Syekh Siti Jenar, Wali Allah Yang Berasal dari Seekor Cacing?

- 15 Juli 2022, 09:30 WIB
Cuplikan film Syekh Siti Jenar
Cuplikan film Syekh Siti Jenar /Tangkap layar Youtube Padepokan Sugaluh

Pedoman Tangerang - Nama Syekh Siti Jenar dalam sejarah dan budaya Islam di Nusantara bukan lagi nama yang asing.

Beberapa kaum Muslim Nusantara menganggap sosoknya sebagai pribadi yang penuh tanda tanya, kontroversial namun menarik untuk diikuti rekam hidupnya.

Nama aslinya adalah Sayyid Hasan Ali Husein, kemudian mendapat julukan Syekh Siti Jenar, Syekh Lemah Brit atau Syekh Lemah Abang. Lahir pada tahun 829 H/1426 M.

Ada orang yang memujanya bak wali, ada yang menganggapnya telah murtad, dan ada pula yang menganggap bahwa beliau adalah pemuka Islam Abangan.

Baca Juga: Kumpulan Nama Bayi Laki-laki Islami dengan Awalan B

Selain sosok yang misterius, banyak kitab-kitab menggambarkan Syekh Siti Jenar sebagai sosok yang aneh bin ajaib. 

Salah satunya adalah menyebut bahwa Syekh Siti Jenar adalah seekor cacing yang berubah menjadi manusia berkat karomah Kanjeng Sunan Bonang.

Menurut buku Biografi Lengkap Syekh Siti Jenar, karangan Sartono Hadisuwarno, terdapat sebuah naskah yang mengisahkan asal usul Syekh Siti Jenar sebagai jelmaan cacing.

Baca Juga: Biografi KH. Sholeh Darat: Guru Spiritual KH. Hasyim Asy’ari, KH. Ahmad Dahlan, Hingga Raden Ajeng Kartini

Salah satu sumber klasik yang mengatakan bahwa Syekh Siti Jenar merupakan jelmaan cacing terdapat dalam Babad Demak dan Babad Tanah Jawa.

Dalam satu kisah, digambarkan bahwa Sunan Kalijaga telah sukses menyerap semua ilmu agama dari Sunan Bonang. 

Merasa muridnya sudah matang, maka Sunan Bonang ingin menjabarkan ilmu sejati yaitu ma'rifatullah.

Agar tak didengar orang lain, Sunan Bonang akan mengajarkan ilmu kepada Sunan Kalijaga di atas perahu.

Baca Juga: Inflasi AS Melonjak Lagi di Bulan Juni, Meningkatkan Risiko Bagi Perekonomian

Namun saat hendak naik perahu, perahu tersebut agak bocor. 

Sunan Kalijaga lalu menambal lubang di perahu itu dengan tanah liat (tanah merah).

Di tanah itu ternyata ada seekor cacing. Selama proses belajar mengajar antara Sunan Bonang dan Sunan Kalijaga, seekor cacing tersebut mendengarkan ilmu-ilmu kesempurnaan dari Sunan Bonang.

Akhirnya sang cacing menjadi bijaksana dan menjelma sebagai manusia. Sunan Bonang lalu membimbingnya dan menamainya Syekh Lemah Abang. 

Baca Juga: Potensi Resesi Ekonomi, Sri Mulyani: Indonesia Terancam Ikuti Jejak Sri Lanka

Lemah Abang berarti tanah merah (lemah= tanah, abang= merah)

Namun hal ini dibantah oleh beberapa ahli termasuk Hadisuwarno. Ia mengatakan bahwa tafsiran cacing adalah rakyat jelata, bukan cacing secara harfiah.

“Wondene kacariyos yen Lemahbang punika asal saking cacing, punika ded, sajatosipun inggih pancen manungsa darah alit kemawon, griya ing Dhusun Lemahban,” tuturnya. Maknanya, "Syekh Siti Jenar sebenarnya adalah seorang manusia (rakyat jelata) yang rumahnya di Dusun Lemahbang".

Dengan demikian beberapa anggapan yang mengatakan bahwa Syekh Siti Jenar adalah jelmaan cacing, isu itu hanya fitnah semata yang ingin menjatuhkan nama Syekh Siti Jenar.

Sebab pada masa itu Siti Jenar adalah simbol pemberontakan terhadap Kesultanan Demak.

Ia dan muridnya, Ki Ageng Kebo Kenongo di wilayah Pengging, tak mau taat dengan kepemimpinan Raden Patah dan Walisongo.

Mereka menyebarkan aliran agama sesuai dengan penafsiran mereka dan mendapat banyak pengikut.

Ini yang membuat Raden Patah Marah dan memerintahkan agar Syekh Siti Jenar dan muridnya, Ki Ageng Kebo Kenongo dihukum pancung.***

 

Editor: R. Adi Surya


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x