Pasca Pendudukan, Perekonomian Afghanistan makin Mengkhawatirkan

- 29 Agustus 2021, 11:13 WIB
Afghanistan makin dijerat oleh krisis ekonomi
Afghanistan makin dijerat oleh krisis ekonomi /pikiran-rakyat/

Pedoman Tangerang - Terik matahari tak menjadi halangan, laras moncong senapan yang dipanggul oleh milisi Taliban juga tak membuat mereka takut.

Sebab kelaparan dan kemiskinan lebih menakutkan bagi mereka ketimbang kembalinya milisi Taliban ke Kabul.

Ratusan orang di Afghanistan berbondong-bondong mengantri di Bank untuk mengambil uang mereka.

Baca Juga: Wow! Indonesia Dinobatkan Menjadi Negara Paling Santai...

Antrian panjang tersebut telah menciptakan protes massal di luar bank tatkala Bank membatasi jumlah mereka untuk menarik uang.

Itu terjadi ketika ekonomi negara yang sakit semakin memburuk sejak pengambilalihan Taliban awal bulan ini.

Banyak orang di Kabul tidak dapat mengambil uang dari mesin ATM meskipun Taliban menyatakan awal pekan ini bahwa lembaga keuangan akan dibuka kembali.

Baca Juga: Mengejutkan! Setelah Ditangkap Terungkap Muhammad Kece Seorang Pendeta

Bank telah ditutup pada 15 Agustus, tepat sebelum mantan Presiden Ashraf Ghani melarikan diri dari negara itu dan Taliban tiba di ibu kota untuk menduduki istana kepresidenan.

Antrean panjang orang-orang yang putus asa untuk menarik uang tunai telah terbentuk di New Kabul Bank.

The Independen mengabarkan bahwa Orang-orang mengantri dan memprotes termasuk pegawai negeri sipil yang menuntut upah mereka yang mereka katakan belum dibayar selama tiga hingga enam bulan terakhir.

Baca Juga: Apakah Bisa Kita Menghidupkan Kembali Dinosaurus?

Para pengunjuk rasa mengatakan bahwa tidak ada yang dapat menarik uang tunai dan, meskipun mesin ATM beroperasi, penarikan dibatasi hingga sekitar £145 ($200) setiap 24 jam – yang mengakibatkan antrian panjang orang.

Najibullah Amiri, kepala Asosiasi Bank Afghanistan, mengatakan kepada Anadolu Agency yang dikelola pemerintah Turki bahwa bank-bank belum kembali beroperasi karena masalah teknis.

Dia membantah desas-desus bahwa bank kehabisan uang tunai, menambahkan bahwa bank-bank diharapkan untuk melanjutkan layanan normal dalam beberapa hari ke depan.

Baca Juga: Jadwal Mobil Vaksin Keliling Gratis Jakarta 29 Agustus 2021, Daftar Lewat Jaki Tanpa Antri

Dikunci...

Situasi politik dan keamanan yang memanas di Afghanistan berdampak pada sektor ekonomi yang makin melemah.

Afghanistan dianggap masuk ke jurang krisis ekonomi dan kemiskinan jika mereka tetap terus berkonflik antar sesama.

Belakangan lembaga internasional juga menutup pintu bantuan ekonomi ke Afghanistan karena khawatir dana tersebut digunakan oleh milisi Taliban.

Baca Juga: Chord Kunci Gitar 'Sayang Koe' Happy Asmara Beserta Liriknya

Taliban sendiri tidak dapat mengakses cadangan bank sentral sebesar £6,5 miliar ($9bn), yang sebagian besar dipegang oleh Federal Reserve New York.

Dana Moneter Internasional juga telah menangguhkan transfer sekitar £327 juta ($450m). Tanpa pasokan reguler dolar AS, mata uang lokal berisiko runtuh dan ini bisa membuat harga barang-barang kebutuhan pokok melonjak.

Situasi itu muncul ketika Program Pangan Dunia Perserikatan Bangsa-Bangsa telah memperingatkan bahwa sekitar 14 juta orang, sekitar sepertiga dari populasi Afghanistan, sangat membutuhkan bantuan pangan.

Baca Juga: Hasil Liga Inggris Liverpool 1 vs 1 Chelsea, Sabtu 28 Agustus 2021

Afghanistan telah sangat bergantung pada bantuan, yang mencakup sekitar 75 persen anggaran pemerintah Afghanistan yang didukung Barat sebelum runtuh awal bulan ini.

Organisasi Pangan dan Pertanian PBB mengatakan warga Afghanistan juga menderita pandemi virus corona dan mengungsi dari pertempuran baru-baru ini.***

Editor: R. Adi Surya

Sumber: Independent


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah