Teks Khutbah Jum’at: Menjaga Puasa Ramadhan Tetap Berkualitas

- 15 Maret 2024, 06:00 WIB
Teks Khutbah Jum’at: Menjaga Puasa Ramadhan Tetap Berkualitas
Teks Khutbah Jum’at: Menjaga Puasa Ramadhan Tetap Berkualitas /Pexels/David McEachan

Pedoman Tangerang – Khutbah Jumat adalah salah satu rangkaian yang harus dilakukan dalam melaksanakan sholat jumat. Dan menjadikan pembeda dengan sholat fardhu lainnya.

Khutbah merupakan salah satu bentuk dakwah yang dilakukan oleh seorang khatib dalam shalat Jum’at. Selain itu khutbah memiliki tujuan untuk memberikan pengajaran, nasihat, dan membimbing umat Muslim dalam menjalankan ajaran agama Islam.

Khutbah menjadi media untuk menyampaikan pesan-pesan keagamaan, mengingatkan umat tentang kebaikan, meluruskan pemahaman yang salah, dan memotivasi umat dalam menjalankan perintah Allah SWT.

Penyampaian bacaan khutbah Jumat oleh Khatib memiliki dua bagian yaitu khutbah pertama dan khutbah kedua disertai doa yang dipisahkan dengan duduk.

Baca Juga: Teks Khutbah Jum’at: Hakikat Puasa Ramadhan

Berikut teks khutbah Jum’at, Menjaga Puasa Ramadhan Tetap Berkualitas

Khutbah Pertama

الْحَمْدُ لِلَّهِ وَ الْحَمْدُ لِلَّهِ ثُمَّ الْحَمْدُ لِلَّهِ

 أَشْهَدُ أنْ لا إلَهَ إلا اللهُ وَحْدَهُ لا شَرِيكَ لَهُ وأشهدُ أنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ الَّذِيْ لَانَبِيّ بعدَهُ

 اَللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلَى نَبِيِّنَا مُحَمَّدابن عبد الله وَعَلَى أَلِهِ وَأَصْحَابِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ القِيَامَةِ. أَمَّا بَعْدُ، فَإِنِّي أُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِيْ بِتَقْوَى اللهِ الْقَائِلِ في مُحْكَمِ كِتَابِهِ: وَتَزَوَّدُوا فَإِنَّ خَيْرَ الزَّادِ التَّقْوَى، وَاتَّقُونِ يَا أُولِي الْأَلْبَاب . وَقَالَ: يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ ٱتَّقُوا۟ ٱللَّهَ وَلْتَنظُرْ نَفْسٌ مَّا قَدَّمَتْ لِغَدٍ وَٱتَّقُوا۟ ٱللَّهَ إِنَّ ٱللَّهَ خَبِيرٌۢ بِمَا تَعْمَلُون

Ma’asyiral Muslimin jamaah Jumat yang dirahmati Allah Syukur alhamdulillah mari kita tanamkan dalam hati dan kita ucapkan dengan lisan, sebagai kata kunci pertama atas segala nikmat dan karunia yang Allah swt berikan kepada kita semua, khususnya nikmat iman dan sehat.

Sehingga kita bisa terus istiqamah dalam mengerjakan ibadah wajib satu pekan satu kali ini, yaitu shalat Jumat. Semoga ibadah yang kita lakukan menjadi ibadah yang diterima oleh-Nya.

Shalawat dan salam mari kita haturkan kepada junjungan kita, Nabi Muhammad saw, allahumma shalli ‘ala Muhammad wa ‘ala alihi wa sahbih, yang telah sukses menjalankan visi misi dakwahnya dalam menyebarkan ajaran Islam yang penuh dengan kedamaian dan kasih sayang.

Selanjutnya, sebagai awal dalam memulai khutbah Jumat di atas mimbar yang mulia ini, kami selaku khatib mengajak diri sendiri, keluarga, dan semua jamaah yang turut hadir pada pelaksanaan sholat Jumat ini, untuk terus berusaha meningkatkan ketakwaan kepada Alah swt dengan hakikat takwa yang sesungguhnya, dengan menjalankan semua yang diperintahkan oleh Allah dan menjauhi semua larangan-Nya.

Mari kita kuatkan iman, kita tingkatkan takwa, kita teguhkan akidah, dan kita upayakan istiqamah dalam diri kita untuk mengerjakan ibadah kepada Allah swt, sebab hanya dengan cara inilah kita semua akan menjadi hamba yang selamat, baik di dunia maupun di akhirat. Allah swt berfirman dalam Al-Qur’an:

وَتَزَوَّدُوا فَإِنَّ خَيْرَ الزَّادِ التَّقْوَى وَاتَّقُونِ يَا أُولِي الأَلْبَابِ

Artinya, “Bawalah bekal, karena sesungguhnya sebaik-baik bekal adalah takwa. Dan bertakwalah kepada-Ku wahai orang-orang yang mempunyai akal sehat.” (QS Al-Baqarah [2]: 197).

Baca Juga: Teks Khutbah Jum’at: Menjaga Pahala Puasa

Hadirin jamaah Jumat rohimakumullah

Tentu kita berharap puasa yang sedang kita kerjakan diterima oleh Allah swt. Sebagaimana telah dijanjikan bahwa ibadah puasa adalah milik Allah dan karena itu pula Allah swt yang akan langsung membalasnya.

Oleh karena itu, alfaqir mengajak kepada diri sendiri dan jamaah Jumat agar dapat menjalani puasa dengan sungguh-sungguh dan sesuai dengan tuntunan yang ditetapkan syariat Islam.

Hadirin jamaah Jumat rohimakumullah

Kita semua tentu tidak ingin puasa yang dijalani ini tak mendapat apa-apa. Atau bahkan justru hanya merasakan haus dan lapar semata, tanpa pahala apapun. Semua ini bisa saja terjadi akibat dari perbuatan kita sendiri, sebagaimana pernah disabdakan oleh Rasulullah saw:

كَمْ مِنْ صَائِمٍ لَيْسَ لَهُ مِنْ صِيَامِهِ إِلَّا الْجُوْع وَالْعَطْش

Artinya, “Betapa banyak orang yang berpuasa namun dia tidak mendapatkan sesuatu dari puasanya kecuali rasa lapar dan dahaga” (HR An-Nasa’i).

Hadirin jamaah Jumat rohimakumullah

Betapa Nabi Muhammad saw menyebutkan bahwa tidak sedikit orang yang kurang beruntung di dalam mengerjakan puasa. Mereka tidak mendapatkan pahala puasa, kecuali hanya lapar dan dahaga. Gugurnya pahala ini bukan berarti telah melewati aturan-aturan fiqih. Artinya, sah menurut kacamata fiqih belum cukup untuk ibadah puasa.

Lalu apa yang menjadi faktor pahala puasa tidak bisa diperoleh, atau gugur? Penyebabnya adalah perbuatan-perbuatan tercela yang sudah dilakukan oleh shaim, seperti menggunjing orang lain, mengadu domba, berdusta, melihat sesuatu dengan syahwat (nafsu), dan melakukan sumpah palsu. Sebagaimana Nabi Muhammad saw pernah bersabda:

خَمْسٌ يُفْطِرْنَ الصَّائِمَ: الغِيْبَةُ، وَالنَّمِيْمَةُ، وَالكَذِبُ، وَالنَّظَرُ بِالشَّهْوَةِ، وَاليَمِيْنُ الكَاذِبَةُ

Artinya, “Lima hal yang bisa membatalkan pahala orang berpuasa: membicarakan orang lain, mengadu domba, berbohong, melihat dengan syahwat, dan sumpah palsu” (HR Ad-Dailami).

Habib Zain bin Smith dalam al-Fawâidul Mukhtârah lî Sâliki Tarîqil Âkhirah lebih jauh menjelaskan bahwa hal lain yang dapat membatalkan puasa adalah sifat riya (pamer). Termasuk pamer juga yaitu merasa ibadah puasanya lebih baik dibanding orang lain.

Selanjutnya, perbuatan yang bisa menggugurkan pahala puasa adalah berbuka puasa dengan makanan yang haram.

Mengonsumsi makanan haram juga bisa membuat seseorang malas beribadah. Ini tentu tidak berbanding lurus dengan semangat bulan Ramadhan yang sebenarnya dapat dijadikan sarana untuk meningkatkan kuantitas sekaligus kualitas ibadah kepada Allah swt.

Baca Juga: Teks Khutbah Jumat 8 Maret 2024: Hal yang Perlu Diperhatikan Menjelang Puasa Ramadhan

Hadirin jamaah Jumat rohimakumullah

Penting untuk kita semuanya, memahami betul hakikat dan tujuan berpuasa itu sendiri agar tidak sia-sia di dalam mengerjakan ibadah tersebut. Imam Al-Ghazali memaparkan, bahwa tujuan puasa adalah agar seorang hamba bisa mencontoh sifat Allah swt “ash-shamad” dan bisa lebih mendekatkan diri kepada-Nya melalui pengendalian syahwat.

Imam Al-Ghazali di dalam karyanya, kitab Ihya’ Ulumiddin menegaskan bahwa, “Ulama akhirat menghendaki sahnya puasa dengan diterima, dan yang dimaksud diterima adalah sampai kepada tujuan puasa yaitu meneladani satu dari beberapa sifat-sifat Allah yaitu ‘shamadiyyah’ dan mengikuti perilaku malaikat dengan mencegah diri dari beberapa syahwat dengan segenap kemampuan, sesungguhnya mereka dibersihkan dari syahwat-syahwat.”

Jamaah Jumat rahiamakumullah

Redaksi “ash-shamad” secara bahasa bermakna berongga atau kosong dari segala sesuatu. Kalau ditarik dalam makna yang lebih hakiki adalah orang yang sedang berpuasa harus mengosongkan dan membebaskan dirinya dari segala bentuk perbuatan maksiat. Karena perbuatan itu akan menggugurkan pahala puasa.

Inilah yang seharusnya kita perhatikan. Karena tujuan berpuasa tidak lain adalah mendekatkan diri kepada Allah swt. Ikhtiar itu harus dilakukan dengan melepaskan diri dari segala bentuk syahwat yang bisa menjerumuskannya kepada perbuatan maksiat. Jika mampu melakukan demikian, maka menurut al-Ghazali, akan mencapai derajat kedekatan dengan Allah sebagaimana para malaikat yang tidak pernah berbuat dosa karena tidak memiliki syahwat.

Demikian khutbah Jumat singkat ini, semoga kita dapat mengambil keberkahan-keberkahan yang ada di dalam puasa Ramadhan dengan menjaga diri dari segala godaan yang bisa menjerumuskan kita dalam kealpaan dan kesia-siaan. Amin.

Baca Juga: Teks Khutbah Jum’at: Dua Persiapan Menyambut Datangnya Ramadhan

بَارَكَ اللهُ لِيْ وَلَكُمْ فِيْ هَذَا الْيَوْمِ الْكَرِيْمِ، وَنَفَعَنِيْ وَاِيَاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ الصَّلَاةِ وَالصَّدَقَةِ وَتِلَاوَةِ الْقُرْاَنِ وَجَمِيْعِ الطَّاعَاتِ، وَتَقَبَّلَ مِنِّيْ وَمِنْكُمْ جَمِيْعَ أَعْمَالِنَا إِنَّهُ هُوَ الْحَكِيْمُ الْعَلِيْمُ، أَقُوْلُ قَوْلِيْ هَذَا وَأَسْتَغْفِرُ اللهَ لِيْ وَلَكُمْ، فَاسْتَغْفِرُوْهُ، اِنَّهُ هُوَ الْغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ

 Khutbah Kedua

اَلْحَمْدُلِلّهِ حَمْدًاكَثِيْرًاكَمَااَمَرَ. وَاَشْهَدُاَنْ لاَاِلهَ اِلاَّللهُ وَحْدَه لاَشَرِيْكَ لَهُ. اِرْغَامًالِمَنْ جَحَدَبِهِ وَكَفَرَ. وَاَشْهَدُاَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ سَيِّدُاْلاِنْسِ وَالْبَشَرِ. اَللّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلىَ مُحَمَّدٍ وَعَلىَ اَلِهِ وَصَحْبِهِ مَااتَّصَلَتْ عَيْنٌ بِنَظَرٍ وَاُذُنٌ بِخَبَرٍ

اَمَّا بَعْدُ : فَيَااَ يُّهَاالنَّاسُ !! اِتَّقُوااللهَ تَعَالىَ. وَذَرُوالْفَوَاحِشَ مَاظَهَرَوَمَابَطَنْ. وَحَافِظُوْاعَلىَ الطَّاعَةِ وَحُضُوْرِ الْجُمْعَةِ وَالْجَمَاعَةِ.

Hadirin yang dirahmati Allah,

Komitmen takwa kepada Allah SWT hanyalah diberikan oleh Allah kepada orang-orang yang beriman.

Hal ini menunjukkan kepada kita bahwa perilaku takwa akan mudah kita raih kalau kita memiliki keimanan yang kuat kepada Allah SWT.

Ketakwaan kepada Allah SWT merupakan bagian dari konsekuensi dari keimanan kita kepada-Nya. Iman tanpa diiringi perilaku takwa, yaitu berupa ihsan, maka sesungguhnya keimanan tersebut tidak sempurna adanya.

Oleh karena itu, marilah terus kita pelihara dan perkuat iman kita, dan selanjutnya diwujudkan dengan ketakwaan kita yang semaksimal mungkin, sesuai batas kemampuan yang kita miliki.

Akhirnya, marilah kita berdo’a kepada Allah SWT, dengan penuh ketundukkan dan kekhusyu’an hati, agar kita senantiasa mendapatkan ampunan, hidayah dan bimbingan-Nya.

الْحَمْدُ لِلَّهِ الَّذِي لَهُ مَا فِي السَّمَاوَاتِ وَمَا فِي الْأَرْضِ وَلَهُ الْحَمْدُ فِي الْآخِرَةِ وَهُوَ الْحَكِيمُ الْخَبِيرُ اللهم صل وسلم على محمد وعلى آله محمد كما صليت وسلمت على إبراهيم وعلى آله إبراهيم فى العالمين إنك حميد مجيد.

اَللّهُمَّ اغْفِرْلِلْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ وَالْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ اْلاَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَاْلاَمْوَاتِ بِرَحْمَتِكَ يَاوَاهِبَ الْعَطِيَّاتِ.

اللَّهُمَّ اجْعَلْ جَمْعَنَا هَذَا جَمْعًا مَرْحُوْمًا، وَاجْعَلْ تَفَرُّقَنَا مِنْ بَعْدِهِ تَفَرُّقًا مَعْصُوْمًا، وَلا تَدَعْ فِيْنَا وَلا مَعَنَا شَقِيًّا وَلا مَحْرُوْمًا.

اللَّهُمَّ إِنَّا نَسْأَلُكَ الْهُدَى وَالتُّقَى وَالعَفَافَ وَالغِنَى

رَبَّنَااَتِنَافِى الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِى اْلاَخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ

عِبَادَالله اِنَّ اللهَ يَأْمُرُبِالْعَدْلِ وَاْلاِحْسَانِ وَاِيْتَاءِذِى الْقُرْبَى وَيَنْهَى عَنِ الْفَحْشَاءِ وَالْمُنْكَرِ وَالْبَغْىِ يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ فَاذْكُرُوااللهَ الْعَظِيْمِ يذكركم وَاشْكُرُوهُ عَلىَ نِعَمِهِ يَزِدْكُمْ. وَلَذِكْرُاللهِ اَكْبَرُ

Demikian teks khutbah jumat, Menjaga Puasa Ramadhan Tetap Berkualitas.***

Editor: Abdul Majid


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah