Muktamar NU Lampung, Said Aqil Siradj: Nasionalisme & Agama 2 Kutub yang Saling Menguatkan

22 Desember 2021, 12:25 WIB
Ketua Umum PBNU Said Aqil Siradj saat menyampaikan pidato pembukaan Muktamar Lampung di Ponpes Darussa'adah, Lampung Tengah, Rabu, 22 Desember 2021. /Alfin Pulungan/YouTube TVNU

Pedoman Tangerang - Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Said Aqil Siradj mengatakan nasionalisme dan agama merupakan dua kutub yang saling menguatkan.

Hal itu dia sampaikan saat pembukaan Muktamar NU Lampung di Pondok Pesantren Darussa'adah, Gunung Sugih, Lampung Tengah, Rabu, 22 Desember 2021.

"Nasionalisme dan Agama adalah dua kutub yang saling menguatkan. Keduanya jangan dipertentangkan. Demikianlah
pusaka wasiat dari Hadratussyaikh Kyai Hasyim Asy’ari yang diamini dan disuarakan ribuan ulama Pesantren," kata Said.

Keyakinan itu menurut dia yang mengantarkan NU dan pesantren tetap konsisten menjaga NKRI. Hanya dengan bersetia kepada konstitusi, kata Said, tatanan berbangsa dapat terselenggara dengan baik.

Baca Juga: Muktamar ke-34 Resmi Dibuka, Presiden Jokowi Pukul Rebana

Said menambahkan, dengan sikap yang loyal terhadap NKRI, NU memposisikan diri sebagai organisasi Islam yang siap menjaga keutuhan negara dari rongrongan kelompok-kelompok Islam garis keras, seperti Hizbut Tahrir Indonesia dan Front Pembela Islam.

"Mereka yang tidak paham sikap tegas NU atas HTI maupun FPI barangkali memang belum mengerti betapa berat amanah memoderasi kutub-kutub ekstrim
di negeri ini," jelasnya.

Menurut Said, menggandeng nasionalisme dan agama merupakan bentuk sikap tawasut. Sikap ini pula yang menjadi kekuatan NU sejak awal berdiri.

"Kita mengerti bahwa ujian atas sikap tawasuth, ujian memoderasi polarisasi dua kutub ekstrim, memang sudah khas NU sejak awal mula pendiriannya," kata dia.

Baca Juga: Muktamar NU ke-34, Yahya Cholil Staquf Borong 447 Suara PWNU dan PCNU

Di Timur Tengah, Said menjelaskan, tak banyak dijumpai ulama yang nasionalis,
sebagaimana sangat jarang ditemukan kaum nasionalis yang
sekaligus ulama.

Akibatnya, nasionalisme dan agama seringkali bertentangan yang berujung timbulnya konflik-konflik sektarian.

"Apa yang kita saksikan di Palestina, Myanmar, Rohingya, Israel, Somalia, Suriah, Yaman, hingga Afghanistan adalah rangkaian ketidaktuntasan menjawab tantangan zaman," ujar pria yang kini mencalonkan kembali sebagai Ketua Umum PBNU itu.

Said mengklaim pengalaman dia selama belasan tahun hidup di tanah Arab membuat dirinya paham arti penting NU untuk Indonesia dan dunia. Salah satu hal menjadi sorotan adalah, di jazirah Arab, sedari awal agama tidak menjadi unsur aktif dalam mengisi makna nasionalisme.

Baca Juga: Presiden Joko Widodo Hadir di Lokasi Muktamar NU ke-34

"Bila Anda membaca sejarah dan naskah konstitusi negara-negara Arab, Anda akan segera tahu betapa mahal dan berharga naskah Pembukaan UUD 1945 yang kita punya," kata Said.

Muktamar NU Lampung berlangsung selama tiga hari terhitung 22-24 Desember 2021. Ada beberapa agenda yang akan diselenggarakan dalam Muktamar ke-34 ini, di antaranya adalah Bahtsul Masail atau pembahasan isu-isu aktual ditinjau dari segi hukum Islam menurut pandangan NU.

Agenda ini akan dilaksanakan Kamis, 23 Desember 2021 di Pondok Pesantren Darussa'adah. Adapun pemilihan komisi sidang yang akan bertugas dalam Bahtsul Masail ditetapkan malam ini.

Baca Juga: Pemerintah Jamin Perlindungan Kebebasan Beragama

Agenda berikutnya adalah pemilihan Ahlul Halli Wal Aqdi (AHWA) atau institusi yang berfungsi sebagai badan legislatif NU yang dibentuk untuk keperluan khusus. Kegiatan ini dilaksanakan pada Kamis, 24 Desember 2021.

Di hari itu pula menjadi puncak dari Muktamar NU Lampung. Usai pemilihan AHWA, PBNU akan melaksanakan pemilihan Rais Aam dan Ketua Umum. Ada dua calon yang kini digadang-gadang menjadi ketua umum, yakni Said Aqil Siradj dan Yahya Cholil Staquf.***

Editor: Muhammad Alfin

Tags

Terkini

Terpopuler