Teks Khutbah Jum'at, 24 Mei 2024 : Memupuk Niat dan Semangat Ibadah Haji

- 24 Mei 2024, 10:33 WIB
Ilustrasi, teks khutbah Jumat singkat 1 lembar
Ilustrasi, teks khutbah Jumat singkat 1 lembar //Unsplash/ Omar Elsharawy

Pedoman Tangerang - Sebagai umat muslim, tentu kita semua mendambakan kesempatan untuk bertamu dan beribadah di Tanah Suci. Haji, salah satu Rukun Islam, merupakan kewajiban bagi mereka yang mampu melaksanakannya.

Meskipun saat ini kita mungkin belum termasuk dalam kategori mampu, janganlah putus asa. Niat dan tekad untuk menunaikan ibadah haji harus terus dipupuk. Yakinlah, Allah SWT mampu memanggil kita menjadi tamunya dengan cara yang tak terduga.

Hari ini, tepatnya Jumat, 24 Mei 2024, menjadi momen istimewa bagi kaum muslim laki-laki untuk melaksanakan ibadah Salat Jumat. Hari yang dikenal sebagai Sayyidul Ayyam atau Penghulunya Hari ini diyakini sebagai hari penuh keberkahan.

Mari manfaatkan momen berharga ini untuk memanjatkan doa dan memohon kelancaran dalam mewujudkan impian menunaikan ibadah haji. Percayalah, dengan niat tulus dan usaha yang sungguh-sungguh, Allah SWT akan membuka jalan bagi kita untuk menjadi tamunya di Tanah Suci.

Baca Juga: Teks Khutbah Jumat, 10 Mei 2024 : Menuntut Ilmu Di Jalan Allah SWT

Khutbah 1

أَشْهَدُ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللهُ الْمَلِكُ الْقُدُّوسُ السَّلَامُ. وَأَشْهَدُ أَنَّ سَيِّدَنَا وَحَبِيبَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ صَاحِبُ الشَّرَفِ وَالْإِحْتِرَامِ

أَمَّا بَعْدُ، أَوْصِيْكُمْ وَنَفْسِي بِتَقْوَى اللَّهِ فَقَدْ فَازَ الْمُتَّقُوْنَ اِتَّقُوْ اللهَ، وَاعْمَلُوا الصَّالِحَاتِ وَاجْتَنِبُوا الْمُنْكَرَاتِ وَاذْكُرُوا اللهَ فِي أَيَّامٍ مَعْلُومَتِ وَاشْكُرُوا لِلَّهِ الَّذِي بِنِعْمَتِهِ تَتِمُ الصَّالِحَاتُ، قَالَ اللهُ تَعَالَى: قلی فِيهِ أَيْتُ بَيِّنَتْ مَّقَامُ ابْرُهِيمَ ، وَمَنْ دَخَلَهُ كَانَ أَمِنًا وَلِلَّهِ عَلَى النَّاسِ حِجُّ الْبَيْتِ مَنِ اسْتَطَاعَ إِلَيْهِ سَبِيلًا وَمَنْ كَفَرَ فَإِنَّ اللَّهَ غَنِيٌّ عَنِ الْعُلَمِينَ

Di hari yang penuh berkah ini, mari kita sama-sama diingatkan, termasuk saya selaku khatib. Semoga kita semua bisa terus meningkatkan ketakwaan kepada Allah SWT. Ini bisa kita wujudkan dengan bersungguh-sungguh menjalankan perintah-Nya dan menjauhi larangan-Nya.

Ketakwaan inilah yang akan memperkuat dedikasi kita beribadah. Dengan menjalankan seluruh rukun Islam, kita bisa menjadi muslim yang lebih baik. Ingatlah, Islam dibangun di atas lima pondasi utama, seperti yang disebutkan dalam hadith Rasulullah SAW yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari dan Imam Muslim.

بُنِيَ الْإِسْلَامُ عَلَى خَمْسٍ: شَهَادَةِ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللهُ وَ أَنَّ مُحَمَّدًا رَسُولُ اللهِ ، وَ إِقَامِ الصَّلَاةِ، وَ إِيْتَاءِ الزَّكَاةِ، وَ حَجَّ الْبَيْتِ، وَ صَوْمِ رَمَضَانَ . رواه البخاري و مسلم

Artinya: "Islam dibangun di atas lima perkara, yaitu persaksian bahwa tiada Tuhan yang berhak disembah kecuali Allah dan Muhammad adalah utusan Allah, mendirikan shalat, menunaikan zakat, pergi haji, dan puasa di bulan Ramadhan." (HR AI- Bukhari dan Muslim).

Baca Juga: Jadwal Acara TV SCTV Hari ini, Jumat 24 Mei 2024

Baca Juga: Kode Kupon The Spike VolleyBall Story 24 Mei 2024, Klaim Bola Voli Gratis Di Sini

Ma'asyiral muslimin rahimakumullah...

Salah satu dari lima rukun Islam yang wajib dijalankan oleh umat Islam adalah ibadah haji. Ibadah ini memiliki keistimewaan karena hanya dapat dilakukan pada waktu dan tempat tertentu, yaitu di bulan Dzulhijjah di tanah suci Mekkah.

Untuk menunaikan ibadah haji, dibutuhkan niat dan tekad yang kuat, karena prosesnya membutuhkan waktu dan memenuhi persyaratan khusus, salah satunya adalah kemampuan untuk melaksanakannya. Artinya, ketika seseorang sudah mampu menunaikan ibadah haji, maka hukumnya menjadi wajib. Jika ia sengaja menunda ibadah haji dalam kondisi mampu, maka ia akan berdosa.

Allah swt menegaskan hal ini dalam firman-Nya:

وَلِلهِ عَلَى النَّاسِ حِجُّ الْبَيْتِ مَنِ اسْتَطَاعَ إِلَيْهِ

سَبِيلًا

Artinya: "Mengerjakan haji adalah kewajiban manusia terhadap Allah, yaitu (bagi) orang yang mampu mengadakan perjalanan ke Baitullah," (QS Ali Imran 97).

Ma'asyiral muslimin rahimakumullah..

Haji, salah satu dari lima rukun Islam, merupakan ibadah istimewa yang hanya dapat dilaksanakan di waktu dan tempat tertentu, yaitu di bulan Dzulhijjah di tanah suci Mekkah.

Menunaikan ibadah haji membutuhkan niat dan tekad yang kuat, serta memenuhi persyaratan khusus, salah satunya adalah "kemampuan". Kemampuan ini memiliki makna yang lebih luas daripada sekadar kesiapan fisik dan mental.

Memahami Syarat Mampu dalam Ibadah Haji: Sebuah Penjelasan Lebih Mendalam

Bagi umat Islam, menunaikan ibadah haji merupakan rukun Islam yang istimewa dan penuh makna. Ibadah ini hanya dapat dilakukan di waktu dan tempat tertentu, yaitu di bulan Dzulhijjah di tanah suci Mekkah.

Namun, untuk dapat menunaikan ibadah haji, diperlukan beberapa syarat yang harus dipenuhi, salah satunya adalah "kemampuan". Kemampuan ini bukan hanya sebatas kesiapan fisik dan mental, tetapi juga mencakup beberapa aspek penting lainnya.

Para ulama menjelaskan bahwa "kemampuan" dalam berhaji meliputi:

1. Kemampuan Fisik dan Mental:

Memiliki kondisi jasmani dan rohani yang sehat untuk melaksanakan seluruh rangkaian ibadah haji. Hal ini penting untuk memastikan bahwa jamaah mampu mengikuti semua kegiatan ibadah dengan penuh khusyuk dan tanpa hambatan.

2. Kemampuan Finansial:

Mampu membiayai seluruh kebutuhan selama proses haji, termasuk transportasi, akomodasi, biaya hidup, dan pengeluaran lainnya. Biaya haji yang tidak sedikit membutuhkan perencanaan keuangan yang matang agar tidak memberatkan jamaah dan keluarga.

3. Sarana Transportasi:

Memiliki akses terhadap sarana transportasi yang aman dan memadai untuk mencapai tanah suci Mekkah. Di era modern, hal ini umumnya dipenuhi dengan kemampuan untuk membeli tiket pesawat atau menggunakan jasa travel haji terpercaya.

4. Keamanan:

Merasa aman dan terjamin selama perjalanan dan pelaksanaan ibadah haji. Keamanan jamaah haji menjadi prioritas utama, sehingga perlu mempertimbangkan kondisi politik dan sosial di negara tujuan, serta memilih agen perjalanan yang terpercaya.

5. Kebebasan:

Bebas dari kewajiban lain yang dapat menghalangi pelaksanaan ibadah haji. Hal ini termasuk menyelesaikan pekerjaan, tugas, atau tanggung jawab lainnya terlebih dahulu agar fokus dan tenang saat beribadah.

6. Bebas dari Hutang:

Sebaiknya bebas dari hutang yang wajib dilunasi sebelum berangkat haji. Hal ini untuk menghindari kesibukan dan kekhawatiran selama beribadah, serta menjaga fokus pada ibadah haji.

7. Persetujuan Keluarga:

Bagi wanita yang wajib ditemani mahram, perlu mendapatkan persetujuan dari keluarga, terutama suami atau kerabat laki-laki terdekat. Persetujuan ini penting untuk memastikan kelancaran dan keamanan selama proses haji.

Bagi umat Islam di Indonesia, menunaikan ibadah haji merupakan impian yang penuh makna dan arti. Namun, perjalanan menuju Tanah Suci seringkali diwarnai dengan berbagai rintangan, salah dua yang paling umum adalah keterbatasan biaya dan antrean haji yang panjang.

Faktor-faktor ini tak jarang mematahkan semangat umat Islam, khususnya mereka yang tinggal jauh dari Mekkah seperti di Indonesia. Antrean haji yang terus bertambah panjang dan waktu tunggu yang bisa mencapai puluhan tahun menjadi hambatan yang terasa berat.

Menunaikan ibadah haji adalah dambaan bagi setiap muslim. Namun, perjalanan menuju Baitullah (rumah Allah) tak selalu mudah. Dibutuhkan niat yang kuat dan ikhtiar (usaha) yang berkelanjutan untuk meraih impian suci tersebut.

Nabi Muhammad SAW bersabda, "Sesungguhnya segala amal perbuatan tergantung pada niatnya." (HR. Bukhari dan Muslim).

Niat menjadi titik awal yang mampu memberikan semangat dalam meraih haji. Seringkali, meski seseorang memiliki kemampuan finansial, fisik, dan kesempatan, niatnya untuk berhaji belumlah tersulut.

Selama kita mau berusaha, InsyaAllah, Allah akan memberi jalan kemudahan. Kita harus optimis bahwa kita mampu berhaji karena kita yakin bahwa Allah Maha Tahu dan Maha Pemurah kepada hamba- Nya yang bertakwa. Ketakwaan menjadi jalan keluar dari masalah dan membukakan pintu rezeki dari arah yang tidak disangka-sangka. Allah berfirman:

وَمَنْ يَتَّقِ اللَّهَ يَجْعَلْ لَّهُ مَخْرَجًا وَيَرْزُقُهُ مِنْ حَيْثُ لَا يَحْتَسِبُ وَمَنْ يَتَوَكَّلْ عَلَى اللَّهِ فَهُوَ حَسْبُةٌ إِنَّ اللهَ بَالِغُ أَمْرِهُ قَدْ جَعَلَ اللَّهُ لِكُلِّ شَيْءٍ قَدْرًا

Artinya: "Siapa yang bertakwa kepada Allah, niscaya Dia akan membukakan jalan keluar baginya. dan menganugerahkan kepadanya rezeki dari arah yang tidak dia duga. Siapa yang bertawakal kepada Allah, niscaya Allah akan mencukupkan (keperluan)-nya. Sesungguhnya Allahlah yang menuntaskan urusan- Nya. Sungguh, Allah telah membuat ketentuan bagi setiap sesuatu,” (QS At-Thalaq 1-2).

Untuk menumbuhkan semangat dalam melaksanakan ibadah haji, kita perlu senantiasa mengingat berbagai keutamaan dari ibadah ini. Dalam hadits yang terkenal, Rasulullah Saw menjelaskan pahala yang akan diterima oleh mereka yang menunaikan ibadah haji.

عَنْ جَابِرٍ رَضِيَ اللهُ عَنْهُمَا عَنْ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ الْحَجُّ الْمَبْرُورُ لَيْسَ لَهُ جَزَاءً إِلَّا الْجَنَّةُ

Artinya, "Dari sahabat Jabir bin Abdillah ra, dari Rasulullah saw, ia bersabda, 'Haji mabrur tiada balasan lain kecuali surga.' (HR Ahmad).

Saat berada di tanah suci untuk beribadah, Allah juga membuka pintu ampunan bagi para jamaah sebagaimana disebutkan dalam hadits Nabi yang diriwayatkan oleh HR Ibnu Majah:

عَن أَبِي هُرَيْرَةَ عَن رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَنَّهُ قَالَ الْحُجَّاجُ وَالْعُمَّارُ وَقْدُ اللَّهِ إِنْ دَعَوْهُ أَجَابَهُمْ وَإِنْ اسْتَغْفَرُوهُ غَفَرَ لَهُمْ

Artinya: "Dari sahabat Abu Hurairah ra, Nabi Muhammad saw bersabda, 'Jamaah haji dan umrah adalah tamu Allah. Jika mereka berdoa, Allah memenuhi permintaan mereka dan jika mereka meminta ampun kepada- Nya, niscaya Allah mengampuni mereka".

Tentunya masih banyak keutamaan- keutamaan yang ada dalam ibadah haji yang tertulis dalam Al-Qur'an dan hadits Nabi serta penjelasan- penjelasan dari para ulama. Perlu upaya sungguh sungguh untuk meraihnya melalui ikhtiar dan tawakkal.

Khutbah II

الحَمْدُ للهِ الَّذِي تَتِمُ الصَّالِحَاتِ, وَأَشْهَدُ أَنْ لا إلهَ إلا الله وَحْدَهُ لا شَرِيكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُولُهُ اللَّهُمَّ صَلَّ وَسَلَّمْ عَلَى عَبْدِكَ وَرَسُولِكَ مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ أَجْمَعِينَ أَمَّا بَعْدُ فَيَا عِبَادَ اللهِ! أَوْصِى نَفْسِي وَأَنْتُمْ بِتَقْوَى اللهِ فَقَدْ فَازَ المُتَّقُونَ إِتَّقُوا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلَا تَمُوْتُنَّ إِلَّا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُونَ. وَاعْلَمُوا أَنَّ اللَّهَ أَمَرَكُمْ بِأَمْرٍ بَدَأَ فِيْهِ بِنَفْسِهِ ، وَثَنَّى بِمَلَائِكَتِهِ الْمُسَبِّحَةِ بِقُدْسِهِ ، فَقَالَ تَعَالَى وَلَمْ يَزَلْ قَائِلاً عَلِيمًا ، تَنْبِيْهَا لَنَا وَتَعْلِيمًا ، وَتَشْرِيفًا لِنَبِيْهِ وَتَعْلِيمًا "إِنَّ اللَّهَ وَمَلائِكَتَهُ يُصَلُّونَ عَلَى النَّبِيِّ يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا صَلُّوا عَلَيْهِ وَسَلَّمُوا تَسْلِيمًا. اللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيمَ وعلى آلِ سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيمَ وَبَارِكْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ كَمَا بَارَكْتَ عَلَى سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيمَ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيمَ فِي العَالَمِينَ إِنَّكَ حَمِيدٌ مَجِيدٌ اللَّهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِينَ وَالمُسْلِمَاتِ وَالْمُؤْمِنِينَ وَالْمُؤْمِنَاتِ الأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَالْأَمْوَاتِ إِنَّكَ سَمِيعٌ قَرِيبٌ مُجِيْبُ الدَّعَوَاتِ وَقَاضِي الحَاجَاتِ اللَّهُمَّ إِنَّا نَعُوذُبِكَ مِنَ البَرَضِ، وَالجُنُونِ، وَالجُذَامِ، وَمِنْ سَيْءِ الْأَسْقَامِ تَحَصَّنَا بِذِي الْعِزَّةِ وَالْجَبَرُوتِ وَاعْتَصَمْنَا بِرَبِّ الْمَلَكُوتِ وَتَوَكَّلْنَا عَلَى الْحَيَّ الَّذِي لاَ يَمُوْتُ اللَّهُمَّ اصْرِفْ عَنَّا هَذَا الْوَبَاءَ وَقِنَا شَرِّ الرَّدَى وَنَجِّنَا مِنَ الطَّعْنِ والطَّاعُوْنِ وَالْبَلَاءِ بِلُطْفِكَ يَا لَطِيفُ يَا خَبِيرُ إِنَّكَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيرٌ رَبَّنَا لا تُزِغْ قُلُوْبَنَا بَعْدَ إِذْ هَدَيْتَنَا وَهَبْ لَنَا مِنْ لَدُنْكَ رَحْمَةً إِنَّكَ أَنْتَ الوَهَّابِ رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ عِبَادَ اللهِ ! إِنَّ اللهَ يَأْمُرُ بِالعَدْلِ وَالإِحْسَانِ وَإِيتَاءِ ذِي القُرْبَى وَيَنْهَى عَنِ الْفَحْشَاءِ ة المُنْكَرِ وَالْبَغْيِ يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُونَ فَاذْكُرُوا اللَّهَ العَظِيمَ يَذْكُرْكُمْ وَاشْكُرُوا عَلَى نِعَمِهِ يَزِدْكُمْ وَاسْأَلُوهُ مِنْ فَضْلِهِ يُعْطِكُمْ وَلَذِكْرُnt

Usaha dan tawakal bagaikan sepasang dayung yang kita gunakan untuk menyebrangi sungai dengan perahu. Jika hanya satu dayung, baik yang kanan atau yang kiri, yang kita gunakan, maka perahu tersebut hanya akan berputar-putar di tempat. Namun, apabila kedua dayung digunakan dengan baik, perahu akan bergerak maju dengan optimal sesuai arah dan tujuan kita.

Untuk mendapatkan Informasi Lainnya Dari Pedoman Tangerang kamu bisa klik Dibawah ini.***

 

Editor: Abdul Majid


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah