Teks Khutbah Jum’at: Bersihkan Diri Di Bulan Rajab

19 Januari 2024, 06:00 WIB
Teks Khutbah Jum’at: Bersihkan Diri Di Bulan Rajab /Pixabay/Shafin Protic.

Pedoman Tangerang – Khutbah Jumat adalah salah satu rangkaian yang harus dilakukan dalam melaksanakan sholat jumat. Dan menjadikan pembeda dengan sholat fardhu lainnya.

Khutbah merupakan salah satu bentuk dakwah yang dilakukan oleh seorang khatib dalam shalat Jum’at. Selain itu khutbah memiliki tujuan untuk memberikan pengajaran, nasihat, dan membimbing umat Muslim dalam menjalankan ajaran agama Islam.

Khutbah menjadi media untuk menyampaikan pesan-pesan keagamaan, mengingatkan umat tentang kebaikan, meluruskan pemahaman yang salah, dan memotivasi umat dalam menjalankan perintah Allah SWT.

Penyampaian bacaan khutbah Jumat oleh Khatib memiliki dua bagian yaitu khutbah pertama dan khutbah kedua disertai doa yang dipisahkan dengan duduk.

Baca Juga: Teks Khutbah Jum’at: Memaknai Bulan Rajab

Berikut teks khutbah Jum’at, bersihkan diri di bulan Rajab:

Khutbah Pertama

الْحَمْدُ لِلَّهِ وَ الْحَمْدُ لِلَّهِ ثُمَّ الْحَمْدُ لِلَّهِ

 أَشْهَدُ أنْ لا إلَهَ إلا اللهُ وَحْدَهُ لا شَرِيكَ لَهُ وأشهدُ أنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ الَّذِيْ لَانَبِيّ بعدَهُ

 اَللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلَى نَبِيِّنَا مُحَمَّدابن عبد الله وَعَلَى أَلِهِ وَأَصْحَابِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ القِيَامَةِ. أَمَّا بَعْدُ، فَإِنِّي أُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِيْ بِتَقْوَى اللهِ الْقَائِلِ في مُحْكَمِ كِتَابِهِ: وَتَزَوَّدُوا فَإِنَّ خَيْرَ الزَّادِ التَّقْوَى، وَاتَّقُونِ يَا أُولِي الْأَلْبَاب . وَقَالَ: يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ ٱتَّقُوا۟ ٱللَّهَ وَلْتَنظُرْ نَفْسٌ مَّا قَدَّمَتْ لِغَدٍ وَٱتَّقُوا۟ ٱللَّهَ إِنَّ ٱللَّهَ خَبِيرٌۢ بِمَا تَعْمَلُون

Ma’asyiral Muslimin jamaah Jumat yang dirahmati Allah Syukur alhamdulillah mari kita tanamkan dalam hati dan kita ucapkan dengan lisan, sebagai kata kunci pertama atas segala nikmat dan karunia yang Allah swt berikan kepada kita semua, khususnya nikmat iman dan sehat.

Sehingga kita bisa terus istiqamah dalam mengerjakan ibadah wajib satu pekan satu kali ini, yaitu shalat Jumat. Semoga ibadah yang kita lakukan menjadi ibadah yang diterima oleh-Nya.

Shalawat dan salam mari kita haturkan kepada junjungan kita, Nabi Muhammad saw, allahumma shalli ‘ala Muhammad wa ‘ala alihi wa sahbih, yang telah sukses menjalankan visi misi dakwahnya dalam menyebarkan ajaran Islam yang penuh dengan kedamaian dan kasih sayang.

Selanjutnya, sebagai awal dalam memulai khutbah Jumat di atas mimbar yang mulia ini, kami selaku khatib mengajak diri sendiri, keluarga, dan semua jamaah yang turut hadir pada pelaksanaan shalat Jumat ini, untuk terus berusaha meningkatkan ketakwaan kepada Alah swt dengan hakikat takwa yang sesungguhnya, dengan menjalankan semua yang diperintahkan oleh Allah dan menjauhi semua larangan-Nya.

Mari kita kuatkan iman, kita tingkatkan takwa, kita teguhkan akidah, dan kita upayakan istiqamah dalam diri kita untuk mengerjakan ibadah kepada Allah swt, sebab hanya dengan cara inilah kita semua akan menjadi hamba yang selamat, baik di dunia maupun di akhirat. Allah swt berfirman dalam Al-Qur’an:

وَتَزَوَّدُوا فَإِنَّ خَيْرَ الزَّادِ التَّقْوَى وَاتَّقُونِ يَا أُولِي الأَلْبَابِ

Artinya, “Bawalah bekal, karena sesungguhnya sebaik-baik bekal adalah takwa. Dan bertakwalah kepada-Ku wahai orang-orang yang mempunyai akal sehat.” (QS Al-Baqarah [2]: 197).

Baca Juga: Teks Khutbah Jum’at: Bulan Rajab Tiba, Tingkatkan Iman dan Taqwa

Jamaah shalat Jumat rahimakumullah,

Alhamdulillah pada hari ini kita masih berada di bulan yang mulia, yaitu bulan Rajab. Rajab adalah bulan yang penuh rahmat, anugerah, dan kebaikan dari Allah.

Ibnu Rajab dalam kitabnya Lathaiful Ma’arif juz 1 halaman 122 menganjurkan untuk bertaubat di bulan yang mulia ini. Beliau mengatakan, “Putihkanlah lembaran hitammu di bulan Rajab, dengan amal baik yang menyelamatkanmu dari api yang melalap.”

Lebih jelasnya, bulan Rajab adalah bulan yang baik untuk berhijrah, hijrah dari kejelekan menuju kebaikan, hijrah dari ujaran kebencian ke ujaran kesantunan, hijrah dari ekstremisme ke moderatisme, dan hijrah dari akhlak tercela ke akhlak terpuji.

Jamaah shalat Jumat hafidzakumullah,

Perlu diutarakan, Islam adalah agama yang mengajarkan al-akhlaq al-karimah. Nabi Muhammad ﷺ diutus Allah ﷻ untuk menyempurnakan akhlak mulia Sebagaimana diriwayatkan Imam Baihaqi dalam Sunan Baihaqi Juz 10 halaman 323:

إِنَّمَا بُعِثْتُ لِأُتَمِّمَ مَكَارِمَ الْأَخْلَاقِ

“Aku diutus untuk menyempurnakan akhlak mulia” (HR Imam al-Baihaqi).

Bagaimana pengertian akhlak? Menurut Imam al-Ghazali dalam Ihya’ Ulumiddin juz 3 halaman 53, akhlak adalah perangai kejiwaan yang menjadi sumber segala perbuatan secara spontan. Perangai kejiwaan yang menimbulkan perbuatan terpuji secara logis dan syar’i, dinamakan dengan akhlak mulia. Sebaliknya, jika perbuatan yang muncul adalah perbuatan tercela, dinamakan dengan akhlak tercela.

Akhlak selalu berkaitan dengan perilaku yang melekat sebagai kebiasaan pada diri seseorang. Jika seseorang melakukan sesuatu di luar kebiasaannya, maka itu bukan perangai dan sikapnya. Sebagai contoh, orang yang terbiasa bersikap kaku dan tidak ramah memberikan senyuman/sapaan-ini jelas bukan karena dia santun, melainkan karena kepentingan dan modus yang menuntut dia bersikap ramah.

Walaupun demikian, akhlak dapat diubah dan diperbaiki, karena jiwa manusia diciptakan sempurna atau dalam proses menjadi sempurna. Hijrah dilakukan dengan pendidikan dan pembinaan pada sikap dan perilaku positif.

Pembiasaan dilakukan dengan metode berbalik. Seperti sifat kaku diubah dengan sikap ramah, ujaran kebencian diubah dengan ujaran kebaikan, sikap keras diubah dengan sikap luwes dan moderat, dan sikap intoleran diubah dengan sikap saling menghormati dan menghargai.

Proses pembiasaan ini tentu saja tidak bisa dilakukan secara instan tapi membutuhkan waktu, perjuangan, dan kesabaran yang tinggi.

Baca Juga: Puasa Rajab Dilaksanakan Berapa Hari? Catat Waktu serta Penjelasan Lengkap Berdasarkan Hadits

Jamaah shalat Jumat hafidzakumullah,

Bagaimana implementasi dari al-akhlaq al-karimah? Kembali kepada Nabi, karena beliaulah suri teladan dalam berakhlak mulia. Banyak sekali ajaran beliau tentang akhlak mulia. Sebagaimana hadits yang diriwayatkan oleh Imam Abu Dawud dalam kitabnya Sunan Abi Dawud, juz 4 hlm 301:

لَا يَحِلُّ لِمُسْلِمٍ أَنْ يُرَوِّعَ مُسْلِمًا

“Tidak halal seorang Muslim menyakiti orang Muslim lainnya.”

Selain itu Imam al-Bukhari meriwayatkan sebuah hadits dalam kitabnya Shahih al-Bukhari, juz 1 halaman 12:

لاَ يُؤْمِنُ أَحَدُكُمْ، حَتَّى يُحِبَّ لِأَخِيهِ مَا يُحِبُّ لِنَفْسِهِ

Selanjutnya, Imam Hasan radliyallahu ‘anh sebagaimana dikutip Syekh Muhammad Jamaludin dalam kitab Mau’idhatul Mu’minin, juz 1 halaman 176, menghimpun akhlak yang baik dengan pernyataan beliau:

حُسْنُ الْخُلُقِ بَسْطُ الْوَجْهِ وَبَذْلُ النَّدَى وَكَفُّ الْأَذَى

“Akhlak yang terpuji adalah dengan senyuman wajah, membantu kebaikan, dan tidak menyakiti orang lain.”

Syekh Muhammad Jamaludin menjelaskan pula bahwa saling mengasihi, rukun, dan saling menyayangi merupakan bentuk dari akhlak yang terpuji. Sebaliknya, perpecahan, kebencian, dan permusuhan merupakan akibat dari akhlak yang tercela.

Jamaah shalat Jumat hafidzakumullah,

Bagaimana ikhtiar kita agar keluarga kita, anak-anak kita, dan saudara-saudara kita selalu berakhlak mulia dan terhindar dari akhlak yang tercela? Sebagaimana firman Allah dalam Al-Qur’an surat At-Tahrim ayat 6:

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا قُوا أَنْفُسَكُمْ وَأَهْلِيكُمْ نَارًا وَقُودُهَا النَّاسُ وَالْحِجَارَةُ

“Wahai orang-orang yang beriman jagalah diri kalian dan keluarga kalian dari api neraka yang bahan bakarnya manusia dan batu-batuan.”

Salah satu ikhtiar kita agar keluarga kita terhindar dari akhlak tercela adalah sebagaimana dawuh Kiai Abdul Karim Pengasuh Pesantren Azzayyadi Surakarta: Pertama, agar anak-anakmu menjadi orang yang shalih, dekatkan anak dan keluarga dengan ulama dan kiai yang shalih, ikhlas, alim, moderat, dan tidak suka mencaci maki. . Sebagaimana firman Allah ﷻ dalam surat Yasin:

اتَّبِعُوا مَنْ لا يَسْئَلُكُمْ أَجْراً وَهُمْ مُهْتَدُونَ

Artinya: “Ikutilah orang yang tidak memintamu upah dan mereka termasuk orang yang mendapatkan hidayah (ulama)” (QS Yasin: 21).

Kedua, dekatkan anak dan keluarga dengan masjid, karena masjid adalah sebaik-baiknya tempat, dan yang biasa berada di masjid adalah sebaik-baiknya manusia. Sebagaimana firman Allah ﷻ:

إِنَّما يَعْمُرُ مَساجِدَ اللهِ مَنْ آمَنَ بِاللهِ وَالْيَوْمِ الْآخِرِ وَأَقامَ الصَّلاةَ وَآتَى الزَّكاةَ وَلَمْ يَخْشَ إِلاَّ اللهَ فَعَسى أُولئِكَ أَنْ يَكُونُوا مِنَ الْمُهْتَدِينَ

Artinya: “Sesungguhnya yang memakmurkan masjid Allah hanyalah orang-orang yang beriman kepada Allah dan hari kemudian, serta (tetap) melaksanakan shalat, menunaikan zakat dan tidak takut (kepada apapun) kecuali kepada Allah. Maka mudah-mudahan mereka termasuk orang-orang yang mendapat petunjuk” (QS at-Taubah: 18).

Baca Juga: Teks Khutbah Jum’at: Menyambut Bulan Rajab Dengan Memperbaiki Diri

Ketiga, dekatkan anak dan keluarga dengan pesantren dan majelis ilmu yang memiliki paham ahlussunnah wal jama’ah. Karena orang yang menempuh jalan ilmu, akan mendapatkan kemudahan dari Allah menuju jalan surga. Sebagaimana hadits Nabi:

مَنْ سَلَكَ طَرِيقًا فِيهِ يَلْتَمِسُ عِلْمًا سَهَّلَ اللَّهُ لَهُ طَرِيقًا إِلَى الْجَنَّةِ

Jamaah shalat Jumat hafidzakumullah,

Mengapa kita perlu berakhlak yang baik? Syekh Abdul Karim Zidan dalam kitab Ushulud Da’wah juz 1 halaman 82 menyatakan bahwa akhlak mulia merupakan suatu keharusan bagi orang muslim dan menjadi syarat untuk selamat dari neraka dan meraih surga. Sedangkan bagi orang yang tercela akhlaknya, shalat dan puasanya tiada guna.

Karena orang yang tidak memiliki akhlak yang mulia tidak memiliki kebaikan, tidak berharga, dan menjadi calon penghuni neraka. Sebagaimana hadits yang dikutip Syekh Muhammad Jamaludin dalam kitab Mauidhatul Mu’minin, Juz 1 halaman 176:

يَا رَسُولَ اللهِ إِنَّ فُلَانَةَ تَصُومُ النَّهَارَ وَتَقُومُ اللَّيْلَ وَهِيَ سَيِّئَةُ الْخُلُقِ تُؤْذِي جِيرَانَهَا بِلِسَانِهَا. قَالَ: لَا خَيْرَ فِيهَا هِيَ مِنْ أَهْلِ النَّارِ

Artinya: “Wahai Rasulullah, sesungguhnya seorang wanita puasa di siang harinya, tekun ibadah di malam harinya namun ia buruk akhlaknya, menyakiti tetangganya dengan ucapannya. Nabi bersabda: Tiada kebaikan baginya, ia termasuk ahli neraka.”

Jamaah shalat Jumat hafidzakumullah,

Mumpung ini bulan Rajab, bulan penuh kemuliaan, mari kita berhijrah, hijrah dari ujaran kebencian menuju ujaran kebaikan, hijrah dari pesimisme ke optimisme, hijrah dari kegaduhan ke kerukunan, hijrah dari permusuhan ke persatuan, dan hijrah dari akhlak jelek menuju akhlak yang baik.

Sehingga dengan hijrah tersebut kita semakin baik, semakin berguna, semakin bahagia, dan mendapatkan ridho dari Allah. Amin ya rabbal ‘alamin.

بَارَكَ اللهُ لِيْ وَلَكُمْ فِيْ هَذَا الْيَوْمِ الْكَرِيْمِ، وَنَفَعَنِيْ وَاِيَاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ الصَّلَاةِ وَالصَّدَقَةِ وَتِلَاوَةِ الْقُرْاَنِ وَجَمِيْعِ الطَّاعَاتِ، وَتَقَبَّلَ مِنِّيْ وَمِنْكُمْ جَمِيْعَ أَعْمَالِنَا إِنَّهُ هُوَ الْحَكِيْمُ الْعَلِيْمُ، أَقُوْلُ قَوْلِيْ هَذَا وَأَسْتَغْفِرُ اللهَ لِيْ وَلَكُمْ، فَاسْتَغْفِرُوْهُ، اِنَّهُ هُوَ الْغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ

 Khutbah Kedua

اَلْحَمْدُلِلّهِ حَمْدًاكَثِيْرًاكَمَااَمَرَ. وَاَشْهَدُاَنْ لاَاِلهَ اِلاَّللهُ وَحْدَه لاَشَرِيْكَ لَهُ. اِرْغَامًالِمَنْ جَحَدَبِهِ وَكَفَرَ. وَاَشْهَدُاَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ سَيِّدُاْلاِنْسِ وَالْبَشَرِ. اَللّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلىَ مُحَمَّدٍ وَعَلىَ اَلِهِ وَصَحْبِهِ مَااتَّصَلَتْ عَيْنٌ بِنَظَرٍ وَاُذُنٌ بِخَبَرٍ

اَمَّا بَعْدُ : فَيَااَ يُّهَاالنَّاسُ !! اِتَّقُوااللهَ تَعَالىَ. وَذَرُوالْفَوَاحِشَ مَاظَهَرَوَمَابَطَنْ. وَحَافِظُوْاعَلىَ الطَّاعَةِ وَحُضُوْرِ الْجُمْعَةِ وَالْجَمَاعَةِ.

Hadirin yang dirahmati Allah,

Komitmen takwa kepada Allah SWT hanyalah diberikan oleh Allah kepada orang-orang yang beriman.

Hal ini menunjukkan kepada kita bahwa perilaku takwa akan mudah kita raih kalau kita memiliki keimanan yang kuat kepada Allah SWT.

Ketakwaan kepada Allah SWT merupakan bagian dari konsekuensi dari keimanan kita kepada-Nya. Iman tanpa diiringi perilaku takwa, yaitu berupa ihsan, maka sesungguhnya keimanan tersebut tidak sempurna adanya.

Oleh karena itu, marilah terus kita pelihara dan perkuat iman kita, dan selanjutnya diwujudkan dengan ketakwaan kita yang semaksimal mungkin, sesuai batas kemampuan yang kita miliki.

Akhirnya, marilah kita berdo’a kepada Allah SWT, dengan penuh ketundukkan dan kekhusyu’an hati, agar kita senantiasa mendapatkan ampunan, hidayah dan bimbingan-Nya.

الْحَمْدُ لِلَّهِ الَّذِي لَهُ مَا فِي السَّمَاوَاتِ وَمَا فِي الْأَرْضِ وَلَهُ الْحَمْدُ فِي الْآخِرَةِ وَهُوَ الْحَكِيمُ الْخَبِيرُ اللهم صل وسلم على محمد وعلى آله محمد كما صليت وسلمت على إبراهيم وعلى آله إبراهيم فى العالمين إنك حميد مجيد.

اَللّهُمَّ اغْفِرْلِلْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ وَالْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ اْلاَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَاْلاَمْوَاتِ بِرَحْمَتِكَ يَاوَاهِبَ الْعَطِيَّاتِ.

اللَّهُمَّ اجْعَلْ جَمْعَنَا هَذَا جَمْعًا مَرْحُوْمًا، وَاجْعَلْ تَفَرُّقَنَا مِنْ بَعْدِهِ تَفَرُّقًا مَعْصُوْمًا، وَلا تَدَعْ فِيْنَا وَلا مَعَنَا شَقِيًّا وَلا مَحْرُوْمًا.

اللَّهُمَّ إِنَّا نَسْأَلُكَ الْهُدَى وَالتُّقَى وَالعَفَافَ وَالغِنَى

رَبَّنَااَتِنَافِى الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِى اْلاَخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ

عِبَادَالله اِنَّ اللهَ يَأْمُرُبِالْعَدْلِ وَاْلاِحْسَانِ وَاِيْتَاءِذِى الْقُرْبَى وَيَنْهَى عَنِ الْفَحْشَاءِ وَالْمُنْكَرِ وَالْبَغْىِ يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ فَاذْكُرُوااللهَ الْعَظِيْمِ يذكركم وَاشْكُرُوهُ عَلىَ نِعَمِهِ يَزِدْكُمْ. وَلَذِكْرُاللهِ اَكْبَرُ

Demikian teks khutbah jumat, bersihkan diri di bulan Rajab.***

Editor: Abdul Majid

Tags

Terkini

Terpopuler