Neraca Dagang Indonesia Alami Surplus 23 Bulan Berturut-turut

21 April 2022, 12:00 WIB
Neraca Dagang Indonesia Alami Surplus 23 Bulan Berturut-turut /setkab

Pedoman Tangerang - Indonesia telah memecahkan rekor kinerja impor dan ekspor tertinggi sepanjang sejarah.

Diketahui nilai ekspor Indonesia mencapai USD 26,50 miliar pada Maret 2022.

Nilai ini mengalami peningkatan sebesar 29,42% month-to-month atau 44,36% year-on-year.

Sedangkan untuk nilai impor tercatat hingga USD 21,97 miliar dengan peningkatan sebesar 32,02% month-to-month atau 30,85% year-on-year.

Hal tersebut memberikan dampak positif pada neraca perdagangan Indonesia Maret 2022.

Sebab neraca perdagangan Indonesia kembali mengalami surplus mencapai USD 4,53 miliar.

Tren surplus ini terus berlanjut sejak Mei 2020 lalu, dengan kata lain tren ini terus terjadi selama 23 bulan berturut-turut.

“Kinerja perdagangan internasional Indonesia kembali menunjukkan performa impresif di tengah eskalasi perang Rusia-Ukraina. Surplus yang berkelanjutan ini akan terus mendorong kenaikan cadangan devisa, sekaligus meningkatkan kapasitas dan ketahanan sektor eksternal Indonesia,” ujar Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto, Selasa, 19 April 2022.

Harga batu bara meningkat 49,91% month-to-month pada bulan Maret 2022.

Sedangkan nikel tumbuh 41,26% month-to-month, dan crude palm oil (CPO) naik 16,72% month-to-month.

“Di tengah momentum kenaikan harga komoditas, Indonesia terus memacu hilirisasi komoditas unggulan. Sehingga ekspor Indonesia tidak lagi berasal dari komoditas hulu, namun mengandalkan komoditas hilir yang memiliki nilai tambah tinggi,” ucap Airlangga Hartarto.

Disisi lain, terlihat bahwa kinerja impor umumnya didominasi oleh golongan bahan baku sebesar 77,46% disertai dengan pertumbuhan sebesar 32,60% month-to-month atau 31,53% year-on-year. 

Impor barang modal mencapai 14,26% dan mengalami pertumbuhan sebesar 20,31% month-to-month atau 30,12% month-to-month. 

Serta impor konsumsi tercatat hanya mencapai 8,28% dari keseluruhan total impor.

“Dominasi dan kenaikan impor bahan baku menunjukkan bahwa impor Indonesia ditujukan untuk aktivitas produktif guna mendorong output nasional, sementara kenaikan pada barang modal menunjukkan perusahaan manufaktur terus mendorong ekspansi usahanya,” ujar Menko Ekon.

Selain itu, harga minyak mentah terus mengalami peningkatan sebesar 18,58% month-to-month sejak Maret 2022. 

Beberapa harga bahan pangan global juga mengalami peningkatan, seperti harga kedelai yang naik 8,91% dan gandum sebesar 24,53%).

“Untuk itu, guna memitigasi dampak transmisi kenaikan harga komoditas global ke domestik, pemerintah akan terus mengoptimalkan peran Tim Pengendali Inflasi Nasional dalam menjaga stabilitas inflasi, dengan menerapkan strategi 4K, yakni strategi menjaga keterjangkauan harga, ketersediaan pasokan, kelancaran distribusi, dan komunikasi yang efektif,” kata Menko Airlangga.*** 

Editor: R. Adi Surya

Tags

Terkini

Terpopuler