Siapa Sosok Ibu Sumarsih? Inilah Profil Aktifis HAM yang Mendapat Komentar dari Darwis Triadi

19 Februari 2024, 06:28 WIB
Siapa Sosok Ibu Sumarsih? Inilah Profil Aktifis HAM yang Mendapat Komentar dari Darwis Triadi. /Twitter/

Pedoman Tangerang - Aksi Bu Sumarsih salah satu pejuang menuntut penuntasan kasus pelanggaran HAM di Aksi Kamisan, 15 Februari 2024, ramai jadi perhatian bahkan diulas media asing.

Selain Bu Sumarsih, sosok Darwis Triadi menjadi perhatian setelah komentarnya yang menyoroti Aksi Kamisan, bahkan fotografer Indonesia tersebut panen kritikan gara-gara komentarnya.

Lantas siapakah sosok Ibu Sumarsih pejuang HAM di Kamisan yang mendapat komentar dari Darwis Triadi.

Baca Juga: Mahfud MD Empat Hari Tidak Komunikasi dengan Ganjar Prabowo, Benarkah Hubungan Retak?

Profil Ibu Sumarsih

Ibu Sumarsih adalah seorang pahlawan kemanusiaan yang terkenal karena keberaniannya dalam menyuarakan hak asasi manusia (HAM) di Indonesia.

Melalui partisipasinya dalam gerakan Kamisan, beliau telah menjadi simbol perlawanan terhadap pelanggaran HAM yang terjadi di tanah air.

Baca Juga: Inilah Sosok Fotografer Senior Darwis Triadi yang Viral Sebut Aksi Kamisan Dikaitkan dengan Hasil Pemilu

Ibu Sumarsih lahir dan dibesarkan dalam keluarga sederhana di Salatiga.

Kehidupannya yang penuh dengan kesulitan telah membentuk karakternya yang tangguh dan peka terhadap penderitaan sesama.

Sebelum menjadi aktivis HAM, Ibu Sumarsih sempat bekerja sebagai PNS di Sekretariat Jenderal DPR-RI pada tahun 1980-an.

Ibu Sumarsih juga pernah menjadi pengajar di SMP Budi Murni Jakarta Barat, dirinya merupakan anak sulung dari enam bersaudara.

Sumarsih adalah ibu dari Wawan (Bernardinus Realino Norma Irawan) yang merupakan seorang mahasiswa Universitas Atmajaya yang tewas pada trgedi Semanggi I.

Baca Juga: Sebut Anies Kurang Cocok Jadi Presiden, Budiman Sudjatmiko: Bangsa Kita Kurang Berkembang Secara Edukatif

Wawan, diketahui menjadi korban penembakan oleh aparat dalam Tragedi Semanggi I, pada Jumat 13 November 1998.

Ketika itu, Wawan sempat memberi kabar kepada ayahnya bahwa dirinya tidak akan pulang kerumah.

Sebab situasi saat itu sangat genting di depan Universitas Atma Jaya, tempat aparat militer mengepung para mahasiswa yang berunjuk rasa.

Di tengah situasi genting pada masa itu, Wawan sempat meminta izin kepada aparat militer untuk menolong temannya.

Ia diberi izin oleh aparat militer untuk menolong salah satu temannya yang menjadi korban penembakan.

Bahkan Wawan hingga mengibarkan bendera putih tanda menyerah, namun aparat militer justru menembakan peluru ke arahnya.

Peluru tersebut mengarah ke dada Wawan ketika ia sedang mengangkat temannya tersebut.

Ibu Sumarsih bersama suaminya selama bertahun-tahun melakukan aksi kamisan untuk menuntut keadilan atas kematian anaknya.***

Editor: Bustamil Arifin

Tags

Terkini

Terpopuler