Para ulama Turki melalui Lembaga Presidensi Urusan Keagamaan Turki (Diyanet) juga turut berkomentar soal Ka'bah virtual tersebut.
Diyanet menegaskan bahwa membuat VR Masjidil Haram tidak berarti ibadah haji bisa dilakukan secara virtual, sebab kaum Muslim harus menyentuh Hajar Aswad dan berdiri di tanah suci secara langsung.
Baca Juga: Bikin Lola Diara Ketar-Ketir! Rentetan Sikap Aslinya Siap Diledakkan oleh Sahabat Mommy ASF
Ibadah haji (via Metaverse) tak mungkin terjadi kata Renzi Bircan selaku ketua Diyanet bidang Haji dan Umrah seperti dikutip dari Hurriyet Daily News.
"Para kaum mukmin bisa membayar untuk kunjungan ke Ka'bah di metaverse, tetapi ini tak bisa dianggap sebagai ibadah sesungguhnya," kata Remzi.***