Inovasi di Masa Pandemi, Azizah Ma'aruf Ajak Guru Buat Ruang Imajinasi dengan Cerita Islami

- 16 Juli 2021, 10:00 WIB
Puteri Wakil Presiden Ma'aruf Amin, Siti Nur Azizah Ma'ruf mendorong perlunya perluasan ruang cerita Islami bagi anak untuk mengembangkan dunia imajinasi.
Puteri Wakil Presiden Ma'aruf Amin, Siti Nur Azizah Ma'ruf mendorong perlunya perluasan ruang cerita Islami bagi anak untuk mengembangkan dunia imajinasi. /Foto: Dok. pribadi.

Pedoman Tangerang - Pandemi di Indonesia yang berlangsung hampir dua tahun, ditambah penerapan PPKM Darurat berdampak serius terhadap terhadap kualitas pembelajaran siswa.

Di masa ini, guru dituntut memiliki metode khusus dalam mengajar agar para siswa dalam keterbatasan tersebut tetap bisa berkembang kemampuannya. Salah satu cara yang bisa dipilih adalah dengan mengembangkan pendekatan bercerita dalam menyampaikan bahan ajarnya.

Demikian disampaikan Siti Nur Azizah Ma’ruf dalam acara Bimtek Cerita Islami yang digelar oleh Kantor Kementerian Agama Kabupaten Lumajang Provinsi Jawa Timur, dua hari lalu.

Menurut Azizah, guru bukan hanya dituntut pandai beradaptasi dengan teknologi, namun juga harus mumpuni dalam hal metode mengajar yang terus diperbaharui agar sesuai dengan kondisi belajar siswa pada masa pandemi.

Baca Juga: Kisah Likas Tarigan, Perempuan Tangguh Dari Tanah Karo

Guru harus bisa bercerita secara menarik, minimal secara lisan, akan lebih baik lagi secara tulisan. Karya cerita dalam bentuk tulisan ini akan menjadi penda kemajuan jaman.

“Disaat para siswa tersandera belajar di rumah dan tidak boleh kemana-mana, maka waktunya kita menjemputnya mimpinya dengan cerita-cerita inspiratif menuju ruang imajinasi yang luasnya tiada tara. Pun dengan adanya genre cerita Islami (ceris), kita berkesempatan membantu mereka mempersiapkan masa depannya secara optimis dan gemilang”, katanya.

Puteri Wakil Presiden KH Ma'ruf Amin ini menekankan pentingnya merawat imajinasi anak dengan mengutip kata-kata Albert Einstein yang masyhur, “Imagination more important than knowledge”, Imajinasi itu lebih penting dari pengetahuan.

Ia menjelaskan, imajinasi tidak dibatasi ruang fisik, ia lebih luas bahkan mungkin tak terbatas. Bila pengetahuan hanya melangkah, maka imajinasi mengajak kita melompat jauh ke depan. Karenanya merusak imajinasi anak dapat disamakan dengan upaya merusak masa depan bangsa.

Halaman:

Editor: Alfin Pulungan


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah