Network
Pedoman Tangerang – Swedia menetapkan Magdalena Andersson sebagai pemimpin perempuan pertama pada Rabu, 24 November 2021. Setelah hampir 100 tahun negara Skandinavia itu memberikan hak pilih kepada perempuan.
Akan tetapi, baru terpilih sebagai Perdana Menteri (PM) Swedia, beberapa jam setelahnya Magdalena mengundurkan diri dari jabatannya.
Dikutip dari berbagai sumber pada 25 November 2021, Magdalena mengundurkan diri karena pengajuan proposal anggarannya gagal atau tidak disetujui.
Baca Juga: Puluhan Ekor Ayam Mati Mendadak Terkena Serangan Jantung, Diduga Akibat Suara Bising Musik Hajatan
Pengunduran diri Magdalena juga dilakukan ketika seorang anggota koalisi (partai Hijau Swedia kiri-tengah) mundur dari pemerintahan sebagai protes setelah anggota parlemen meloloskan RUU anggaran yang didukung oleh tiga partai sayap kanan.
“Ada praktik konstitusional bahwa pemerintah koalisi harus mengundurkan diri ketika satu partai mundur,” ujar Magdalena Andersson kepada wartawan.
"Saya tidak ingin memimpin pemerintahan yang legitimasinya akan dipertanyakan,” tambahnya.
Magdalena Andersson merupakan menteri keuangan Swedia sebelum terjun sebagai perdana menteri, yang dikenal sangat kompeten selama tujuh tahun ia menjabat sebagai menteri keuangan dan dikenal dengan slogan “Sweden can do better”.
Magdalena merupakan seorang politisi pada partai sosial demokrat, yang memutuskan untuk mengundurkan diri dan dia mengatakan kepada ketua parlemen bahwa dia berharap untuk diangkat sebagai perdana menteri lagi sebagai kepala pemerintahan satu partai.
