Singapura Cukup Menantang, Tapi Sia-Sia Berhadapan dengan Indonesia

26 Desember 2021, 13:10 WIB
Pemain Indonesia Egy Maulana (tengah) mencetak gol keempat pada menit ke-105 untuk memastikan kemenangan. /Desmond Wee/The Straits Times

Pedoman Tangerang - Dengan hanya delapan orang, The Lions menunjukkan cara bermain yang menantang, tetapi akhirnya terbukti sia-sia karena Indonesia menang 4-2 dari Singapura.

Kemenangan Indonesia atas Singapura itu terjadi setelah perpanjangan waktu di leg kedua semifinal Piala Suzuki AFF untuk menang agregat 5-3 dan maju ke final keenam.

Indonesia akan bermain melawan Thailand atau Vietnam dalam perburuan mereka untuk Kejuaraan Federasi Sepak Bola Asean yang pertama.

Pelatih Indonesia dan Vietnam, Shin Tae-yong dan Park Hang-seo, sebelumnya menyatakan bahwa tingkat wasit tidak sesuai dengan pertandingan sepenting semifinal.

Baca Juga: Cetak Satu Gol dan Assist, Inilah Biodata Egy Maulana Vikri

Hal itu memungkinkan penggunaan Video Assistant Referee (VAR) untuk edisi mendatang.

Pelatih Singapura Tatsuma Yoshida pasti akan setuju setelah melihat sejumlah keputusan melawan timnya dalam mantra gila 15 menit di akhir babak pertama, dan kemudian menjelang akhir 90 menit di depan 9.982 penggemar di Stadion Nasional.

Indonesia memimpin 1-0 berkat gol pembuka Ezra Walian pada menit ke-11, setelah pertahanan tuan rumah tidak mampu mengatasi umpan Ramai Rumakiek yang memungkinkan Witan Sulaeman memberikan assist.

Pada menit ke-36, Safuwan Baharudin mendapat kartu kuning meski melakukan tekel bersih terhadap Witan.

Baca Juga: Thariq Ungkap Hubungannya Bersama Fuji Saat di Bandara, Sudah Jadian?

Lima menit kemudian, Amy Recha tampak dihalangi oleh Rachmat Irianto. Tetapi wasit, Oman Qasim Matar Ali Al Hatmi, tetap bergeming.

Permainan The Lions semakin buruk setelah Safuwan menerima kartu kuning kedua setelah bentrok dengan Rizky Ridho. Itu terjadi sebelum tendangan bebas dilakukan di babak pertama pada tambahan waktu.

Setelah itu, Shahdan Sulaiman menyusul untuk menyamakan kedudukan dengan gol internasional pertamanya pada penampilan keenamnnya

Semuanya terancam emosi di babak pertama ketika ofisial pertandingan dicemooh di luar lapangan dan kedua pelatih Shin dan Yoshida berhadapan di pinggir lapangan. Drama berlanjut di babak kedua.

Baca Juga: Indonesia Hajar Singapura, dan Melaju Ke Babak Final Piala AFF 2021

Rizky membentur mistar pada menit pertama dan Yoshida menunjukkan tangannya dengan memasukkan Ikhsan Fandi, Faris Ramli dan Shawal, beralih dari 5-4-1 menjadi 4-4-1.

Tujuh menit kemudian, Singapura turun menjadi sembilan orang setelah Irfan Fandi menerima perintah berbaris untuk membundel Irfan Jaya sebagai orang terakhir.

Indonesia melakukan 18 pelanggaran hingga menit ke-83 tanpa mendapatkan satu kartu kuning pun.

Salah satunya terjadi pada menit ke-74, dan Shahdan kembali melangkahkan kakinya untuk membuat keindahan melampaui Nadeo.

Baca Juga: Imbang 1-1 Lawan Singapura, Shin Tae Young Beberkan Alasan Hasil Kurang Maksimal Dari Timnas Indonesia

Terlepas dari kerugian numerik mereka, Singapura terus mempertahankan hidup mereka. Hassan Sunny menghasilkan banyak penyelamatan papan atas untuk menjaga timnya dalam pertandingan.

Dia melakukannya lagi melawan Witan pada menit ke-87, tetapi tidak berdaya untuk mencegah Pratama Arhan mengubah skor menjadi 2-2. Tayangan ulang menunjukkan bahwa bek itu sedikit offside.

Dua menit kemudian, Pratama menjatuhkan Shawal di dalam kotak, tapi Nadeo menukik dengan benar ke kiri untuk menangkis penalti Faris saat terjadi pertengkaran antara fans Singapura dan bangku cadangan Indonesia di tribun.

Egy Maulana mencetak gol keempat pada menit ke-105 untuk memastikan kemenangan dan Hassan diusir keluar lapangan pada menit ke-119 karena melakukan pelanggaran terhadap Irfan Jaya.

Baca Juga: Malaysia dan Singapura Akan Membuka Kembali Perbatasan untuk Warga yang sudah Divaksinasi Penuh

Yoshida mengatakan, “Kartu kuning pertama Safuwan bukanlah pelanggaran, sementara kartu merah Irfan dan Hassan adalah hasil dari upaya mereka. Sulit untuk menerima (keputusan wasit)."

“Saya mengatakan kepada anak-anak sebelum pertandingan untuk tidak melewatkan kesempatan menjadi finalis dan tanggapan mereka adalah penampilan mereka, yang terbaik sejak saya datang ke Singapura," kata dia.

“Saya tersentuh oleh semangat Singapura mereka, semangat juang mereka. Mereka tidak menyerah bahkan ketika kami kehilangan satu pemain, dan kemudian satu lagi, dan kemudian yang lain. Mentalitas pantang menyerah ini paling penting jika kami ingin berkembang. dan menjadi lebih kuat," ujar Yoshida.

Dia menambahkan, “Para pemain harus percaya pada diri mereka sendiri bahwa mereka dapat mengejar (dengan tim terbaik di Asia), jika tidak, kami tidak dapat melakukannya.”***

Editor: Muhammad Alfin

Tags

Terkini

Terpopuler