Teks Khutbah Jum’at: Cara dan Keutamaan Memakmurkan Masjid

- 26 April 2024, 06:00 WIB
Teks Khutbah Jum’at: Cara dan Keutamaan Memakmurkan Masjid
Teks Khutbah Jum’at: Cara dan Keutamaan Memakmurkan Masjid /pexels.com

Pedoman Tangerang – Khutbah Jumat adalah salah satu rangkaian yang harus dilakukan dalam melaksanakan sholat jumat. Dan menjadikan pembeda dengan sholat fardhu lainnya.

Khutbah merupakan salah satu bentuk dakwah yang dilakukan oleh seorang khatib dalam shalat Jum’at. Selain itu khutbah memiliki tujuan untuk memberikan pengajaran, nasihat, dan membimbing umat Muslim dalam menjalankan ajaran agama Islam.

Khutbah menjadi media untuk menyampaikan pesan-pesan keagamaan, mengingatkan umat tentang kebaikan, meluruskan pemahaman yang salah, dan memotivasi umat dalam menjalankan perintah Allah SWT.

Penyampaian bacaan khutbah Jumat oleh Khatib memiliki dua bagian yaitu khutbah pertama dan khutbah kedua disertai doa yang dipisahkan dengan duduk.

Baca Juga: Teks Khutbah Jum’at: Tiga Hewan Kecil yang Diceritakan dalam Al-Qur’an

Berikut teks khutbah Jum’at, Cara dan Keutamaan Memakmurkan Masjid

Khutbah Pertama

الْحَمْدُ لِلَّهِ وَ الْحَمْدُ لِلَّهِ ثُمَّ الْحَمْدُ لِلَّهِ

 أَشْهَدُ أنْ لا إلَهَ إلا اللهُ وَحْدَهُ لا شَرِيكَ لَهُ وأشهدُ أنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ الَّذِيْ لَانَبِيّ بعدَهُ

 اَللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلَى نَبِيِّنَا مُحَمَّدابن عبد الله وَعَلَى أَلِهِ وَأَصْحَابِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ القِيَامَةِ. أَمَّا بَعْدُ، فَإِنِّي أُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِيْ بِتَقْوَى اللهِ الْقَائِلِ في مُحْكَمِ كِتَابِهِ: وَتَزَوَّدُوا فَإِنَّ خَيْرَ الزَّادِ التَّقْوَى، وَاتَّقُونِ يَا أُولِي الْأَلْبَاب . وَقَالَ: يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ ٱتَّقُوا۟ ٱللَّهَ وَلْتَنظُرْ نَفْسٌ مَّا قَدَّمَتْ لِغَدٍ وَٱتَّقُوا۟ ٱللَّهَ إِنَّ ٱللَّهَ خَبِيرٌۢ بِمَا تَعْمَلُون

Ma’asyiral Muslimin jamaah Jumat yang dirahmati Allah Syukur alhamdulillah mari kita tanamkan dalam hati dan kita ucapkan dengan lisan, sebagai kata kunci pertama atas segala nikmat dan karunia yang Allah swt berikan kepada kita semua, khususnya nikmat iman dan sehat.

Sehingga kita bisa terus istiqamah dalam mengerjakan ibadah wajib satu pekan satu kali ini, yaitu shalat Jumat. Semoga ibadah yang kita lakukan menjadi ibadah yang diterima oleh-Nya.

Shalawat dan salam mari kita haturkan kepada junjungan kita, Nabi Muhammad saw, allahumma shalli ‘ala Muhammad wa ‘ala alihi wa sahbih, yang telah sukses menjalankan visi misi dakwahnya dalam menyebarkan ajaran Islam yang penuh dengan kedamaian dan kasih sayang.

Selanjutnya, sebagai awal dalam memulai khutbah Jumat di atas mimbar yang mulia ini, kami selaku khatib mengajak diri sendiri, keluarga, dan semua jamaah yang turut hadir pada pelaksanaan sholat Jumat ini, untuk terus berusaha meningkatkan ketakwaan kepada Alah swt dengan hakikat takwa yang sesungguhnya, dengan menjalankan semua yang diperintahkan oleh Allah dan menjauhi semua larangan-Nya.

Mari kita kuatkan iman, kita tingkatkan takwa, kita teguhkan akidah, dan kita upayakan istiqamah dalam diri kita untuk mengerjakan ibadah kepada Allah swt, sebab hanya dengan cara inilah kita semua akan menjadi hamba yang selamat, baik di dunia maupun di akhirat. Allah swt berfirman dalam Al-Qur’an:

وَتَزَوَّدُوا فَإِنَّ خَيْرَ الزَّادِ التَّقْوَى وَاتَّقُونِ يَا أُولِي الأَلْبَابِ

Artinya, “Bawalah bekal, karena sesungguhnya sebaik-baik bekal adalah takwa. Dan bertakwalah kepada-Ku wahai orang-orang yang mempunyai akal sehat.” (QS Al-Baqarah [2]: 197).

Baca Juga: Teks Khutbah Jum’at: Lima Peristiwa Penting di Bulan Syawal

Ma’asyiral Muslimin Rahimakumullah

Setelah umat Islam menguasai kota Makkah pada tahun ke delapan hijriyah, kalimat Allah menggema di Masjidil Haram dan di sekitarnya. Kebenaran menggantikan kebatilan dan kebaikan menggantikan keburukan.

Kegiatan ibadah dalam Masjidil Haram dilaksanakan sesuai dengan ajaran Islam. Segala bentuk ibadah yang batil yang dilaksanakan kaum musyrik pun dihapuskan.

Pada tahun ke sembilan hijriyah, Nabi SAW mengutus Ali bin Abi Thalib untuk menyampaikan awal surat al-Taubah pada waktu haji akbar. Awal surat al-Taubah itu menyatakan pembatalan perjanjian dengan orang-orang musyrik, karena mereka selalu mengkhianati perjanjian itu.

Ibnu Abbas meriwayatkan bahwa setelah selesai perang Badar, al-Abbas adalah termasuk orang yang ditawan oleh umat Islam. Ia mendapatkan ejekan dan cemoohan dari orang-orang Muslim dan menyatakan bahwa dia seorang yang kafir.

Al-Abbas menjawab cemoohan orang-orang Muslim dengan pernyataan: Mengapa kamu hanya menyebut-nyebut kejahatan kami saja, dan tidak sedikitpun menyebut kabaikan kami? Sayyidina Ali menjawab pertanyaan Abbas: Apa kebaikan yang kamu lakukan? Abbas menjawab: Kami mengurus dan memakmurkan Masjidil Haram, memelihara Ka’bah dan menyediakan minuman bagi jamaah haji. Berkaitan dengan pernyataan al-Abbas itu turun ayat untuk membantahnya, yaitu:

مَا كَانَ لِلۡمُشۡرِكِينَ أَن يَعۡمُرُواْ مَسَٰجِدَ ٱللَّهِ شَٰهِدِينَ عَلَىٰٓ أَنفُسِهِم بِٱلۡكُفۡرِۚ أُوْلَٰٓئِكَ حَبِطَتۡ أَعۡمَٰلُهُمۡ وَفِي ٱلنَّارِ هُمۡ خَٰلِدُونَ

Artinya: “Tidaklah pantas orang-orang musyrik itu memakmurkan mesjid-mesjid Allah, sedang mereka mengakui bahwa mereka sendiri kafir. Itulah orang-orang yang sia-sia pekerjaannya, dan mereka kekal di dalam neraka.” (QS. Al-Taubah, 09:17).

Baca Juga: Teks Khutbah Jumat, 19 April 2024 : Evaluasi Diri Setelah Puasa Di Bulan Ramadan

Ma’asyiral Muslimin Rahimakumullah

Ayat ini menjelaskan bahwa tidak layak bagi kaum musyrikin, memakmurkan Masjidil Haram dan masjid-masjid lainnya.

Memakmurkan masjid-masjid Allah itu bertujuan untuk mengesakan dan mengagungkan Allah, serta mentaati-Nya. Dengan demikian, kegiatan itu hanya layak dilakukan oleh orang-orang yang beriman, bukan oleh orang-orang kafir maupun orang-orang munafik.

Yang dimaksud dengan memakmurkan masjid ialah membangunnya, mengurusnya dengan baik, menghidupkannya dengan amal ibadah yang diridhai oleh Allah.

Al-Abbas setelah ditawan oleh umat Islam dalam perang Badar, termasuk orang yang ditebus dan pada perkembangan selanjutnya, ia masuk agama Islam.

Orang-orang musyrik Quraisy meskipun mereka pada awalnya memakmurkan masjid, memelihara Ka’bah, dan menyediakan air minum untuk jamaah haji, amal mereka tertolak, karena mereka masih dalam keadaan musyrik. Allah berfirman:

ذَٰلِكَ هُدَى ٱللَّهِ يَهۡدِي بِهِۦ مَن يَشَآءُ مِنۡ عِبَادِهِۦۚ وَلَوۡ أَشۡرَكُواْ لَحَبِطَ عَنۡهُم مَّا كَانُواْ يَعۡمَلُونَ

Artinya: “Itulah petunjuk Allah, yang dengannya Dia memberi petunjuk kepada siapa yang dikehendaki-Nya di antara hamba-hamba-Nya. Seandainya mereka mempersekutukan Allah, niscaya lenyaplah dari mereka amalan yang telah mereka kerjakan.” (QS. Al-An’am, 06:88).

Mereka yang paling layak untuk memakmurkan masjid-masjid Allah hanyalah orang-orang yang beriman dan berserah diri kepada Allah, amal dan ibadahnya dikerjakan dengan ikhlas semata-mata untuk memperoleh keridhaan-Nya.

إِنَّمَا يَعۡمُرُ مَسَٰجِدَ ٱللَّهِ مَنۡ ءَامَنَ بِٱللَّهِ وَٱلۡيَوۡمِ ٱلۡأٓخِرِ وَأَقَامَ ٱلصَّلَوٰةَ وَءَاتَى ٱلزَّكَوٰةَ وَلَمۡ يَخۡشَ إِلَّا ٱللَّهَۖ فَعَسَىٰٓ أُوْلَٰٓئِكَ أَن يَكُونُواْ مِنَ ٱلۡمُهۡتَدِينَ

Artinya: “Hanya yang memakmurkan masjid-masjid Allah ialah orang-orang yang beriman kepada Allah dan Hari kemudian, serta tetap mendirikan shalat, menunaikan zakat dan tidak takut (kepada siapapun) selain kepada Allah, maka merekalah orang-orang yang diharapkan termasuk golongan orang-orang yang mendapat petunjuk.” (QS. Al-Taubah, 09:18).

Baca Juga: Teks Khutbah Jumat 12 April 2024: Menjaga Spirit Keimanan di Bulan Syawal

Mereka yang layak memakmurkan masjid-masjid Allah, adalah (1) orang-orang yang beriman kepada Allah, (2) beriman kepada hari akhirat, (3) menegakkan shalat, (4) menunaikan zakat, dan (5) hanya takut kepada Allah, tidak takut kepada yang lainnya. Lima kriteria tersebut bisa dikembangkan lebih luas lagi, misalnya memakmurkan masjid Allah dengan orang-orang yang berilmu dan mengajarkan ilmunya di tempat tersebut.

Demikian juga orang-orang yang membangun masjid. Nabi SAW bersabda:

مَن بَنَى مَسْجِدًا يَبْتَغِي به وجْهَ اللَّهِ بَنَى اللَّهُ له مِثْلَهُ في الجَنَّةِ

Artinya: “Barang siapa yang membangun masjid semata-mata mencari keridhaan Allah, maka Allah akan membangunkan baginya tempat tinggal seperti itu di syurga”. (HR. Bukhari, 450).

Termasuk dalam kegiatan memakmurkan masjid adalah orang-orang yang membiasakan diri untuk shalat dan beribadah di dalamnya. Nabi SAW bersabda:

إذا رَأيتُمُ الرَّجُلَ يَعتادُ المَسجِدَ، فاشْهَدُوْا لَهُ بِالْإِيْمَانِ

Artinya: “Apabila engkau melihat seseorang yang membiasakan diri (beribadah) di masjid, maka saksikanlah bahwa ia seorang yang beriman”. (HR. Ibnu Hibban, 1721).

Ma’asyiral Muslimin Rahimakumullah

Memakmurkan masjid juga bisa dengan jalan menjaga kebersihan dan kesuciannya, mengepel lantainya, dan menyapu halamannya, memasang lampu-lampu penerang, serta berbagai kegiatan lain yang dianggap baik.

Rasulullah SAW pernah menanyakan kepada para sahabatnya tentang seorang wanita atau seorang pemuda yang biasa membersihkan masjid. Para sahabat menginformasikan kepada Nabi bahwa wanita itu telah meninggal dunia.

Nabi menegur para sahabat, kenapa kalian tidak memberitahuku agar aku dapat menyolatkannya. Kemudian Nabi mengatakan kepada para sahabat, tunjukkanlah kepadaku di mana kuburannya? Maka Nabi mendatangi kuburan itu, lalu menyolatkannya.

أنَّ امْرَأَةً سَوْدَاءَ كَانَتْ تَقُمُّ المَسْجِدَ، أَوْ شَابًّا، فَفَقَدَهَا رَسولُ اللهِ صَلَّى اللَّهُ عليه وَسَلَّمَ، فَسَأَلَ عَنْهَا، أَوْ عنْه، فَقالوا: مَاتَ، قالَ: أَفلا كُنْتُمْ آذَنْتُمُونِي قالَ: فَكَأنَّهُمْ صَغَّرُوا أَمْرَهَا، أَوْ أَمْرَهُ، فَقالَ: دُلُّونِي علَى قَبْرِهِ فَدَلُّوهُ، فَصَلَّى عَلَيْهَا، ثُمَّ قالَ: إنَّ هذِه القُبُورَ مَمْلُوءَةٌ ظُلْمَةً علَى أَهْلِهَا، وإنَّ اللَّهَ عَزَّ وَجَلَّ يُنَوِّرُهَا لهمْ بصَلَاتي عليهم.

Artinya: “Sesungguhnya ada seorang wanita berkulit hitam, ia menghidupkan masjid, atau seorang pemuda. Nabi SAW. tidak melihatnya, maka beliau bertanya kepada para sahabat. Para sahabat menginformasikan bahwa ia telah wafat.

Nabi bersabda: Kenapa kalian tidak memberitahuku. Tampaknya para sahabat menganggap kecil atau menyepelekan pekerjaan perempuan atau pemuda itu.

Baca Juga: Teks Khutbah Jum’at: Menjaga Amal Saleh di Bulan Syawal

Maka Nabi bersabda: Tunjukkanlah kepadaku di mana kuburannya. Maka para sahabat menunjukinya, maka Nabi pun menyolatkannya di kuburan itu.

Nabi bersabda: Sesungguhnya kuburan ini tempat yang penuh kegelapan, dan sesungguhnya Allah SWT akan menerangi kuburan itu dengan shalat/doaku untuk mereka”. (HR. Muslim, 956).

Dari hadits tersebut dapat dipahami betapa pentingnya kedudukan orang yang selalu menjaga kebersihan masjid dan kesuciannya, demikian juga menerangi masjid dengan lampu-lampu secukupnya. Dalam beberapa kitab tafsir, antara lain Ruhul Bayan dan Tafsir Kementrian Agama disebutkan:

مَنْ أَسْرَجَ سِرَاجًا فِي الْمَسْجِدِ بِقَدْرِ مَا يَدُوْرُ فِي الْعَيْنِ لَمْ تَزَلِ الْمَلاَئِكَةُ تَسْتَغْفِرُ لَهُ مَا دَامَ ذَلِكَ الضَّوْءُ فِي الْمَسْجِدِ

Artinya: “Barang siapa yang menyalakan lampu di masjid, yang mengakibatkan mata bisa melihat, tidak henti-hentinya para malaikat memohon ampunan untuknya, selama lampu itu terus menyala di masjid”. (HR. Salim al-Razi dari Anas r.a.).

Ada beberapa kegiatan yang sangat baik yang pahalanya terus mengalir, yaitu: (1) orang yang mengamalkan dan mengajarkan ilmunya, (2) membuat selokan air, (3) membuat sumur, (4) menanam pohon, (5) mendirikan masjid, (6) mewariskan mushaf, dan (7) memiliki anak yang memohon ampunan kepada Allah untuk kedua orang tuanya setelah keduanya wafat. Disebutkan dalam hadits:

سَبْعٌ يَجْرِي لِلْعَبْدِ أَجْرُهنَّ وَهُوَ فِيْ قَبْرِهِ بَعْدَ مَوْتِهِ: مَنْ علَّم علمًا أو كَرَى نَهْرًا، أَوْ حَفَرَ بِئْرًا، أَوْ غَرَسَ نَخْلًا أَوْ بَنَى مَسْجِدًا، أَوْ وَرَّثَ مُصْحَفًا، أَوْ تَرَكَ وَلَدًا يَسْتَغْفِرُ لَهُ بَعْدَ مَوْتِهِ

Artinya: “Ada tujuh amal yang pahalanya terus mengalir ke dalam kubur setelah seseorang meninggal, yaitu: (1) orang yang mengamalkan dan mengajarkan ilmunya, (2) membuat selokan air, (3) membuat sumur, (4) menanam pohon, (5) mendirikan masjid, (6) mewariskan mushaf, dan (7) memiliki anak yang memohon ampunan kepada Allah untuk orang tuanya setelah wafat”. (HR. Al-Bazzar, 7289).

Baca Juga: Teks Khutbah Jum’at: Pentingnya Menjaga Silaturahmi

Mudah-mudahan Allah SWT senantiasa memberi ridho dan selalu menjaga kita untuk selalu memakmurkan masjid .Amin yarabbal ‘alamin

بَارَكَ اللهُ لِيْ وَلَكُمْ فِيْ هَذَا الْيَوْمِ الْكَرِيْمِ، وَنَفَعَنِيْ وَاِيَاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ الصَّلَاةِ وَالصَّدَقَةِ وَتِلَاوَةِ الْقُرْاَنِ وَجَمِيْعِ الطَّاعَاتِ، وَتَقَبَّلَ مِنِّيْ وَمِنْكُمْ جَمِيْعَ أَعْمَالِنَا إِنَّهُ هُوَ الْحَكِيْمُ الْعَلِيْمُ، أَقُوْلُ قَوْلِيْ هَذَا وَأَسْتَغْفِرُ اللهَ لِيْ وَلَكُمْ، فَاسْتَغْفِرُوْهُ، اِنَّهُ هُوَ الْغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ

 Khutbah Kedua

اَلْحَمْدُلِلّهِ حَمْدًاكَثِيْرًاكَمَااَمَرَ. وَاَشْهَدُاَنْ لاَاِلهَ اِلاَّللهُ وَحْدَه لاَشَرِيْكَ لَهُ. اِرْغَامًالِمَنْ جَحَدَبِهِ وَكَفَرَ. وَاَشْهَدُاَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ سَيِّدُاْلاِنْسِ وَالْبَشَرِ. اَللّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلىَ مُحَمَّدٍ وَعَلىَ اَلِهِ وَصَحْبِهِ مَااتَّصَلَتْ عَيْنٌ بِنَظَرٍ وَاُذُنٌ بِخَبَرٍ

اَمَّا بَعْدُ : فَيَااَ يُّهَاالنَّاسُ !! اِتَّقُوااللهَ تَعَالىَ. وَذَرُوالْفَوَاحِشَ مَاظَهَرَوَمَابَطَنْ. وَحَافِظُوْاعَلىَ الطَّاعَةِ وَحُضُوْرِ الْجُمْعَةِ وَالْجَمَاعَةِ.

Hadirin yang dirahmati Allah,

Komitmen takwa kepada Allah SWT hanyalah diberikan oleh Allah kepada orang-orang yang beriman.

Hal ini menunjukkan kepada kita bahwa perilaku takwa akan mudah kita raih kalau kita memiliki keimanan yang kuat kepada Allah SWT.

Ketakwaan kepada Allah SWT merupakan bagian dari konsekuensi dari keimanan kita kepada-Nya. Iman tanpa diiringi perilaku takwa, yaitu berupa ihsan, maka sesungguhnya keimanan tersebut tidak sempurna adanya.

Oleh karena itu, marilah terus kita pelihara dan perkuat iman kita, dan selanjutnya diwujudkan dengan ketakwaan kita yang semaksimal mungkin, sesuai batas kemampuan yang kita miliki.

Akhirnya, marilah kita berdo’a kepada Allah SWT, dengan penuh ketundukkan dan kekhusyu’an hati, agar kita senantiasa mendapatkan ampunan, hidayah dan bimbingan-Nya.

الْحَمْدُ لِلَّهِ الَّذِي لَهُ مَا فِي السَّمَاوَاتِ وَمَا فِي الْأَرْضِ وَلَهُ الْحَمْدُ فِي الْآخِرَةِ وَهُوَ الْحَكِيمُ الْخَبِيرُ اللهم صل وسلم على محمد وعلى آله محمد كما صليت وسلمت على إبراهيم وعلى آله إبراهيم فى العالمين إنك حميد مجيد.

اَللّهُمَّ اغْفِرْلِلْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ وَالْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ اْلاَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَاْلاَمْوَاتِ بِرَحْمَتِكَ يَاوَاهِبَ الْعَطِيَّاتِ.

اللَّهُمَّ اجْعَلْ جَمْعَنَا هَذَا جَمْعًا مَرْحُوْمًا، وَاجْعَلْ تَفَرُّقَنَا مِنْ بَعْدِهِ تَفَرُّقًا مَعْصُوْمًا، وَلا تَدَعْ فِيْنَا وَلا مَعَنَا شَقِيًّا وَلا مَحْرُوْمًا.

اللَّهُمَّ إِنَّا نَسْأَلُكَ الْهُدَى وَالتُّقَى وَالعَفَافَ وَالغِنَى

رَبَّنَااَتِنَافِى الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِى اْلاَخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ

عِبَادَالله اِنَّ اللهَ يَأْمُرُبِالْعَدْلِ وَاْلاِحْسَانِ وَاِيْتَاءِذِى الْقُرْبَى وَيَنْهَى عَنِ الْفَحْشَاءِ وَالْمُنْكَرِ وَالْبَغْىِ يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ فَاذْكُرُوااللهَ الْعَظِيْمِ يذكركم وَاشْكُرُوهُ عَلىَ نِعَمِهِ يَزِدْكُمْ. وَلَذِكْرُاللهِ اَكْبَرُ

Demikian teks khutbah jumat, Cara dan Keutamaan Memakmurkan Masjid.***

Editor: Abdul Majid


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah