Teks Khutbah Jumat : Meraih Keutamaan Bulan Syawal

- 26 April 2024, 10:59 WIB
teks Khutbah Jumat edisi 5 April 2024 tema bersungguh-sungguh di hari terakhir bulan Ramadhan 1445 H
teks Khutbah Jumat edisi 5 April 2024 tema bersungguh-sungguh di hari terakhir bulan Ramadhan 1445 H /pexels.com

Selain mendapatkan pahala puasa yang setara dengan satu tahun, orang yang menjalankan puasa Syawal ini menandakan bahwa puasa Ramadhan yang kita jalani kemarin, insyaallah diterima oleh Allah SWT. Sesungguhnya, jika Allah SWT menerima amal kebaikan seseorang, Dia akan memberikan anugerah untuk terus berbuat kebaikan setelahnya. Beberapa ulama menyatakan hal ini dengan jelas.

Puasa sunnah Syawal hanya dikerjakan dalam waktu enam hari. Namun pahalanya begitu besar. Kita dianjurkan melaksanakan ibadah puasa ini, sebagaimana dalam hadits Nabi yang berbunyi:

مَنْ صَامَ رَمَضَانَ ثُمَّ أَتْبَعَهُ سِرًّا مِنْ شَوَّالٍ كَانَ كَصِيَامٍ سه الدهر

Artinya, "Siapa saja yang berpuasa Ramadhan, kemudian dilanjutkan dengan enam hari di bulan Syawal, maka seperti pahala berpuasa setahun" (HR. Muslim).

Balasan dari perbuatan baik adalah kebaikan yang mengikuti setelahnya. Jadi, siapa pun yang melakukan kebaikan dan kemudian diikuti dengan tindakan baik lainnya, itu menunjukkan bahwa kebaikan pertamanya diterima.

Begitu pula, seseorang yang melakukan kebaikan kemudian diikuti dengan tindakan buruk, itu menandakan bahwa kebaikan yang dia lakukan ditolak.

Ayo kita gapai keutamaan bulan Syawal ini dengan berpuasa sunnah selama enam hari. Meskipun dilakukan tidak berurutan dan di luar tanggal 2 hingga 7 Syawal, tetap akan mendapatkan keutamaan seakan-akan berpuasa setahun penuh.

Berpuasa di bulan Syawal merupakan bentuk perawatan semangat ibadah kita kepada Allah setelah Ramadhan.

Selesai bulan suci Ramadhan, itu tidak berarti kita telah selesai beribadah. Namun, marilah kita berupaya untuk menjaga kualitas dan kuantitas ibadah kita di bulan-bulan berikutnya sebagaimana di bulan Ramadhan, termasuk di bulan Syawal ini."

Bagi saudara-saudara Muslim yang masih memiliki kewajiban puasa Ramadhan tertunda, seperti karena alasan tertentu seperti sakit atau perjalanan yang jauh, sebaiknya prioritas utamanya adalah untuk menggantinya terlebih dahulu sebelum melaksanakan puasa sunnah Syawal.

Halaman:

Editor: Abdul Majid


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah