik dalam menjalankan semua ibadah ini. Niat menjadi fondasi awal yang akan menentukan kualitas ibadah yang kita lakukan. Sebanyak apapun ibadah yang dilakukan, jika memiliki niat yang salah seperti karena harapan kepada manusia, maka semua itu akan sia-sia. Semua ibadah harus lillahi ta’ala (karena Allah swt).

Diibaratkan, ibadah yang kita lakukan adalah angka 0 (nol). Sebanyak apapun angka 0 (nol) berderet tetap tidak ada nilainya jika tidak ada angka selain 0 (nol) di depan deretan itu. Angka 0 (nol) yang ada akan bernilai ketika angka 1 kita letakkan di depan deretan 0 (nol). Jadi, ibadah kita akan bernilai dan bermakna jika semua itu kita awali dengan niat yang baik dan benar.

Jamaah Jumat rahimakumullah

Semoga pada momentum Syaban ini kita akan mampu meningkatkan kualitas dan kuantitas ibadah dan semoga ibadah kita akan diterima oleh Allah swt.

أللهمَّ سَلِّمْنِي لِرَمَضَانَ، وَسَلِّمْ رَمَضَانَ لِي، وَتَسَلَّمْهُ مِنِّي مُتَقَبَّلًا

Artinya, “Ya Allah, sampaikan aku kepada bulan Ramadan dengan selamat. Sampaikanlah Ramadan kepadaku dan terimalah amal-amalku di bulan Ramadhan. Amin.”

Demikianlah khutbah singkat pada hari ini, semoga kita selalu dalam lindungan Allah SWT, amin.

بَارَكَ اللهُ لِيْ وَلَكُمْ فِيْ هَذَا الْيَوْمِ الْكَرِيْمِ، وَنَفَعَنِيْ وَاِيَاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ الصَّلَاةِ وَالصَّدَقَةِ وَتِلَاوَةِ الْقُرْاَنِ وَجَمِيْعِ الطَّاعَاتِ، وَتَقَبَّلَ مِنِّيْ وَمِنْكُمْ جَمِيْعَ أَعْمَالِنَا إِنَّهُ هُوَ الْحَكِيْمُ الْعَلِيْمُ، أَقُوْلُ قَوْلِيْ هَذَا وَأَسْتَغْفِرُ اللهَ لِيْ وَلَكُمْ، فَاسْتَغْفِرُوْهُ، اِنَّهُ هُوَ الْغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ

 Khutbah Kedua

اَلْحَمْدُلِلّهِ حَمْدًاكَثِيْرًاكَمَااَمَرَ. وَاَشْهَدُاَنْ لاَاِلهَ اِلاَّللهُ وَحْدَه لاَشَرِيْكَ لَهُ. اِرْغَامًالِمَنْ جَحَدَبِهِ وَكَفَرَ. وَاَشْهَدُاَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ سَيِّدُاْلاِنْسِ وَالْبَشَرِ. اَللّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلىَ مُحَمَّدٍ وَعَلىَ اَلِهِ وَصَحْبِهِ مَااتَّصَلَتْ عَيْنٌ بِنَظَرٍ وَاُذُنٌ بِخَبَرٍ

اَمَّا بَعْدُ : فَيَااَ يُّهَاالنَّاسُ !! اِتَّقُوااللهَ تَعَالىَ. وَذَرُوالْفَوَاحِشَ مَاظَهَرَوَمَابَطَنْ. وَحَافِظُوْاعَلىَ الطَّاعَةِ وَحُضُوْرِ الْجُمْعَةِ وَالْجَمَاعَةِ.

Hadirin yang dirahmati Allah,

Komitmen takwa kepada Allah SWT hanyalah diberikan oleh Allah kepada orang-orang yang beriman.

Hal ini menunjukkan kepada kita bahwa perilaku takwa akan mudah kita raih kalau kita memiliki keimanan yang kuat kepada Allah SWT.

Ketakwaan kepada Allah SWT merupakan bagian dari konsekuensi dari keimanan kita kepada-Nya. Iman tanpa diiringi perilaku takwa, yaitu berupa ihsan, maka sesungguhnya keimanan tersebut tidak sempurna adanya.

Oleh karena itu, marilah terus kita pelihara dan perkuat iman kita, dan selanjutnya diwujudkan dengan ketakwaan kita yang semaksimal mungkin, sesuai batas kemampuan yang kita miliki.

Akhirnya, marilah kita berdo’a kepada Allah SWT, dengan penuh ketundukkan dan kekhusyu’an hati, agar kita senantiasa mendapatkan ampunan, hidayah dan bimbingan-Nya.

الْحَمْدُ لِلَّهِ الَّذِي لَهُ مَا فِي السَّمَاوَاتِ وَمَا فِي الْأَرْضِ وَلَهُ الْحَمْدُ فِي الْآخِرَةِ وَهُوَ الْحَكِيمُ الْخَبِيرُ اللهم صل وسلم على محمد وعلى آله محمد كما صليت وسلمت على إبراهيم وعلى آله إبراهيم فى العالمين إنك حميد مجيد.

اَللّهُمَّ اغْفِرْلِلْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ وَالْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ اْلاَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَاْلاَمْوَاتِ بِرَحْمَتِكَ يَاوَاهِبَ الْعَطِيَّاتِ.

اللَّهُمَّ اجْعَلْ جَمْعَنَا هَذَا جَمْعًا مَرْحُوْمًا، وَاجْعَلْ تَفَرُّقَنَا مِنْ بَعْدِهِ تَفَرُّقًا مَعْصُوْمًا، وَلا تَدَعْ فِيْنَا وَلا مَعَنَا شَقِيًّا وَلا مَحْرُوْمًا.

اللَّهُمَّ إِنَّا نَسْأَلُكَ الْهُدَى وَالتُّقَى وَالعَفَافَ وَالغِنَى

رَبَّنَااَتِنَافِى الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِى اْلاَخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ

عِبَادَالله اِنَّ اللهَ يَأْمُرُبِالْعَدْلِ وَاْلاِحْسَانِ وَاِيْتَاءِذِى الْقُرْبَى وَيَنْهَى عَنِ الْفَحْشَاءِ وَالْمُنْكَرِ وَالْبَغْىِ يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ فَاذْكُرُوااللهَ الْعَظِيْمِ يذكركم وَاشْكُرُوهُ عَلىَ نِعَمِهِ يَزِدْكُمْ. وَلَذِكْرُاللهِ اَكْبَرُ

Demikian teks khutbah jumat, Menjadikan Bulan Syaban Untuk Meningkatkan Kualitas Ibadah.***

Editor: Abdul Majid

Tags

Terkini

Terpopuler