Teks Khutbah Jumat 26 April 2024: 3 Hal yang Diperlukan Untuk Menuju Meraih Sukses di Akhirat

- 26 April 2024, 07:00 WIB
Teks Khutbah Jumat 26 April 2024: 3 Hal yang Diperlukan Untuk Menuju Meraih Sukses di Akhirat.
Teks Khutbah Jumat 26 April 2024: 3 Hal yang Diperlukan Untuk Menuju Meraih Sukses di Akhirat. /pexels.com

Pedoman Tangerang - Berikut ini adalah teks khutbah Jumat, 26 April 2024, yang bisa dijadikan referensi.

Teks khutbah Jumat, 26 April 2024 yang singkat dan padat ini dapat disampaikan khatib pada saat shalat Jumat.

Khutbah Jumat kali ini bertemakan tentang '3 Hal Utama Untuk Meraih Menuju Kesuksesan di Akhirat'.

Baca Juga: Teks Khutbah Jumat 12 April 2024: Menjaga Spirit Keimanan di Bulan Syawal

Khutbah I

الْحَمْدُ لِلهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ، وَبِهِ نَسْتَعِيْنُ عَلَى أُمُوْرِ الدُّنْيَا وَالدِّيْنِ، وَالصَّلَاةُ وَالسَّلَامُ عَلَى أَشْرَفِ اْلأَنْبِيَاءِ وَالْمُرْسَلِيْنَ، نَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَعَلَى اٰلِهِ وَأَصْحَابِهِ وَالتَّابِعِيْنَ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلىَ يَوْمِ الدِّيْنِ، أَشْهَدُ أَنْ لَا إِلٰهَ إِلَّا الله وَحْدَه لَاشَرِيْكَ لَهُ الْمَلِكُ الْحَقُّ اْلمُبِيْن. وَأَشْهَدُ أَنَّ سَيِّدَنَا مُحَـمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ صادِقُ الْوَعْدِ اْلأَمِيْن. أَمَّا بَعْدُ فَيَا أَيُّهَا الْحَاضِرُوْنَ. اِتَّقُوا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلَا تَمُوْتُنَّ إِلَّا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُوْنَ. فَقَالَ اللهُ تَعَالَى : لَهٗ مُعَقِّبٰتٌ مِّنْۢ بَيْنِ يَدَيْهِ وَمِنْ خَلْفِهٖ يَحْفَظُوْنَهٗ مِنْ اَمْرِ اللّٰهِ ۗاِنَّ اللّٰهَ لَا يُغَيِّرُ مَا بِقَوْمٍ حَتّٰى يُغَيِّرُوْا مَا بِاَنْفُسِهِمْۗ وَاِذَآ اَرَادَ اللّٰهُ بِقَوْمٍ سُوْۤءًا فَلَا مَرَدَّ لَهٗ ۚوَمَا لَهُمْ مِّنْ دُوْنِهٖ مِنْ وَّالٍ

Ma’asyiral Muslimin rahimakumullah....

Dari atas mimbar khatib berwasiat kepada kita semua, terutama kepada diri khatib pribadi, untuk senantiasa berusaha meningkatkan kualitas keimanan dan ketakwaan kepada Allah swt dengan cara melaksanakan semua kewajiban dan menjauhkan diri dari seluruh yang diharamkan.

Siapakah yang tidak menginginkan surga? Orang-orang beragama tentu menginginkannya karena mendapatkan surga berarti mendapat tempat terbaik nan abadi di alam baka. Namun surga memiliki pintu-pintu yang hanya dapat dibuka dan dilalui oleh mereka yang memiliki kunci-kuncinya. Berdasarkan beberapa matan hadits terdapat tiga kunci utama untuk membuka pintu-pintu surga sebagai barikut:

Pertama, bersaksi tiada Tuhan selain Allah. Rasulullah saw bersabda:

مِفْتَاحُ اْلجَنَّةِ شَهَادَةٌ أَنْ لَا إِلهَ إلَّا الله

Artinya: Kunci surga adalah bersaksi Tiada Tuhan Selain Allah. (HR. Ahmad).

Dr. Muhammad Taqiyuddin al-Hilali as-Subki dalam kitabnya berjudul Hukmu Tarikis Shalati ‘Amadan Hatta Yakhruja Waktuha (1982:15) memberikan penjelasan terkait dengan hadits di atas sebagai berikut:

فَاِنَّ الشَّهَادَةَ أَصْلُ اْلمِفْتَاحِ

Artiya: Sesungguhnya bersaksi (bahwa tiada Tuhan selain Allah) merupakan fondasi kunci.

Bersaksi bahwa tiada Tuhan selain Allah menjadi dasar pertama apakah seseorang akan dapat masuk surga atau tidak. Tanpa amal batiniah yang disebut tauhid ini semua amal kebaikan manusia tidak ada artinya dalam kaitannya dengan keselamatan di akhirat. Ia tidak akan masuk surga karena surga hanya diperuntukkan bagi orang-orang yang bersaksi dengan sepenuh keyakinan bahwa Allah adalah Tuhan satu-satunya. Jadi iman tauhid merupakan fondasi dari semua amal manusia.

Sedemikian penting syahadat atau kesaksian seperti itu hingga Rasulullah saw bersabda:

مَنْ مَاتَ وَهُوَ يَعْلَمُ أَنْ لَا إِلهَ إلَّا الله دَخَلَ اْلجَنَّةَ

Artinya: Barang siapa mati sedang ia percaya Tiada Tuhan selain Allah, maka masuklah ia ke dalam surga. (HR. Muslim).

Memang sedemikian penting syadat tauhid tersebut dalam kaitannya dengan surga. Kita dianjurkan untuk memperbanyak dzikir dengan mengucapkan kalimat tersebut agar kita memiliki fondasi kunci utama surga. Beberapa hadits juga menununjukkan barang siapa di akhir hayat mengucapkan kalimat tersebut dengan meyakini sepenuhnya bahwa tiada Tuhan selalin Allah, maka itu pertanda bahwa ia akan menemapti surga dalam hidupnya di akhirat kelak.

Jamaah Jumat Rahimakumullah

Kedua, menegakkan shalat. Rasulullah saw bersabda:

مِفْتَاحُ اْلجَنَّةِ اَلصّلَاةُ

Artinya: Kunci surga adalah menegakkan shalat, (Dari Jabir bin Abdillah RA).

Shalat adalah kunci utama kedua setelah syahadat. Ia merupakan amal lahiriah sekaligus merupakan perwujudan iman kepada Allah saw. Dr. Muhammad Taqiyuddin al-Hilali as-Subki selanjutnya memberikan penjelasan tentang hubungan shalat dengan syahadat sebagai berikut:

وَالصَّلَاةُ وَبَقِيَّةُ اْلاَرْكَانِ اَسْنَانُهُ الَّتِيْ لاَ يَحْصُلُ اْلفَتْحُ اِلَّا بِهَا

Artinya: Shalat dan masing-masing rukunnya merupakan gigi-gigi kunci yang memungkinkan terbukanya (pintu surga).

Rasulullah SAW juga menjelaskan dalam sebuah haditsnya tentang pentingnya shalat dalam hubungannya dengan keselamatan seseorang di hari Kiamat karena shalat adalah amal jasmaniah pertama yang akan dihisab sebagai berikut:

أَوَّلُ مَا يُحَاسَبُ عَلَيْهِ اْلعَبْدُ يَوْمَ اْلقِيَامَةِ اَلصَّلَاةُ، فَإِنْ صَلَحَتْ صَلَحَ سَائِرُ عَمَلِهِ وَإنْ فَسَدَتْ فَسَدَ سَائِرُ عَمَلِهِ

Artinya: Amal pertama kali seorang hamba akan dihisab di hari Kiamat adalah shalat. Apabila shalatnya baik, maka baiklah seluruh amalnya. Dan jika shalatnya buruk, rusaklah semua amalnya. (HR. at-Thabrani).

Shalat memiliki pengaruh kuat terhadap amal-amal seseorang di luar shalat. Jika shalatnya baik, maka baiklah seluruh amal lainnya. Artinya jika shalat dikerjakan dengan baik sesuai dengan ketentuan-ketentuan hukum dan adab yang berlaku, tentulah shalatnya akan diterima oleh Allah swt. Hal ini berpengaruh positif terhadap amal-amal seseorang di luar shalat.

Jika shalatya buruk, maka seluruh amal lainnya juga buruk. Artinya jika seseorang selalu berperilaku buruk dalam kehidupan sehari-harinya bisa jadi karena shalatnya memang buruk. Atau ia sudah menjalankan shalat tapi cara melaksanakannya tidak sesuai dengan syarat dan rukunnya serta adab shalat yang berlaku sehingga shalatnya tidak berpengaruh positif terhadap perilakunya. Adab-adab shalat antara lain adalah: tidak menunda-nunda, ikhlas, selalu ingat Allah dan penuh penghayatan atau khusyu’.

