Facebook Tuduh Rusia dan Iran sebagai Penyebar Disinformasi dan Propaganda

27 Mei 2021, 21:37 WIB
Uni Eropa minta perusahaan teknologi lebih gencar perangi berita hoax di platform mereka /Pixabay/LoboStudioHamburg

 

Pedoman Tangerang- Belakangan Facebook mengatakan Rusia dan Iran adalah penyebar disinformasi terkemuka di internet yang bertujuan memanipulasi opini publik dalam sebuah laporan yang diterbitkan Kamis, 27 Mei 2021.

Peneliti Facebook mengaitkan sebagian besar operasi Rusia dengan Badan Riset Internet, pabrik troll yang berbasis di St. Petersburg  juga dianggap oleh pihak intelijen AS telah campur tangan pada pemilu tahun 2016.

“Strategi keamanan Facebook yang lebih luas terhadap operasi pengaruh dikembangkan sebagai tanggapan atas campur tangan asing oleh aktor Rusia pada 2016,” kata Laporan Ancaman 2017-2020 Facebook yang dikutip Pedoman Tangerang dari The Moscow Times.

Baca Juga: Facebook Minta Maaf Hapus Postingan Terkait Palestina Setelah Gencatan Senjata

Para peneliti juga menemukan kaitan disinformasi dengan intelijen militer Rusia.

Menurut Facebook, serangan disinformasi Rusia sebagian besar difokuskan pada negara-negara tetangga, dan sebagian lagi di AS dari operasi di Meksiko.

Upaya disinformasi online Rusia di AS sebagian besar terkait dengan pemilihan presiden 2016, pemilihan kongres paruh waktu 2018, dan pemilihan presiden 2020, kata laporan itu.

Baca Juga: Makin Panas, Perseteruan Roy Suryo dan Lucky Alamsyah Berlanjut ke Pihak yang Berwajib

Operasi Rusia yang berbasis di Meksiko itu membuat postingan tentang topik hangat masalah sosial seperti feminisme, identitas Hispanik, dan gerakan Black Lives Matter.

"Kami belum melihat cukup bukti untuk mengklaim bahwa operasi ini melampaui individu dari Meksiko, tetapi dalam pengungkapan publik, FBI menghubungkan aktivitas ini dengan Badan Riset Internet Rusia," kata laporan itu.

Temuan laporan tersebut didasarkan pada laporan terpisah yang diterbitkan sebelumnya oleh para peneliti Facebook tentang kampanye disinformasi yang terjadi antara 2017 dan 2020.***

Editor: R. Adi Surya

Tags

Terkini

Terpopuler