Khutbah Jumat Mudah, Singkat, dan Padat, Tentang Membenahi Tujuan Hidup

- 5 November 2021, 07:05 WIB
Ilustrasi masjid. Khutbah Jumat
Ilustrasi masjid. Khutbah Jumat /Pexels/Iva Prime

Pedoman Tangerang - Tujuan hidup pasti dimiliki oleh setiap manusia.

Entah dalam urusan pekerjaan, urusan rumah tangga, maupun dalam urusan yang lainnya.

Lalu apa tujuan hidup sebenarnya manusia?

Khutbah Jumat kali ini akan membahas tentang "Membenahi Tujuan Hidup yang Sesungguhnya" oleh Ust. Ainur Rofiq.

Baca Juga: Roy Suryo Sebut Joddy Mengendarai Mobil Vanessa Angel dalam Kecepatan Tinggi

اِنَّ الْحَمْدَ لِلَّهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ وَنَعُوْذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَسَيّئَاتِ أَعْمَالِنَا مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلاَ مُضِلّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْ فَلاَ هَادِيَ لَهُ أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلهَ إِلاّ اللهُ وَأَشْهَدُ أَنّ مُحَمّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُه لا نبي بعده

اَللهُمّ صَلّ وَسَلّمْ عَلى سيّدنا مُحَمّدٍ وَعَلى آلِهِ وِأَصْحَابِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدّيْن

يَاأَيّهَا الّذَيْنَ آمَنُوْا اتّقُوا اللهَ حَقّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوْتُنّ إِلاّ وَأَنْتُمْ مُسْلِمُوْنَ, یَـٰۤأَیُّهَا ٱلنَّاسُ إِنَّا خَلَقۡنَـٰكُم مِّن ذَكَرࣲ وَأُنثَىٰ وَجَعَلۡنَـٰكُمۡ شُعُوبࣰا وَقَبَاۤىِٕلَ لِتَعَارَفُوۤا۟ۚ إِنَّ أَكۡرَمَكُمۡ عِندَ ٱللَّهِ أَتۡقَىٰكُمۡۚ إِنَّ ٱللَّهَ عَلِیمٌ خَبِیر

Baca Juga: Ganas! Air Sungai Brantas Meluap, Banjir Bandang Terjang Kota Batu dan Malang

Jamaah Jumat rahimakumullah,

Dalam kesempatan kali ini marilah kita senantiasa meningkatkan takwa kepada Allah SWT. Yakni, imtitsal awamirillah wa ijtinab nawahihi, melaksanakan perintah Allah, baik berupa kewajiban maupun kesunahan. Sekaligus, menjauhi seluruh larangan Allah, baik larangan makruh, apalagi yang haram.

Jamaah Jumat rahimakumullah, 

Melalui khotbah ini saya sampaikan kepada umat Islam, termasuk para santri. Kita tahu manusia pada umumnya mempunyai keinginan, atau cita-cita yang sangat tinggi.

Baca Juga: Foto dan Video Jenazah Vanessa Angel Tersebar, Keluarga Minta Hormati

Namun, tidak semua keinginan tersebut selaras dengan apa yang kita harapkan. Bahkan tujuan hidup kita menyeleweng dari tujuan yang telah digariskan oleh Allah SWT. Bahkan, terkadang tujuan kita bertentangan dengannya.

Sebagaimana tujuan hidup sesungguhnya yang difirmankan kepada Allah:

وَمَا خَلَقۡتُ ٱلۡجِنَّ وَٱلۡإِنسَ إِلَّا لِیَعۡبُدُونِ

Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan agar mereka beribadah kepada-Ku. (QS. Adz-Dzariyat: 56).

Ibnu Abdil Bar menafsirkan makna liya’budun adalah liyuqirru bi al-‘ubudiyah dhau’an au karhan (berusaha konsisten pada nilai ibadah dalam keadaan gembira ataupun susah). Terkadang memang ibadah ada yang kita sukai ataupun tidak. Dan itu kita dituntut untuk selalu menarik nilai ibadahnya.

 

Maka dari itu, keberhasilan yang sesungguhnya bukanlah atas seberapa tinggi jabatan yang kita peroleh, banyak harta yang dikumpulkan, atau luasnya ilmu yang kita paham. Kalau pun itu tidak dilandasi dengan orientasi pengabdian kepada Allah, maka tidak berguna.

Dengan demikian keberhasilan yang sesungguhnya, yakni seberapa tinggi kita mendapatkan pengabdian kepada Allah. Kita dapat meniru kisah berikut ini:

عَنْ أَنَسٍ، قَالَ: خَدَمْتُ النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عَشْرَ سِنِينَ بِالْمَدِينَةِ وَأَنَا غُلَامٌ لَيْسَ كُلُّ أَمْرِي كَمَا يَشْتَهِي صَاحِبِي أَنْ أَكُونَ عَلَيْهِ مَا قَالَ لِي فِيهَا أُفٍّ قَطُّ، وَمَا قَالَ لِي لِمَ فَعَلْتَ هَذَا أَوْ أَلَّا فَعَلْتَ هَذَا

Dari Anas: Saya menjadi abdi ndalem Rasulullah selama sepuluh tahun saat di Madinah. Saat itu saya masih bocah. Rasulullah tidak pernah mengucap kepada saya perkataan “heh, ah, huh, hmm” sekalipun. Dan tidak pernah mengomentari “kenapa kamu begini, kenapa kamu tidak begitu”.

Kita tahu bahwa perkataan-perkataan remeh itu dijelaskan dalam Qur’an sebagai larangan ujaran seorang anak kepada orang tuanya. Namun, hal ini dipraktikkan oleh Rasulullah kepada abdi ndalemnya.

Sangat jelas bagaimana sikap Rasul kepada Anas. Sikap Rasul kepada Anas bukan tanpa sebab, sangat dimungkinkan bahwa Anas begitu sempurna mengabdi kepada Nabi.

Sehingga Nabi begitu percaya kepadanya, sampai-sampai tidak pernah mempersoalkan apa pun yang dilakukan oleh Anas.

Semoga kita dapat menjadi manusia sukses di mata Allah, yakni selalu memproses kehidupan kita agar bernilai ibadah kepada-Nya.

 

وَالۡعَصۡرِ اِنَّ الۡاِنۡسَانَ لَفِىۡ خُسۡرٍۙ ِالَّا الَّذِيۡنَ اٰمَنُوۡا وَ عَمِلُوا الصّٰلِحٰتِ وَتَوَاصَوۡا بِالۡحَقِّ ۙ وَتَوَاصَوۡا بِالصَّبۡر

بَارَكَ اللهُ لِيْ وَلَكُمْ فِي الْقُرْآنِ الْعَظِيْمِ

وَنَفَعَنِيْ وَإِيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ الآيَاتِ وَالذِّكْرِ الْحَكِيْمِ

وَتَقَبَّلَ مِنِّيْ وَمِنْكُمْ تِلاَوَتَهُ إِنَّهُ هُوَ السَّمِيْعُ الْعَلِيْمُ. أَقُوْلُ قَوْلِيْ هَذَا وَاسْتَغْفِرُ اللهَ الْعَظِيْمَ لِيْ وَلَكُمْ فَاسْتَغْفِرُوْهُ، إِنَّهُ هُوَ الْغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ***

Editor: R. Adi Surya


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah