Mencengangkan, Vaksin Covid-19 Bisa Digunakan Untuk Melacak Keberadaan Manusia di Seluruh Dunia? Cek Faktanya

24 November 2021, 09:30 WIB
Ilustrasi vaksin Covid 19. /

Pedoman Tangerang - Jagat Media Sosial kembali dihebohkan dengan kabar begitu mencengangkan bahwa vaksin Covid-19 bisa digunakan untuk melacak keberadaan manusia di seluruh dunia.

Kabar tersebut beredar setelah akun Facebook Sofia Fudala membagikan gambar dokumen pendaftaran paten vaksin Covid-19 di Amerika Serikat. Gambar itu disertai klaim bahwa vaksin covid-19 buatan Pfizer digunakan untuk melacak manusia di seluruh dunia.

Dalam informasi yang sama disebutkan juga, pelacakan manusia dapat dilakukan hanya bagi yang sudah divaksin melalui jaringan seluler dan satelit serta senyawa graphene oxide.

Baca Juga: Viral Pria Ngaku Dewa Namun Berwujud Manusia Tantang Jokowi Adu Nyawa, dan Bilang Presiden Biang Kerusuhan

Mencengangkan, Vaksin Covid-19 Bisa Digunakan Untuk Melacak Keberadaan Manusia di Seluruh Dunia? Cek Faktanya Tangkapan Layar Facebook

Berikut narasi pada unggahan gambar akun Facebook Sofia Fudala:

"Pfizer patent application approved, August 31st, 2021 is the very first patent that shows up in a list of over 18500 for the purpose of remote contact tracing of all vaccinated humans worldwide who will be or are now connected to the “internet of things” by a quantum link of pulsating microwave frequencies of 2.4 gHz or higher from cell towers and satellites directly to the graphene oxide held in the fatty tissues of all persons inoculated"

Terjemahannya

"Permohonan paten Pfizer disetujui, 31 Agustus 2021 adalah paten pertama yang muncul dalam daftar lebih dari 18500 untuk tujuan pelacakan kontak jarak jauh dari semua manusia yang divaksinasi di seluruh dunia yang akan atau sekarang terhubung ke "internet of things ” melalui tautan kuantum frekuensi gelombang mikro berdenyut 2,4 GHz atau lebih tinggi dari menara sel dan satelit langsung ke grafena oksida yang disimpan dalam jaringan lemak semua orang yang diinokulasi"

Namun setelah ditelusuri klaim yang mengatakan bahwa Vaksin Covid-19 bisa digunakan untuk melacak keberadaan manusia diseluruh dunia adalah tidak benar.

Faktanya, tidak ada senyawa graphene oxide dalam vaksin covid-19 yang sudah digunakan.

Dikutip dari AFP, Seorang juru bicara Badan Pengawas Obat dan Makanan AS mengatakan kepada AFP pada 28 Oktober 2021, bahwa klaim bahwa vaksin memiliki alat pelacak yang ditanam di dalamnya adalah "sepenuhnya salah".

Baca Juga: Presiden Temukan Rapor Buruk Menkopolhukam, Mahfud MD Pun Terdepak dari Jabatannya? Cek Faktanya

"Yakinlah bahwa tidak ada vaksin (termasuk vaksin COVID-19) yang disahkan atau disetujui oleh FDA untuk digunakan di Amerika Serikat yang berisi perangkat pelacak jenis apa pun," kata juru bicara FDA.

Selain itu Seorang juru bicara Pfizer mengkonfirmasi pada 29 Oktober 2021 bahwa permohonan paten yang dimaksud tidak terkait dengan Pfizer dan menjelaskan bahwa graphene oxide tidak digunakan dalam pembuatan vaksin Pfizer-BioNTech Covid-19.

Maria Victoria Sanchez, peneliti di Dewan Nasional untuk Penelitian Ilmiah dan Teknis (Conicet) di Argentina, mengatakan kepada AFP bahwa paten tersebut tidak menyebutkan pelacakan orang menggunakan pelacak yang ditemukan dalam vaksin.

"Tidak ada pelacak dalam vaksin, dan jelas tidak ada graphene di dalamnya. Vaksin tidak mengandung graphene." katanya.

Daftar tersebut mencakup bahan-bahan untuk AstraZeneca , Janssen, Moderna, Pfizer-BioNTech; Sinopharm China, Sinovac, CanSino dan Anhui Zhifei; Sputnik Rusia; dan vaksin Bharat Biotech India .

Berdasarkan analisa di atas, maka dapat disimpulkan bahwa klaim yang beredar adalah hoaks.

Informasi tersebut termasuk ke dalam fabricated content, di mana seratus persen isinya tidak dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya.***

Editor: Bustamil Arifin

Tags

Terkini

Terpopuler