Jangan Terkecoh ‘Buzzer’, Begini Cara Kerja Trending Topic di Twitter

- 11 September 2021, 11:00 WIB
Ilustrasi Twitter. Cara kerja trending topic
Ilustrasi Twitter. Cara kerja trending topic / NDTV.COM

Pedoman Tangerang - Istilah trending topic pada platform media sosial Twitter diartikan sebagai tren yang sedang banyak dibicarakan warga net. Sayangnya, trending topic ini tak selalu terjadi secara alamiah, tetapi didesain sedemikian rupa oleh pihak yang berkepentingan.

Jika merujuk pada kebijakan Twitter, trending topic sebenarnya tak melulu ditentukan dari jumlah Tweet tentang topik tertentu. Jumlah Tweet yang banyak tak selalu berada di deretan teratas tren.

Sebab, trending topic bukan ditentukan oleh jumlah Tweet sebuah topik tertentu, melainkan mencerminkan apa yang terjadi saat ini, untuk membantu pengguna Twitter menemukan topik diskusi terhangat yang sedang dibicarakan.

Tren juga tak selalu berkaitan dengan tagar atau hashtag. Kata dan frasa juga bisa menjadi faktor yang menentukan karena Twitter mengelompokkan tagar-tagar yang saling terkait.

Pada dasarnya, Twitter ingin agar trending topic yang ada dapat mempromosikan diskusi sehat. Oleh sebab itu, beberapa jenis konten tidak dapat muncul di daftar trending topic, seperti konten dewasa, ujaran kebencian berkaitan dengan SARA, atau pelanggaran terhadap peraturan Twitter lainnya.

Baca Juga: Menengok Cuitan Coki Pardede di Twitter Sebelum Ditangkap Karena Kasus Narkoba

Rekayasa trending topic

Masalahnya, sebagian kata kunci atau tagar dapat muncul melalui perbincangan semu yang diatur sedemikian rupa demi mengangkat topik tertentu, agar terlihat seakan-akan tengah banyak diperbincangkan orang. Bahkan, bisa masuk dalam daftar trending topic.

Fenomena tersebut terjadi sejak kemunculan buzzer di dunia maya. Buzzer yang merupakan sekumpulan akun media sosial anonim ini seringkali membuat gaduh dunia maya dengan menaikkan topik-topik tertentu. Bahkan, mayoritas dibumbui dengan ujaran kebencian serta informasi bodong.

Para buzzer ini dapat mendengungkan isu dengan sengaja secara masif, dan memantik netizen untuk bereaksi. Hasilnya biasanya dapat diukur melalui kata kunci berupa tagar yang bertengger di kolom trending topic dalam kurun waktu tertentu. Kata kunci yang ingin dipopulerkan, ditentukan oleh pihak yang berkepentingan.

Seorang buzzer yang tak mau disebut namanya bercerita bahwa untuk membuat suatu topik menjadi trending topic, pihak yang berkepentingan tersebut bekerjasama dengan sebuah agensi atau jasa penyedia akun-akun buzzer.

Klien tinggal menentukan kata kunci apa yang ingin dipopulerkan, berapa lama ingin bertengger di trending topic, serta berapa luas jangkauan yang diraih. Tarif yang dipatok juga bergantung pada faktor-faktor ini.

Sebenarnya, mulai akhir 2019, CEO Twitter Jack Dorsey sudah mengeluarkan kebijakan untuk melarang segala bentuk iklan politik masuk ke platformnya. Pasalnya, penyebaran berita bohong di media sosial tersebar dengan bungkusan topik politik.

Sayangnya, menurut analis media sosial, Ismail Fahmi, pelarangan iklan politik di Twitter tersebut tidak berdampak banyak di Indonesia. Pasalnya, tidak banyak politisi yang memasang iklan di Twitter.

Indonesia justru lebih memanfaatkan pendekatan dengan memberdayakan kehadiran buzzer. Mereka ini, lanjut Fahmi, sangat dibutuhkan oleh tim pemasaran, baik di sektor bisnis, hiburan, juga politik.

Halaman:

Editor: Rahman Sugidiyanto


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x