Medsos Jadi ‘Zona Perang’ Propaganda dan Hoaks, Masyarakat Perlu Tingkatkan Literasi Digital

- 12 September 2021, 14:30 WIB
Ilustrasi: Pisau Bermata Dua di Media Sosial
Ilustrasi: Pisau Bermata Dua di Media Sosial /N.A. Pertiwi/Screenshoot

Pedoman Tangerang - Media sosial ibarat dua mata pisau. Di satu sisi, dunia maya menjadi ruang terbuka untuk berbagi informasi dan berekspresi. Di sisi lain, sosmed jadi senjata untuk menggiring opini publik, yang kerap disertai hoaks dan informasi sesat.

Biasanya, ‘serangan maya’ ini menyerbu tokoh-tokoh penting, dengan maksud membungkam atau merusak reputasi mereka. Beberapa contoh kasus yang pernah terjadi bisa jadi gambaran.

Awal 2021 lalu, mantan Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti sempat mendapat serangkaian tuduhan dan cibiran di platform media sosial Twitter, Instagram, dan lainnya.

Sejak membuat cuitan di Twitter yang mengajak warganet untuk unfollow Abu Janda, Twitter resmi Susi Pudjiastuti diserbu buzzer.

Padahal, Abu Janda kerap memposting narasi yang dianggap rasis dan menyebar ujaran kebencian. Namun, ajakan unfollow itu justru membuat Susi diserang banyak akun yang mayoritas anonim.

Jika ditarik ke belakang, kejadian hampir serupa pernah menimpa komika Bintang Emon. Unggahan dengan kata kunci “Bintang Emon” dan “BuzzerRp” sempat masuk trending topic di Twitter.

Baca Juga: Anies Baswedan Unggah Pesan Hati-hati Kecemplung, Netizen: Biasanya yang Kecebur Got Jadi Presiden

Komika bernama asli Gusti Muhammad Abdurrahman Bintang Mahaputra ini dituduh menggunakan narkoba oleh beberapa akun media sosial. Tuduhan ini dilontarkan setelah Emon mengunggah video terkait hukuman bagi pelaku penyiraman air keras terhadap penyidik KPK, Novel Baswedan.

Namun begitu, serangan serupa itu tak selalu terjadi akibat aktivitas si pemilik akun. Seringkali, medsos dijadikan alat untuk oleh pihak tak bertanggung jawab untuk menyebarkan fitnah dan mengaitkannya dengan sosok tertentu.

Model serangan semacam itu kerap terjadi di Twitter. Yang menjadi korban bisa siapa saja, dari Presiden Joko Widodo sampai Ketua DPR Puan Maharani, pernah mengalaminya. Nama mereka disematkan dengan konten-konten hoaks yang tak jelas sumbernya.

Halaman:

Editor: Rahman Sugidiyanto

Sumber: Perempuan Indonesia Satu


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah