3 Kejadian Besar Penyebab Semakin Buruknya Konflik Israel-Palestina

- 13 Mei 2021, 21:53 WIB
Konflik Israel - Palestina kian memburuk usai kedua pihak saling membalas serangan roket di jalur Gaza.
Konflik Israel - Palestina kian memburuk usai kedua pihak saling membalas serangan roket di jalur Gaza. /Reuters/Mohammed Salem

Pedoman Tangerang - Jet tempur milik Israel berada di Jalur Gaza untuk melakukan serangan membabi buta dengan membom situs-situs milik kelompok Palestina.

Aksi serangan tersebut menewaskan sedikitnya 53 orang, 14 diantaranya adalah anak-anak dan lebih dari 300 orang terluka.

Tentara Israel mebeberkan sekitar 1.500 roket diluncurkan oleh Palestina dari Jalur Gaza menewaskan setidaknya 6 orang tentara.

Eskalasi yang terjadi adalah yang paling intens sejak serangan selama tujuh minggu Israel di Gaza.

Dikutip dari laman Al-Jazeera, berikut 3 insiden yang menyebabkan maraknya kekerasan baru-baru ini di Palestina.

Baca Juga: Idulfitri Serentak dengan Kenaikan Yesus, Cak Imin Ingatkan Pesan Pluralisme Gus Dur

1. Pengusiran Sheikh Jarrah

Kemarahan meningkat atas pengusiran paksa keluarga Palestina dari lingkungan Yerusalem Timur yakni wilayah Sheikh Jarrah.

Sheikh Jarrah adalah lingkungan yang didominasi orang Palestina di Yerusalem Timur.

Klaim atas tanah telah menghadapi banyak kasus pengadilan yang diajukan terhadap mereka oleh beberapa organisasi pro-pemukim sejak 1972 silam.

Organisasi-organisasi ini mengklaim bahwa tanah tempat tinggal keluarga itu pada awalnya berada di bawah kepemilikan Yahudi.

Namun orang-orang Palestina melihat ini sebagai perpanjangan dari kebijakan resmi Israel untuk menggusur sebanyak mungkin orang Palestina dari Yerusalem untuk mempertahankan identitas mayoritas Yahudi di kota itu.

Perserikatan Bangsa-Bangsa juga telah memperingatkan pengusiran yang direncanakan bisa menjadi 'kejahatan perang'.

Protes dan bentrokan antara warga Palestina, pemukim Israel, dan polisi Israel terus meningkat sejak akhir April 2020 lalu.

Pengadilan Israel pada Oktober 2020 memutuskan bahwa empat keluarga Palestina harus mengosongkan rumah mereka, dan memberi tanggal 2 Mei 2021 sebagai tanggal penggusuran paksa mereka. Namun, tanggal pengadilan telah ditunda dua kali.

Baru-baru ini, Israel menilai ada konfrontasi yang dilakukan Palestina, ketika orang-orang berkumpul untuk makan berbuka puasa di rumah mereka yang berada di tanah sengketa.

Keluarga tersebut telah mengajukan banding ke Mahkamah Agung Israel. Pada Kamis malam, sedikitnya 30 orang terluka dan 15 ditangkap.

Baca Juga: Penelitian Terbaru, Vaksin Covid-19 Aman untuk Ibu Hamil

2. Penggerebekan di Komplesk Masjid Al-Aqsa

Pada 7 Mei 2021, puluhan ribu orang Muslim memenuhi kompleks Masjid Al-Aqsa, situs tersuci ketiga Islam, untuk beribadah pada Jumat terakhir di Bulan Ramadhan.

Namun ada banyak orang yang tetap tinggal melancarkan aksi untuk memprotes pengusiran yang terjadi di tanah sengketa.

Polisi yang dikerahkan secara besar-besaran menembakkan peluru berlapis karet dan granat kejut ke arah pengunjuk rasa yang merespons dengan melempar batu. Sekitar 205 warga Palestina dan 17 perwira Israel terluka.

Setelah akhir pekan yang penuh kekerasan, pasukan keamanan Israel pada Senin 10 Mei 2021 melakukan serangan kilat di kompleks Al-Aqsa, sekali lagi menembakkan peluru berlapis karet, gas air mata dan bom suara ke arah jemaah yang tengah beribadah.

Aksi yang dilakukan Israel memicu kemarahan internasional dan melukai lebih dari 300 warga Palestina. Sekitar 20 perwira Israel juga terluka.

Hamas kemudian mengumumkan telah memberikan ultimatum bagi Israel untuk memindahkan pasukan keamanannya dari kompleks Al-Aqsa dan lingkungan Sheikh Jarrah pada pukul 6 sore waktu setempat.

Baca Juga: Innalilahi, Seorang Ustadz Wafat saat Sampaikan Khutbah Idul Fitri

3. Serangan Udara Israel dan Roket Hamas

Pada Selasa 11 Mei 2021, menurut milter Israel Hamas telah menembakkan sekitar 200 roket ke arah mereka, termasuk beberapa yang ditargetkan di Yerusalem.

Namun serangan itu sekiranya banyak yang berhasil dihalau oleh sistem pertahanan Iron Dome Israel. Setidaknya dua orang Israel tewas atas tindakan Hamas tersebut.

Berdalih membalas serangan Hamas, Israel kirimkan pesawat menjatuhkan bom yang menghantan gedung apartemen dan tempat yang telah ditargetkan lainnya, menewaskan sedikitnya 26 warga Palestina, termasuk anak-anak.

Meskipun ada seruan internasional untuk menurunkan ketegangan, Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu justru semakin unjuk kekuatan.

Pada Selasa 12 Mei 2021 ia mengumumkan kemungkinan serangan dengan frekuensi yang akan ditingkatkan di Gaza.

Disisi lain, Pemimpin Hamas Ismail Haniya mengatakan kepada mediator bahwa mereka telah siap jika Israel meningkatkan serangannya di Jalur Gaza yang terkepung.

"Jika mereka (Israel) ingin meningkat, perlawanan sudah siap; dan jika mereka ingin berhenti, perlawanan sudah siap," ujarnya.

Sementara itu Koordinator Khusus PBB untuk Proses Perdamaian Timur Tengah Tor Wennesland memberi peringatan, situasi sedang meningkat menuju 'perang skala penuh' antara Israel dan Palestina.***

Editor: Alfin Pulungan

Sumber: Al Jazeera


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x