Selain itu, shalat yang dilakukan dengan menjalankan rukun-rukun dan sunnahnya akan menjadi kunci sukses dalam menjawab enam pertayanyaan di alam kubur, yakni: Siapa tuhanmu, apa agamamu, siapa nabimu, apa kitab sucimu, di mana kiblatmu, dan siapa saudara-saudaramu. Mengapa demikian? Sebab keenam pertanyaan itu jawabannya terdapat dalam pelaksanaan shalat.

Jawaban terhadap pertanyaan pertama terdapat dalam bacaan takbir (الله اكبر), jawaban kedua ada dalam perintah shalat bahwa shalat merupakan kewajiban dalam agama yang diridhai Allah (الاسلام), jawaban ketiga ada dalam bacaan shalawat ketika duduk (اللهم صل على محمد), jawaban keempat terkait dengan nama kitab yang memuat bacaan-bacaan surat dalam shalat (القران), jawaban kelima terkait dengan arah shalat (الكعبة), jawaban keenam terkait dengan para jamaah shalat terutama di masjid (المسلمون والمسلمات).

Jamaah Jumat Rahimakumullah

Ketiga, mencintai fakir miskin. Rasulullah saw bersabda:

وَمِفْتَاحُ اْلجَنَّةِ حُبُّ اْلمَسَاكِيْنِ وَاْلفُقَرَاءِ

Artinya: Dan kunci surga adalah mencinta fakir-miskin. (Dari Ibnu Umar ra).

Mencintai fakir miskin merupakan kunci surga yang mewakili ibadah sosial dalam ranah akhlak. Al-Qur’an menyebut orang-orang yang tidak peduli terhadaap anak yatim dan fakir-miskin sebagai para pendusta agama. Ayat-ayat itu berbunyi:

رَأَيْتَ الَّذِي يُكَذِّبُ بِالدِّينِ (١) فَذَلِكَ الَّذِي يَدُعُّ الْيَتِيمَ (٢) وَلَا يَحُضُّ عَلَى طَعَامِ الْمِسْكِينِ

Artinya: Tahukah kamu (orang) yang mendustakan agama? Itulah orang yang menghardik anak yatim, dan tidak menganjurkan memberi makan orang miskin. (QS. Al-Ma’un: 1-3).

Dalam surat lain, Allah melarang berbuat aniaya terhadap anak-anak yatim dan fakir miskin sebagai berikut:

فَأَمَّا الْيَتِيمَ فَلَا تَقْهَرْ (٩) وَأَمَّا السَّائِلَ فَلَا تَنْهَرْ (١٠)

Artinya: Adapun terhadap anak yatim, maka janganlah kamu berlaku sewenang-wenang. Dan terhadap orang yang minta-minta, maka janganlah kamu menghardiknya. (QS. Ad-Duha: 9-10).

Mencintai fakir-miskin (termasuk anak-anak yatim) merupakan akhlak terpuji. Rasulullah saw melaksanakan hal ini secara nyata. Disebutkan dalam kitab Maulid Al-Barzanji, karya Syaikh Ja’far bin Husin bin Abdul Karim bin Muhammad Al-Barzanji, halaman 123, sebagai berikut:

وَيُحِبُّ الفُقَرَاءَ وَالمَسَاكِيْنَ وَيَجْلِسُ مَعَهُمْ وَيَعُوْدُ مَرْضَاهُمْ وَيُشَيِّعُ جَنَائِزَهُمْ وَلَا يَحْقِرُ فَقِيْرًا

Artinya: Rasulullah mencintai fakir miskin, duduk bersama mereka, membesuk mereka yang sedang sakit, mengiring jenazah mereka, dan tidak pernah menghina orang fakir (miskin).

Jadi memang untuk dapat masuk surga seseorang tidak cukup hanya memiliki kesalihan personal dengan melaksanakan ibadah-ibadah personal seperti shalat, puasa dan haji, tetapi ia juga harus memiliki kesalihan sosial seperti mengeluarkan zakat dan sedekah kepada fakir-miskin. Ia juga harus memilik akhlak yang baik terhadap mereka sebagaimana dicontohkan Rasulullah saw sebagaimana disebutkan di atas.

Jamaah Jumat hafidhakumullah,

Dari seluruh uraian di atas dapat disimpulkan bahwa terdapat tiga kunci utama untuk dapat membuka pintu surga dan masuk ke dalamnya. Pertama adalah dalam ranah aqidah yakni bertauhid dengan bersaksi Tiada Tuhan selain Allah. Kedua adalah dalam ranah syariat yakni menegakkan shalat. Ketiga adalah dalam ranah akhlak yakni kesalehan sosial dengan mencintai fakir-miskin.

Baca Juga: Teks Khutbah Jumat 12 April 2024: Meningkatkan Ketaqwaan di Idul Fitri

Dalam istilah lain secara berturut-turut ketiganya disebut Iman, Islam dan Ihsan. Mudah-mudahan kita semua termasuk orang-orang yang berhasil memiliki ketiga kunci utama tersebut. Amin, amin, ya rabbal alamin.

بَارَكَ اللهُ لِيْ وَلَكُمْ فِيْ هَذَا الْيَوْمِ الْكَرِيْمِ، وَنَفَعَنِيْ وَاِيَاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ الصَّلَاةِ وَالزَّكَاةِ وَالصَّدَقَةِ وَتِلَاوَةِ الْقُرْاَنِ وَجَمِيْعِ الطَّاعَاتِ، وَتَقَبَّلَ مِنِّيْ وَمِنْكُمْ جَمِيْعَ أَعْمَالِنَا إِنَّهُ هُوَ الْحَكِيْمُ الْعَلِيْمُ، أَقُوْلُ قَوْلِيْ هَذَا وَأَسْتَغْفِرُ اللهَ لِيْ وَلَكُمْ، فَاسْتَغْفِرُوْهُ، اِنَّهُ هُوَ الْغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ

Khutbah II

اَلْحَمْدُ لِلَّهِ الَّذِيْ أَمَرَنَا بِاْلاِتِّحَادِ وَاْلاِعْتِصَامِ بِحَبْلِ اللهِ الْمَتِيْنِ. أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَشَرِيْكَ لَهُ، إِيَّاهُ نَعْبُدُ وَإِيَّاُه نَسْتَعِيْنُ. وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ، اَلْمَبْعُوْثُ رَحْمَةً لِلْعَالَمِيْنَ. اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ أَجْمَعِيْنَ. اِتَّقُوا اللهَ مَا اسْتَطَعْتُمْ وَسَارِعُوْا إِلَى مَغْفِرَةِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ. إِنَّ اللهَ وَمَلاَئِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلَى النَّبِيِّ، يَاأَيُّهاَ الَّذِيْنَ ءَامَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا. وَصَلَّى الله عَلَى سَيِّدَنَا وَمَوْلَانَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَسَلَّمَ اَللَّهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ وَالْمُسْلِمِيْنَ وَ الْمُسْلِمَاتِ اَلاَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَالْاَمْوَاتْ إِنَّكَ سَمِيْعٌ قَرِيْبٌ مُجِيْبُ الدَّعَوَاتِ وَيَا قَاضِيَ الْحَاجَاتِ بِرَحْمَتِكَ يَا اَرْحَمَ الرَّحِمِيْنَ اللَّهُمَّ إِنَّا نَعُوذُ بِكَ مِنْ عَذَابِ جَهَنَّمَ وَنَعُوذُ بِكَ مِنْ عَذَابِ الْقَبْرِ وَنَعُوذُ بِكَ مِنْ فِتْنَةِ الْمَسِيحِ الدَّجَّالِ وَنَعُوذُ بِكَ مِنْ فِتْنَةِ الْمَحْيَا وَالْمَمَاتِ، اللَّهُمَّ إِنَّا نَعُوذُ بِكَ مِنْ الْهَمِّ وَالْحَزَنِ وَنَعُوذُ بِكَ مِنْ الْعَجْزِ وَالْكَسَلِ وَ نَعُوذُ بِكَ مِنْ الْجُبْنِ وَالْبُخْلِ وَنَعُوذُ بِكَ مِنْ غَلَبَةِ الدَّيْنِ وَقَهْرِ الرِّجَالِ رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ عِبَادَ اللهِ، إِنَّ اللهَ يَأْمُرُكُمْ بِالْعَدْلِ وَاْلإِحْسَانِ وَإِيتَآئِ ذِي الْقُرْبَى وَيَنْهَى عَنِ الْفَحْشَآءِ وَالْمُنكَرِ وَالْبَغْيِ يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ. فَاذْكُرُوا اللهَ الْعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ وَادْعُوْهُ يَسْتَجِبْ لَكُمْ وَلَذِكْرُ اللهِ أَكْبَرُ

Untuk mendapatkan informasi ter-uptodate dari Pedoman Tangerang silahkan klik dibawah ini.***

Editor: Bustamil Arifin


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah