Teks Khutbah Jum’at: Dua Akhlak Utama Manusia

29 Desember 2023, 06:00 WIB
Teks Khutbah Jum’at: Dua Akhlak Utama Manusia /pixabay/

Pedoman Tangerang – Khutbah Jumat adalah salah satu rangkaian yang harus dilakukan dalam melaksanakan sholat jumat. Dan menjadikan pembeda dengan sholat fardhu lainnya.

Khutbah merupakan salah satu bentuk dakwah yang dilakukan oleh seorang khatib dalam shalat Jum’at. Selain itu khutbah memiliki tujuan untuk memberikan pengajaran, nasihat, dan membimbing umat Muslim dalam menjalankan ajaran agama Islam.

Khutbah menjadi media untuk menyampaikan pesan-pesan keagamaan, mengingatkan umat tentang kebaikan, meluruskan pemahaman yang salah, dan memotivasi umat dalam menjalankan perintah Allah SWT.

Penyampaian bacaan khutbah Jumat oleh Khatib memiliki dua bagian yaitu khutbah pertama dan khutbah kedua disertai doa yang dipisahkan dengan duduk.

Baca Juga: Teks Khutbah Jumat 29 Desember 2023: Akhir Tema Sebagai Momuntem Muhasabah Diri

Berikut teks khutbah Jum’at, dua akhlak utama manusia:

Khutbah Pertama

الْحَمْدُ لِلَّهِ وَ الْحَمْدُ لِلَّهِ ثُمَّ الْحَمْدُ لِلَّهِ

 أَشْهَدُ أنْ لا إلَهَ إلا اللهُ وَحْدَهُ لا شَرِيكَ لَهُ وأشهدُ أنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ الَّذِيْ لَانَبِيّ بعدَهُ

 اَللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلَى نَبِيِّنَا مُحَمَّدابن عبد الله وَعَلَى أَلِهِ وَأَصْحَابِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ القِيَامَةِ. أَمَّا بَعْدُ، فَإِنِّي أُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِيْ بِتَقْوَى اللهِ الْقَائِلِ في مُحْكَمِ كِتَابِهِ: وَتَزَوَّدُوا فَإِنَّ خَيْرَ الزَّادِ التَّقْوَى، وَاتَّقُونِ يَا أُولِي الْأَلْبَاب . وَقَالَ: يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ ٱتَّقُوا۟ ٱللَّهَ وَلْتَنظُرْ نَفْسٌ مَّا قَدَّمَتْ لِغَدٍ وَٱتَّقُوا۟ ٱللَّهَ إِنَّ ٱللَّهَ خَبِيرٌۢ بِمَا تَعْمَلُون

Ma’asyiral Muslimin jamaah Jumat yang dirahmati Allah Syukur alhamdulillah mari kita tanamkan dalam hati dan kita ucapkan dengan lisan, sebagai kata kunci pertama atas segala nikmat dan karunia yang Allah swt berikan kepada kita semua, khususnya nikmat iman dan sehat.

Sehingga kita bisa terus istiqamah dalam mengerjakan ibadah wajib satu pekan satu kali ini, yaitu shalat Jumat. Semoga ibadah yang kita lakukan menjadi ibadah yang diterima oleh-Nya.

Shalawat dan salam mari kita haturkan kepada junjungan kita, Nabi Muhammad saw, allahumma shalli ‘ala Muhammad wa ‘ala alihi wa sahbih, yang telah sukses menjalankan visi misi dakwahnya dalam menyebarkan ajaran Islam yang penuh dengan kedamaian dan kasih sayang.

Selanjutnya, sebagai awal dalam memulai khutbah Jumat di atas mimbar yang mulia ini, kami selaku khatib mengajak diri sendiri, keluarga, dan semua jamaah yang turut hadir pada pelaksanaan shalat Jumat ini, untuk terus berusaha meningkatkan ketakwaan kepada Alah swt dengan hakikat takwa yang sesungguhnya, dengan menjalankan semua yang diperintahkan oleh Allah dan menjauhi semua larangan-Nya.

Mari kita kuatkan iman, kita tingkatkan takwa, kita teguhkan akidah, dan kita upayakan istiqamah dalam diri kita untuk mengerjakan ibadah kepada Allah swt, sebab hanya dengan cara inilah kita semua akan menjadi hamba yang selamat, baik di dunia maupun di akhirat. Allah swt berfirman dalam Al-Qur’an:

وَتَزَوَّدُوا فَإِنَّ خَيْرَ الزَّادِ التَّقْوَى وَاتَّقُونِ يَا أُولِي الأَلْبَابِ

Artinya, “Bawalah bekal, karena sesungguhnya sebaik-baik bekal adalah takwa. Dan bertakwalah kepada-Ku wahai orang-orang yang mempunyai akal sehat.” (QS Al-Baqarah [2]: 197).

Baca Juga: Teks Khutbah Jum’at: Kunci Selamat Dunia Akhirat

Hadirin Jama’ah Jum’at yang Allah Subhanahu wa Ta’ala muliakan,

Di antara tujuan syariat Islam selain membangun hubungan baik antara seorang hamba dengan Allah SwT juga bertujuan untuk melahirkan manusia yang bermuara pada baiknya perilaku dan akhlaknya. Oleh sebab itu, parameter kebaikan agama seseorang dapat diukur dengan perilaku dan akhlaknya dalam kehidupan sehari-hari. Nabi Muhammad bersabda:

إِنَّمَا بُعِثْتُ لأُتَمِّمَ مَكَارِمَ الأَخْلاقِ

Artinya: “Sesungguhnya aku diutus hanya untuk menyempurnakan keshalihan akhlak.” (HR. Al-Baihaqi)

Kata akhlak atau khuluq secara bahasa berakar dari kata yang sama dengan kata Khaliq (pencipta) dan Makhluq (yang diciptakan). Prof. Yunahar Ilyas rahimahullah menjelaskan bahwa kesamaan akar kata tersebut mengisyaratkan adanya keselarasan dan keterpaduan antara perilaku makhluk (manusia) dan kehendak Khaliq (Allah). Sementara Ibnu Manzur dalam lisanul ‘arab mengartikan Akhlaq/khuluq dengan ad-diin (agama).

Dengan adanya makna di atas, Akhlak seakan-akan dijadikan pondasi dalam membangun tegaknya agama ini. Islam ini akan rusak apabila akhlak umat Islam juga rusak.

Di antara kerusakan itu misalnya, Maraknya korupsi di kalangan Pejabat, praktik riswah yang membudaya, kemaksiatan di mana-mana, perselingkuhan yang marak terjadi, istri mengkhianati suaminya atau suami mengkhianati istrinya.

Di antara penyebab suburnya perilaku-perilaku rendah dan buruk di atas ialah hilangnya dua akhlak utama dalam diri seorang mukmin yang seharusnya mengakar dalam hati, dua akhla tersebut yakni Muroqobah dan Al-Haya’ (Malu).

Muroqobah merupakan kesadaran diri seorang muslim bahwa dia selalu dalam Pengawasan Allah swt, kesadaran yang didorong dengan keimanan bahwa Allah senantiasa mengawasi, melihat, dan mencatat segala macam perilaku baik dan buruk, kecil dan besarnya.

وَكَانَ ٱللَّهُ عَلَىٰ كُلِّ شَيۡءٖ رَّقِيبٗا...

“... Dan adalah Allah Maha mengawasi segala sesuatu” (QS. Al-Ahzab: 52)

Pada diri manusia kerap kali tersimpan keinginan jahat saat mereka sendiri tanpa diketahui orang lain. Maka manusia adalah pengawas bagi dirinya sendiri. Potensi melakukan kejahatan dapat diatasi dengan dua hal, yakni merasa diawasi Allah karena takut murka-Nya, bisa pula karena takut kekuasaan negara.

Kita ingat tentang kisah sosok pemuda pengembala ternak yang diuji kejujurannya oleh Umar Bin Khotob. Saat itu, Umar ingin membeli satu ekor domba yang di gembalakan pemuda itu. Dengan tegas pemuda itu menolak. 

Baca Juga: Teks Khutbah Jum’at: Luangkan Waktu Untuk Ibumu

“Saya tidak mau melakukan itu tuan, karena semuanya bisa kelihatan. Meski juragan tidak tahu tetapi Allah akan mengerti dan mengetahui segala apa yang saya lakukan,” begitulah jawaban yang menyenangkan hati Amirul mukminin.

Kesadaran akan pengawasan Allah baik dalam keadaan tertutup maupun terbuka yang dilandasi keimanan akan memantulkan kebiasaan baik dalam diri manusia.

Sealnjutnya, Al-Haya’ atau malu merupakan perasaan yang menimbulkan keengganan akan melakukan perbuatan tercela dan dosa. Rasa malu ini timbul saat perbuatan bertentangan dengan kehendak Allah. Sifat Malu ini juga memiliki keistimewaan dalam Islam. Nabi Muhammad saw. Bersabda yang artinya :

“Sesungguhnya semua agama itu mempunyai akhlaq, dan akhlaq Islam adalah sifat malu” (H.R Malik)

Sifat malu adalah pantulan iman, semakin tinggi iman seseorang maka semakin tebal rasa malunya. Rasa malu berfungsi mengontrol dan mengendalikan diri kita, dari segala sikap dan perbuatan yang terlarang. Bahkan sabda Nabi saw. Mengatakan, “seandainya malu itu berwujud manusia dia akan tampil sebagai seorang yang solih” (H.R Thabrani)

Sifat malu itu harus kita tumbuh suburkan dalam hati agar perbuatan kita senantiasa dihiasi dengan kabaikan. Baik malu kepada Allah, Malu kepada diri sendiri maupun malu kepada orang lain. Tanpa adanya rasa malu manusia pasti akan dikuasai oleh hawa nafsunya.

Diriwayatkan dari Abu Mas’ud Uqbah bin ‘Amr Nabi Muhammad saw. Bersabda:

إِنَّ مِمَّا أَدْرَكَ النَّاسُ مِنْ كَلاَمِ النُّبُوَّةِ الأُولَى إِذا لَم تَستَحْيِ فاصْنَعْ مَا شِئْتَ

“Sesungguhnya termasuk perkara yang didapati oleh manusia dari perkataan nubuwwah (kenabian) yang pertama adalah jika engkau tidak mempunyai sifat malu maka berbuatlah sesukamu.” (HR. Al Bukhari)

Penegasan Rasulullah saw. Di atas mengingatkan bahwa seseorang yang kehilangan sifat malu maka akan kehilangan kontrol dalam mengendalikan segala perbuatan dan tingkah lakuknya.

Dia akan menjadi manusia yang hilang kendali, bebas melakukan apa saja tanpa memandang baik dan buruk, manfaat dan mudhorotnya. Bahkan bisa rela melakukan apa saja hanya untuk memuaskan nafsunya tanpa ada rasa rikuh dan malu sedikitpun.

Oleh sebab itu marilah kita menjaga diri dan keluarga kita dengan menanamkan dua akhlaq di atas yakni selalu merasa diawasi Allah dan malu akan perbuatan tercela dan dosa yang dibenci Allah swt.

Baca Juga: Teks Khutbah Jum’at: Keutamaan Sholat Berjamaah

Demikian khutbah singkat pada hari ini, semoga bermanfaat.

بَارَكَ اللهُ لِيْ وَلَكُمْ فِيْ هَذَا الْيَوْمِ الْكَرِيْمِ، وَنَفَعَنِيْ وَاِيَاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ الصَّلَاةِ وَالصَّدَقَةِ وَتِلَاوَةِ الْقُرْاَنِ وَجَمِيْعِ الطَّاعَاتِ، وَتَقَبَّلَ مِنِّيْ وَمِنْكُمْ جَمِيْعَ أَعْمَالِنَا إِنَّهُ هُوَ الْحَكِيْمُ الْعَلِيْمُ، أَقُوْلُ قَوْلِيْ هَذَا وَأَسْتَغْفِرُ اللهَ لِيْ وَلَكُمْ، فَاسْتَغْفِرُوْهُ، اِنَّهُ هُوَ الْغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ

 Khutbah Kedua

اَلْحَمْدُلِلّهِ حَمْدًاكَثِيْرًاكَمَااَمَرَ. وَاَشْهَدُاَنْ لاَاِلهَ اِلاَّللهُ وَحْدَه لاَشَرِيْكَ لَهُ. اِرْغَامًالِمَنْ جَحَدَبِهِ وَكَفَرَ. وَاَشْهَدُاَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ سَيِّدُاْلاِنْسِ وَالْبَشَرِ. اَللّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلىَ مُحَمَّدٍ وَعَلىَ اَلِهِ وَصَحْبِهِ مَااتَّصَلَتْ عَيْنٌ بِنَظَرٍ وَاُذُنٌ بِخَبَرٍ

اَمَّا بَعْدُ : فَيَااَ يُّهَاالنَّاسُ !! اِتَّقُوااللهَ تَعَالىَ. وَذَرُوالْفَوَاحِشَ مَاظَهَرَوَمَابَطَنْ. وَحَافِظُوْاعَلىَ الطَّاعَةِ وَحُضُوْرِ الْجُمْعَةِ وَالْجَمَاعَةِ.

Hadirin yang dirahmati Allah,

Komitmen takwa kepada Allah SWT hanyalah diberikan oleh Allah kepada orang-orang yang beriman.

Hal ini menunjukkan kepada kita bahwa perilaku takwa akan mudah kita raih kalau kita memiliki keimanan yang kuat kepada Allah SWT.

Ketakwaan kepada Allah SWT merupakan bagian dari konsekuensi dari keimanan kita kepada-Nya. Iman tanpa diiringi perilaku takwa, yaitu berupa ihsan, maka sesungguhnya keimanan tersebut tidak sempurna adanya.

Oleh karena itu, marilah terus kita pelihara dan perkuat iman kita, dan selanjutnya diwujudkan dengan ketakwaan kita yang semaksimal mungkin, sesuai batas kemampuan yang kita miliki.

Akhirnya, marilah kita berdo’a kepada Allah SWT, dengan penuh ketundukkan dan kekhusyu’an hati, agar kita senantiasa mendapatkan ampunan, hidayah dan bimbingan-Nya.

الْحَمْدُ لِلَّهِ الَّذِي لَهُ مَا فِي السَّمَاوَاتِ وَمَا فِي الْأَرْضِ وَلَهُ الْحَمْدُ فِي الْآخِرَةِ وَهُوَ الْحَكِيمُ الْخَبِيرُ اللهم صل وسلم على محمد وعلى آله محمد كما صليت وسلمت على إبراهيم وعلى آله إبراهيم فى العالمين إنك حميد مجيد.

اَللّهُمَّ اغْفِرْلِلْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ وَالْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ اْلاَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَاْلاَمْوَاتِ بِرَحْمَتِكَ يَاوَاهِبَ الْعَطِيَّاتِ.

اللَّهُمَّ اجْعَلْ جَمْعَنَا هَذَا جَمْعًا مَرْحُوْمًا، وَاجْعَلْ تَفَرُّقَنَا مِنْ بَعْدِهِ تَفَرُّقًا مَعْصُوْمًا، وَلا تَدَعْ فِيْنَا وَلا مَعَنَا شَقِيًّا وَلا مَحْرُوْمًا.

اللَّهُمَّ إِنَّا نَسْأَلُكَ الْهُدَى وَالتُّقَى وَالعَفَافَ وَالغِنَى

رَبَّنَااَتِنَافِى الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِى اْلاَخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ

عِبَادَالله اِنَّ اللهَ يَأْمُرُبِالْعَدْلِ وَاْلاِحْسَانِ وَاِيْتَاءِذِى الْقُرْبَى وَيَنْهَى عَنِ الْفَحْشَاءِ وَالْمُنْكَرِ وَالْبَغْىِ يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ فَاذْكُرُوااللهَ الْعَظِيْمِ يذكركم وَاشْكُرُوهُ عَلىَ نِعَمِهِ يَزِدْكُمْ. وَلَذِكْرُاللهِ اَكْبَرُ

Demikian teks khutbah jumat, dua akhlak utama manusia.***

Editor: Abdul Majid

Tags

Terkini

Terpopuler