Hutang Indonesia Capai 7.000 Triliun, Luhut Binsar Pandjaitan Bilang: Itu Masih Kecil!

27 Mei 2022, 06:30 WIB
Hutang Indonesia Capai 7.000 Triliun, Luhut Binsar Pandjaitan Bilang: Itu Masih Kecil! /Kolase Foto Luhut dan Ilustrasi Uang/Diolah dari Google

Pedoman Tangerang - Menko Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan baru-baru ini mengatakan, utang Indonesia yang kini sebesar Rp7.000 triliun merupakan angka yang kecil.

Luhut menjelaskan angka itu masih 41% dari PDB negara. Dia mengklaim utang RI yang terkecil di dunia.

"Ya utangnya memang Rp7.000 triliun tapi itu masih kecil, 41% dari PDB kita. Jadi ndak ada masalah. Dan kita salah satu utang yang terkecil di dunia ini," kata Luhut sebagai dikutip dari kanal YouTube GAMKI Balikpapan.

Baca Juga: Waduh! Istri Haji Faisal Dituding Pernah Meminta Vanessa Angel Gugurkan Kandungan, Benarkah?

Baca Juga: Viral Status WA Guru Bu Nani Bikin Sadar Orang Tua Siswa, Isinya Apa?

Luhut pun meminta masyarakat jangan salah terbawa mengenai utang RI.

"Saya minta pada teman-teman GAMKI, adik-adik juga, selalu lah bicara dengan data. Jangan pakai perasaan. Banyak pengamat-pengamat itu asal ngomong aja, ngomong nggak dia lihat sumber datanya bener nggak," ucapnya.

Dia berharap, agar bicara soal utang negara harus berdasarkan data tidak pakai perasaan.

Luhut lantas menyindir sejumlah pengamat yang selalu menyoroti utang negara.

Baca Juga: Puan Maharani Kembali Matikan Mic saat Rapat, Hilmi Firdausi: Padahal Interupsi Penting Tentang LGBT

Baca Juga: Wanita Mesti Tahu! Dampak Menelan Cairan Kental Mr P Pria, dr Dina Beberkan Hal Ini...

"Banyak pengamat-pengamat itu asal ngomong aja, ngomong nggak dia lihat sumber datanya bener nggak," ujar luhut.

Sebagai informasi Kementerian Keuangan mencatat utang pemerintah telah berada di angka Rp 7.014,58 triliun dengan rasio terhadap produk domestik bruto sebesar 40,17%.

Berdasarkan dari laporan APBN KiTa edisi Maret 2022, peningkatan total utang pemerintah ini seiring dengan penerbitan surat berharga negara (SBN) dan penarikan pinjaman pada bulan Februari 2022.

Hal itu dilakukan untuk menutup pembiayaan APBN.

"Penarikan pinjaman dan penerbitan SBN ini digunakan untuk menutup pembiayaan APBN," tulis laporan APBN KiTa Edisi Maret 2022.

Dirincikan dalam laporan itu, berdasarkan jenisnya, utang Pemerintah didominasi oleh instrumen SBN yang mencapai 87,88% dari seluruh komposisi utang akhir Februari 2022. Atau dalam jumlah uangnya sebanyak Rp 6.164,20 triliun.***

Editor: Bustamil Arifin

Tags

Terkini

Terpopuler