Mahfud MD Ajak Para Kiai Sadarkan Masyarakat Madura Soal Bahaya Covid-19

- 16 Juni 2021, 08:30 WIB
Menkopolhukam Mahfud MD (tengah) dalam acara Silaturahmi dengan Alim Ulama dalam rangka Penanganan Covid-19 di Kabupaten Bangkalan, Madura, Selasa, 15 Juni 2021.
Menkopolhukam Mahfud MD (tengah) dalam acara Silaturahmi dengan Alim Ulama dalam rangka Penanganan Covid-19 di Kabupaten Bangkalan, Madura, Selasa, 15 Juni 2021. /Foto: Dok. Kemenkopolhukam.

Pedoman Tangerang - Menteri Koordinator Bidang Politik Hukum dan Keamanan, Mahfud MD, menyadari peran penting Alim Ulama setempat sebagai panutan warga.

Ia mengajak para Kyai di Kabupaten Bangkalan, Madura untuk bersama-sama menyadarkan masyarakat akan bahaya Covid-19.

“Kita melihat fakta, kebanyakan yang dibawa ke Rumah Sakit sudah parah, untuk mencegah itu, agar para ulama mensosialisasikan bahwa tes swab itu penting untuk mengetahui dan agar dapat mencegah,” kata Mahfud di sela acara Silaturahmi dengan Alim Ulama dalam rangka Penanganan Covid-19 di Kabupaten Bangkalan, Madura, Selasa, 15 Juni 2021.

Dalam kegiatan ini, Mahfud hadir bersama Deputi Bidang Sistem dan Strategi BNPB, Raditya Jati, Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawangsa, dan Bupati Bangkalan, R. Abdul Latif Amin Imron. Silaturahmi ini dihadiri oleh para Kyai dari se-Bangkalan.

Baca Juga: Covid-19 Mengganas di Madura-Kudus-Bandung, MPR Minta Sinergi Masyarakat Tuk Tekan Kasus

Dalam sambutannya, Bupati Bangkalan, R. Abdul Latif Amin Imron, mengatakan, bahwa kondisi saat ini masyarakat Sebagian besar masyarakat tidak mau ke rumah sakit.

Namun, mereka hanya mau ke rumah sakit setelah parah dan tak sedikit yang meninggal. Akibatnya, muncul kesimpulan di masyarakat jangan ke rumah sakit karena pasti mati.

“Di sini kita perlu meminta kiai-kiai untuk sadarkan masyarakat karena Sebagian besar tidak mau swab. Bahkan ada tiga pesantren mau di-swab, satu pesantren gagal karena semua santrinya kabur,” ujar Abdul Latif.

Dari kejadian ini, Mahfud ingin menggunakan pendekatan lokal. Sebab kiai atau tokoh alim ulama adalah sosok yang paling menjadi panutan dan paling didengar serta dipatuhi masyarakat.

Baca Juga: Lonjakan Kasus Covid-19, MPR: Jadikan Pelajaran untuk Perbaiki Sistem Pengendalian

“Jangan kita masih anggap Covid itu main-main, lihat contoh kasus yang terjadi peningkatan dalam 24 jam di India. Indonesia juga saat ini sudah peringkat 18 dunia dan sampai saat ini sudah mencapai 1,9 juta kasus,” jelas Mahfud.

Pemerintah, menurutnya, bukan tidak berbuat apa-apa. Pemerintah sudah melakukan kebijakan dengan berdialog dan meminta pendapat ulama seperti NU, Muhammadiyah dan MUI.

“Namun masyarakat kita ini, apalagi di Bangkalan, kalau tokoh agama mencontohkan, dan bicara, mereka pasti ikut," ujar Mahfud.

Dalam sesi diskusi dengan menghadirkan pakar kesehatan dari Universitas Airlangga Prof. Abdurrahman, yang juga putera asli kelahiran Bangkalan, Madura, serta Kiai Imam Bukhori Kholil, antara lain dibahas bahwa banyak Kyai sepuh, bahkan Kyai muda wafat karena Covid-19.

Baca Juga: Covid-19 Meledak! Bukti Larangan Mudik Tak Efektif Tekan Corona

Ini menjadikan pegangan pilar-pilar kehidupan kita bisa jadi goyah. Semua akibat umumnya karena virus Covid-19 sehingga sepatutnya masyarakat mengambil contoh menghindari penyakit menular zaman Nabi dahulu, semata-mata dalam rangka menjaga jiwa.

Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa, pada kesempatan itu berterimakasih kepada Mahfud yang telah mempertemukan para pemangku kepentingan terkait penananganan Covid-19. 

"Karena lonjakan Covid di Bangkalan, terkoneksi langsung dengan Surabaya, antara lain karena Suramadu," katanya.

Untuk diketahui, kasus aktif Covid-19 di Jawa Timur saat ini sebanyak 2.731. Meningkat 80 persen sejak awal lebaran. Kasus aktif di Bangkalan sendiri melonjak menjadi yang terbanyak di Jawa Timur yakni sebesar 451 per hari.***

Editor: Alfin Pulungan


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah