Pedoman Tangerang – Indonesia kembali kehilangan anak emasnya.
Toeti Heraty Noerhadi Rooseno seorang filsuf perempuan, penulis, penyair, akademisi, sekaligus cendekiawati Indonesia telah meninggal dunia.
Dikutip dari berbagai informasi, Toeti meninggal di Rumah Sakit Metropolitan Medical Center (MMC) Jakarta pada pukul 05. 10 pagi di usia 87 tahun.
Baca Juga: Siap Maju Pilpres Kembali, Prabowo Ajak Dedy Corbuzier Jadi Timsesnya
Toeti meninggal dunia karena sakit yang sudah lama diderita olehnya.
Menanggapi kepergian salah satu tokoh ahli filsafat Indonesia, Cendekiawan Muslim sekaligus ahli filsafat Islam di Indonesia turut menyapaikan duka cita yang mendalam lewat akun Twitternya @Haidar_Bagir
“In Memoriam: Toeti Heraty Noerhadi Rooseno (Bandung 27-11-1933 – Jakarta 13-06-2021). (Toeti) adalah orang baik. Pemikir, budayawan, dan pegiat budaya,” kenang Haidar Bagir lewat akun Twitternya pada Minggu, 13 Juni 2021.
Baca Juga: Anji Drive Ditangkap Polisi Akibat Ganja, Terungkap Artis Inisial AN atau EAP
Haidar Bagir juga mengenang jasa-jasa Toeti Heathy sebagai seorang ahli filsafat budaya dan banyak membimbing para pemikir-pemikir muda Indonesia.
“Pembimbing Ikhlas yang banyak jasanya bagi pemikir-pemikir filsafat dan kemudayaan di negeri kita,” kata Haidar.
Dengan kepergian Toeti yang pemikirannya selalu mendapat tempat di hati para intelektual muda, Pendiri Mizan Pustaka tersebut mengatakan bahwa bangsa Indonesia telah kehilangan.
Baca Juga: Awalnya Tahlilan Tiba-tiba Jadi Acara Dangdutan, Langsung Dibubarkan Satgas Covid-19
Haidar Bagir mendoakan semoga Toeti Heraty mendapat tempat yang terbaik di sisi Tuhan Allah atas jasa-jasanya bagi dunia ilmiah di Indonesia.
“Indonesia kehilangan. Allah yarhamhaa rahmatal abraar,” sambungnya.
Untuk diketahui, Toeti merupakan putri dari Rooseno Soerjohadikoesoemo, seorang politisi sekaligus cendekiawan Indonesia.
Toeti menamatkan studinya pada bidang filsafat di Rijk Universiteit di Leiden Belanda.
Baca Juga: Megawati Jadi Profesor, Ini Harapan Dua Rektor Universitas di Aceh
Pada tahun 1979 Universitas Indonesia mendapat gelar Doktor Filsafat dan pada tahun 1994 ia dikukuhkan sebagai Guru Besar Luar Biasa pada Fakultas Sastra Universitas Indonesia.
Karyanya yang terkenal dan menjadi rujukan bagi mahasiswa serta pegiat ilmu filsafat dan budaya hingga saat ini adalah ‘Aku dalam Budaya: Telaah Teori dan Metodologi Filsafat Budaya. ***