Stok Minyak Dalam Negeri Menipis, Harga Minyak di AS Melambung Tinggi

10 Februari 2022, 15:00 WIB
Ilustrasi Kilang Minyak /MustangJoe/pixabay.com / /

Pedoman Tangerang - Setelah sempat jatuh, harga minyak mentah di Amerika Serikat (AS) kembali menguat pada Rabu, 9 Februari 2022 kemarin.

Hal ini dikarenakan persediaan minyak mentah di AS turun menjadi 5 juta barel ditambah dengan meningkatnya permintaan bahan bakar minyak.

Harga minyak mentah berjangka Brent meningkat 0,9 persen menjadi USD91,55 per barel. Sedangkan minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI) AS naik 0,3 persen menjadi USD89.66 per barel.

Baca Juga: Stefano Pioli Ungkap Kunci Dibalik Kemenangan Besar AC Milan atas Lazio: Kami Memanfaatkan Laga Derby

Belakangan, stok minyak mentah di AS mengalami penurunan sebesar 4,8 juta barel pada pekan lalu, sehungga stok minyak di AS hanya tersedia 410,4 juta barel.

Sementara permintaan pada minyak mentah mengalami kenaikan hingga sebesar 21,9 juta barel per hari selama empat minggu terakhir.

Ini merupakan rekor terbesar yang terjadi di AS, di mana jumlah permintaan minyak spontan melambung tinggi sementara cadangan minyak dalam negeri sangat rendah.

Baca Juga: Berikut Jadwal dan Jam Tayang Serial Layangan Putus yang Tayang di RCTI Mulai Hari Ini

"Data jelas sangat bullish, semuanya bullish, dengan persediaan pada level terendah dalam beberapa tahun," kata Phil Flynn, analis di Price Futures Group.

Peristiwa International juga turut mempengaruhi peningkatan harga minyak, salah satunya adalah kekhawatiran ancaman pengeboman kilang minyak di Uni Emirat Arab yang belakangan tengah diserang oleh kelompok Houthi Yaman dan manuver militer Rusia yang kini tengah bersitegang dengan Ukraina.

Joe Biden, Presiden AS, pun tak tinggal diam dengan lonjakan permintaan minyak di negerinya tersebut.

Baca Juga: Alasan Mengapa Film All Of Us Are Dead Dikaitkan dengan Tragedi Kapal Sewol

Biden mendorong agar produsen minyak segera meningkatkan produksinya.

Dalam keterangannya, Joe Biden dan Raja Salman dikabarkan melakukan pembicaran pribadi pada Rabu, 9 Februari 2022.

Dalam diskusi tersebut, Biden dan Raja Salman sepakat untuk menjaga pasokan energi global agar lebih stabil.

Melihat meningkatnya permintaan pada energi minyak, AS kembali mempertimbangkan tambahan pasokan minyak dari Iran.

Baca Juga: Fuji Sapa Akun Instagramnya yang Baru Saja Mendapat Centang Biru

Namun karena embargo energi dan ekonomi atas Iran, hal ini membuat negara-negara Eropa dan Amerika kesulitan untuk mengakses minyak Iran.

Hal ini membuat AS mempertimbangkan untuk mencabut sanksi ekonominya pada Iran.

"Sepertinya kesepakatan (pencabutan sanksi) Iran tak akan ditandatangani besok, namun ada beberapa perkembangan positif di sana," papar Claudio Galimberti Wakil Presiden Senior analisis di Rystad Energy.***

Editor: R. Adi Surya

Tags

Terkini

Terpopuler