Viral, Seorang Mahasiswa Jual Ginjal Demi Bangun Jembatan di Kampungnya

- 10 Mei 2022, 21:46 WIB
Viral, Seorang Mahasiswa Jual Ginjal Demi Bangun Jembatan di Kampungnya
Viral, Seorang Mahasiswa Jual Ginjal Demi Bangun Jembatan di Kampungnya /Facebook Alin Panglima

Pedoman Tangerang - Baru-baru ini jagat media sosial kembali heboh dengan aksi seorang mahasiswa yang ingi menjual ginjal demi membangun jembatan.

Aksinya pun viral dan mendapatkan perhatian dari para netizen.

Diketahui sosok tersebut ialah Alin Pangalima. Ia diketahui warga Desa Goyo, Kecamatan Bolangitang Barat, Kabupaten Bolmut, Sulut.

Alin mempromosikan ginjalnya melalui akun Facebook yang diunggah pada 6 Mei 2022.

Dalam postingan yang ia bagikan dirinya menulis kalimat "Saya mau jual ginjal untuk pembangunan Jembatan Goyo. Save Goyo!".

Bahkan dalam postingan lain Alin menjelaskan mengapa dirinya nekat menjual organ ginjalnya.

Baca Juga: Link Video Chika 20Jt Part 1 dan 2 Diburu, Warganet Ramai Mendownloadnya!

Isi postingan Lain Panglima yang membuatnya ingin menjual ginjalnya.
Isi postingan Lain Panglima yang membuatnya ingin menjual ginjalnya. Tangkapan Layar Facebook

Pertama, ketika banjir dan sungai meluap, akses penghubung antara Ollot dan Goyo sangat membahayakan.

Kedua, biaya yang harus dikeluarkan untuk menyeberangi sungai memakai rakit Rp3000 sekali lewat. Bayangkan warga berapa kali lewat dalam sebulan.
Apalagi masyarakat Bolangitang dan sekitarnya ada juga yang berkebun di seberang sungai, maka bisa dipastikan biaya yang mereka keluarkan 6.000 rupiah per hari, yang jika rutin ke kebun dan dijumlahkan dalam sebulan menelan biaya yang cukup untuk membeli beras untuk dimakan sepekan. Jumlahkan saja berapa totalnya.
Belum lagi jika sungai sedang banjir dan air meluap bagaikan janji Pemda, biayanya jadi berlipat ganda, 10.000 rupiah sekali lewat, dengan risiko yang cukup tinggi.

Baca Juga: Link Download 8 Foto dan Video Satine Zaneta No Sensor yang Viral di Tiktok dan Twitter

Ketiga, banyaknya kecelakaan ketika melewati sungai saat sedang hujan maupun tidak menjadikan jembatan memang layak diperjuangkan. Saya pun menyaksikan sendiri betapa kejadian kecelakaan itu terjadi di depan mata. Mungkin bisa ditanyakan kepada yang bertugas menyeberangkan kendaraan, berapa korban yang sudah "tabulengkar" di situ.

Keempat, karena jembatan yang hampir dimuseumkan itu, menjadikan Goyo menjadi lebih tertinggal daripada dusun lainnya. Saya kadang iri dengan Pangkusa yang meski di pedalaman dan sulit jaringan, tapi ada jembatannya. Indah pula.

Sementara itu di berbagai pemberitaan Bupati Bolaang Mongondow Utara (Bomut) Depri Pontoh menyatakan bahwa Pemda sudah berusaha untuk bisa mendapatkan anggaran untuk pembangunan jembatan Goyo namun kondisi keuangan negara lagi menghadapi pandemi.

“coba dihitung di Dinas PUPR pembangunan jembatan Goyo itu ada sekitar 40 sampai 45 miliar. Kalau dibangun dengan Dana Alokasi Umum (DAU) atau dari APBD, habis dana daerah. Tidak cukup.” Kata Bupati.***

Editor: Bustamil Arifin


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah