Legislator: Pertumbuhan Ekonomi 7 Persen Bersifat Semu, Penyebab Utamanya Low Base Effect

- 6 Agustus 2021, 14:30 WIB
Legislator Demokrat Marwan Cik Asan menyebut pertumbuhan Ekonomi 7 Persen Bersifat Semu, Penyebab Utamanya Low Base Effect
Legislator Demokrat Marwan Cik Asan menyebut pertumbuhan Ekonomi 7 Persen Bersifat Semu, Penyebab Utamanya Low Base Effect /Foto: Dok. Demokrat.

Baca Juga: Pertumbuhan Ekonomi Minus, Fraksi Demokrat Sebut Pemerintah Tak Optimalkan UU Corona

“Dalam kondisi normal, seharusnya pertumbuhan ekonomi 7 persen dapat memberikan dampak yang besar terhadap peningkatan kesejahteraan rakyat, namun faktanya tingkat pengangguran dan angka kemiskinan masih tetap tinggi. Jadi, artinya pencapaian pertumbuhan ekonomi 7 persen hanya bersifat semu dan tidak mencerminkan kondisi riil sebenarnya,” ujar Marwan dalam keterangan tertulis, Kamis, 5 Agustus 2021.

Marwan menambahkan, ada beberapa fakta yang dapat menjelaskan mengapa pencapaian pertumbuhan ekonomi kuartal II 2021 bersifat semu. Pertama, dari sisi konsumsi rumah tangga pertumbuhannya mencapai 5,93 persen.

Dalam kondisi normal seharusnya dapat memberikan efek yang besar terhadap meningkatnya daya beli dan konsumsi masyarakat, namun faktanya sebagaian perusahaan ritel dan UMKM melakukan penutupan usaha dan mengurangi jumlah karyawan karena sepinya pelanggan.

Selain itu dengan meningkatnya konsumsi rumah tangga seharusnya berkorelasi positif terhadap tingkat inflasi, namun faktanya pada bulan Juni terjadi deflasi sebesar 0,16 persen dan inflasi tahunannya hanya 0,74 persen.

Baca Juga: Produk Asing Kuasai Ekonomi Digital Indonesia, Demokrat: UMKM Lokal Harus Tampil Lebih Agresif

Hal ini mengindikasikan bahwa tingginya pertumbuhan konsumsi pada kuartal II tidak memberikan dampak besar dalam permintaan dan prodduksi barang.

Kedua, menurut Marwan, dari sisi lapangan usaha,  sektor yang tumbuh sangat tinggi adalah sektor-sektor yang pada kuartal II 2020 mengalami kontraksi yang sangat dalam seperti, sektor perdagangan besar dan eceran dan sektor transportasi yang  masing-masing tumbuh 9,44 persen dan 25,10 persen.

Meskipun tumbuh sangat tinggi namun tidak memberikan efek yang besar terhadap pelaku usahanya.  

“Dengan fakta-fakta tersebut pemerintah diharapkan tetap fokus pada pemulihan ekonomi pada kuartal III 2021 yang sangat mungkin lebih berat tantangannya ditengah kasus pandemi covid 19 yang masih tinggi angka positifnya,” pungkas Marwan.***

Halaman:

Editor: Alfin Pulungan


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah