Network
Pedoman Tangerang - Di masa pandemi yang banyak menimbulkan ancaman ekonomi dan kesehatan, peran keluarga amat diperlukan sebagai penopang utama setiap individu.
Guru Besar Fakultas Psikologi Universitas Padjajaran, Prof Dr Yuke Roosjati Siregar M.Pd, Psi, mengatakan setiap keluarga harus bangkit untuk saling memahami anggota keluarganya satu sama lain. Terkadang, ada di antara mereka yang efikasi dirinya lemah untuk menghadapi kenyataan pandemi.
"Keluarga diharapkan bisa mendorong penguatan terhadap isu ketangguhan keluarga, juga bagaimana proses perubahan cara dan strategi yang harus dilakukan oleh keluarga untuk menghadapi dan mengatasi masa sulit ini," kata Prof Yuke dalam siaran pers Himpunan Psikologi Indonesia (HIMPSI) wilayah DKI Jakarta Raya, Ahad, 11 Juli 2021.
Baca Juga: Simak! 4 Jenis Makanan dan Minuman Yang dapat Menurunkan Imun Tubuh
Ia menjelaskan kiat yang perlu dilakukan keluarga di masa sulit seperti sekarang, yakni membangun generasi yang cerdas, emosi positif, keterampilan sosial, teknologi, adaptif dan nilai (CEKATAN) melalui proses pendidikan CINTA (contoh, iklim, nilai, tanggung jawab dan asih).
Sementara itu, Ketua HIMPSI Jakarta Jaya, Widura Imam Mustopo, mengungkapkan pandemi yang sudah berjalan setahun lebih ini telah mempengaruhi seluruh aspek hidup seseorang.
Tak cuma diri sendiri dan keluarga, pandemi juga mengganggu hubungan sosial, pendidikan, pekerjaan, dan kondisi global secara umum.
Baca Juga: Cara Mengembalikan Indra Penciuman dan Pengecapan Pasca Covid-19
Mengacu penelitian Dr Bagus Takwin dari Fakultas Psikologi UI, yang dilakukan di 34 provinsi dengan partisipan 5.817 responden, ditemukan bahwa kebanyakan responden memiliki tingkat resiliensi atau daya lenting yang rendah selama pandemi, berimbas pada dampak sosial psikologis yang cukup serius.
