Teks Khutbah Jum’at: Tanda-tanda Orang Yang Istiqomah

19 Mei 2023, 06:00 WIB
Teks Khutbah Jum’at: Tanda-tanda Orang Yang Istiqomah /

Pedoman Tangerang – Khutbah Jumat adalah salah satu rangkaian yang harus dilakukan dalam melaksanakan sholat jumat.

Khutbah Jumat sendiri menjadikan pembeda dengan sholat fardhu lainnya.

Penyampaian bacaan khutbah Jumat oleh Khatib memiliki dua bagian yaitu khutbah pertama dan khutbah kedua disertai doa yang dipisahkan dengan duduk.

Berikut teks khutbah Jum’at, tanda-tanda orang yang istiqomah:

Baca Juga: Teks Khutbah Jumat 19 Mei 2023, Meningkatkan Keimanan dan Menyucikan Hati dengan Pergi Haji

Khutbah I

الْحَمْدُ لِلَّهِ وَ الْحَمْدُ لِلَّهِ ثُمَّ الْحَمْدُ لِلَّهِ

 أَشْهَدُ أنْ لا إلَهَ إلا اللهُ وَحْدَهُ لا شَرِيكَ لَهُ وأشهدُ أنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ الَّذِيْ لَانَبِيّ بعدَهُ

 اَللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلَى نَبِيِّنَا مُحَمَّدابن عبد الله وَعَلَى أَلِهِ وَأَصْحَابِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ القِيَامَةِ. أَمَّا بَعْدُ، فَإِنِّي أُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِيْ بِتَقْوَى اللهِ الْقَائِلِ في مُحْكَمِ كِتَابِهِ: وَتَزَوَّدُوا فَإِنَّ خَيْرَ الزَّادِ التَّقْوَى، وَاتَّقُونِ يَا أُولِي الْأَلْبَاب . وَقَالَ: يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ ٱتَّقُوا۟ ٱللَّهَ وَلْتَنظُرْ نَفْسٌ مَّا قَدَّمَتْ لِغَدٍ وَٱتَّقُوا۟ ٱللَّهَ إِنَّ ٱللَّهَ خَبِيرٌۢ بِمَا تَعْمَلُون

Hadirin jama’ah jum’ah yang mulia, Saya berwasiat kepada diri saya sendiri dan kepada Anda semua, mari kita meningkatkan takwa kita kepada Allah SWT dengan berusaha sekuat tenaga melaksanakan semua perintah-Nya serta menjauhi larangan-laranga—Nya.

Baca Juga: Teks Khutbah Jum’at: Amalan-amalan Yang Membuat Hati Lapang

Jamaah salat Jumat yang dirahmati Allah subhanahu wa ta’ala,

Di antara kenikmatan dan rezeki kita menjalani kehidupan di dunia ini adalah kelapangan hati. Dengan kelapangan hati, hidup kita terasa lebih tenang dan tidak risau, kita akan lebih mudah mensyukuri nikmat sekecil apa pun itu, interaksi sosial kita akan lebih terjaga dan stabil karena kelapangan hati menciptakan ketenangan dalam bersikap, bahkan kelapangan hati dapat menolong kita di kala kehilangan sehingga tidak berlarut-larut dalam kesedihan.

Selain itu semua, sudah tentu, kelapangan hati membuat hubungan kita dengan Allah semakin baik.

Ma’asyirol muslimin rahimakumullah,

Sebelumnya ada dua adab penting pada hari Jumat saat mendengarkan khutbah Jumat yang perlu diterangkan. Pertama, diam dan tidak berbicara saat mendengar khutbah.

Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, Nabi Muhammad SAW bersabda,

إِذَا قُلْتَ لِصَاحِبِكَ يَوْمَ الْجُمُعَةِ أَنْصِتْ . وَالإِمَامُ يَخْطُبُ فَقَدْ لَغَوْتَ

Artinya: Jika engkau berkata pada sahabatmu pada hari Jumat, ‘”iamlah, khotib sedang berkhutbah!” Sungguh engkau telah berkata sia-sia.” (HR Bukhari dan Muslim)

Kedua, dilarang al-habwah, yaitu duduk sambil memeluk lutut saat mendengarkan khutbah. Dari Sahl bin Mu’adz dari bapaknya (Mu’adz bin Anas Al-Juhaniy), ia berkata,

أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- نَهَى عَنِ الْحُبْوَةِ يَوْمَ الْجُمُعَةِ وَالإِمَامُ يَخْطُبُ

Artinya: “Rasulullah SAW melarang dari duduk dengan memeluk lutut pada saat imam sedang berkhutbah.” (HR Tirmidzi dan Abu Daud). 

Baca Juga: Teks Khutbah Jumat 12 Mei 2023, Meningkatkan Keimanan Diakhir Bulan Syawal

Kali ini kami akan mengangkat tema mengenai bagaimanakah tanda seseorang itu istiqomah. Karena setiap hari kita terus mengulang ayat ini di dalam salat,

اهْدِنَا الصِّرَاطَ الْمُسْتَقِيمَصِرَاطَ الَّذِينَ أَنْعَمْتَ عَلَيْهِمْ غَيْرِ الْمَغْضُوبِ عَلَيْهِمْ وَلَا الضَّالِّينَ

Artinya: “Tunjukilah kami jalan yang lurus, (yaitu) Jalan orang-orang yang telah Engkau beri nikmat kepada mereka; bukan (jalan) mereka yang dimurkai dan bukan (pula jalan) mereka yang sesat.” (QS. Al-Fatihah: 6-7).

Ayat ini berisi perintah untuk meminta terus istiqomah di atas jalan yang lurus. Shirathal mustaqim menurut Ibnu Katsir adalah:

Mengikuti jalan Nabi

Mengikuti generasi salaf dari para sahabat seperti Abu Bakar dan ‘Umar, Mengikuti kebenaran, Islam, dan Al-Qur’an.

Ibnu Katsir rahimahullah mengungkapkan bahwa semua pengertian di atas itu benar dan semua makna di atas itu saling terkait. Siapa yang mengikuti Nabi Muhammad SAW dan mengikuti sahabat sesudahnya yaitu Abu Bakar dan Umar, maka ia telah mengikuti kebenaran. Siapa yang mengikuti kebenaran, berarti ia telah mengikuti Islam. Siapa yang mengikuti Islam, berarti ia telah mengikuti Al-Qur’an (Kitabullah), itulah tali Allah yang kokoh. Itulah semua termasuk ash-shirothol mustaqim (jalan yang lurus). Semua pengertian di atas itu benar saling mendukung satu dan lainnya. Walillahil hamd. (Lihat Tafsir Al-Qur’an Al-‘Azhim, 1:213.)

Baca Juga: Teks Khutbah Jum’at: Keistimewaan Bulan Syawal

Bagaimana kita bisa istiqomah pada jalan yang lurus? Syafiq Al-Balji rahimahullah berkata bahwa ada empat cara untuk istiqomah,

1. Tidak Meninggalkan Perintah Allah Akibat Musibah

Pertama, tidak meninggalkan perintah Allah karena sedang mengalami musibah. Tetap istiqomah walaupun mendapatkan musibah. Allah Ta’ala berfirman dalam surah Al Insyirah ayat 5,

فَإِنَّ مَعَ الْعُسْرِ يُسْرًا

Artinya: “Karena sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan.”

Ayat ini pun diulang setelah itu dalam surah Al Insyirah ayat 6,

إِنَّ مَعَ الْعُسْرِ يُسْرًا

Artinya: “Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan.”

Tentang ayat di atas, Qatadah rahimhuallah berkata, “Satu kesulitan tidak mungkin mengalahkan dua kemudahan.”

Ingatlah hikmah di balik musibah sungguh luar biasa. Pertama, musibah itu sebagai ujian, siapakah yang mampu bersabar.

Kedua, mntuk membersihkan hati manusia dan supaya lepas dari sifat-sifat buruk karena ketika musibah datang, maka kesombongan, ujub, hasad berubah menjadi ketundukan kepada Allah. Ketiga, iman seorang mukmin menjadi kuat.

Keempat, musibah menunjukkan kuatnya Allah dan lemahnya manusia. Kelima, dengan adanya musibah, kita jadi semangat berdoa dengan ikhlas.

Keenam, musibah itu untuk membangunkan seseorang yang sedang lalai. Ketujuh, nikmat itu baru dirasakan kalau kita mengetahui lawannya. Kita baru rasakan nikmat sehat ketika kita mendapatkan sakit.

Kedua, tidak meninggalkan perintah Allah karena kesibukan dunia. Ketiga, tidak mengikuti komentar orang lain dan mengedepankan hawa nafsu sendiri. Keempat, beramal sesuai Al-Qur’an dan sunnah nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam. (Hilyah Al-Auliya’, 8:17, dinukil dari At-Tadzhib Al-Maudhu’i li Hilyah Al-Auliya’, hlm. 50).

Baca Juga: Teks Khutbah Jumat 5 Mei 2023, Meningkatkan Ukhuwah Islamiyah Pasca Ramadhan

2. Tidak Meninggalkan Perintah Allah Akibat Sibuk Dunia

Tidak meninggalkan perintah Allah walaupun sibuk dengan urusan dunia. Dari ‘Abdullah bin ‘Amr bin Al-‘Ash radhiyallahu ‘anhuma, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah menceritakan tentang salat pada suatu hari di mana beliau bersabda,

مَنْ حَافَظَ عَلَيْهَا كَانَتْ لَهُ نُوراً وَبُرْهَاناً وَنَجَاةً يَوْمَ الْقِيَامَةِ وَمَنْ لَمْ يُحَافِظْ عَلَيْهَا لَمْ يَكُنْ لَهُ نُورٌ وَلاَ بُرْهَانٌ وَلاَ نَجَاةٌ وَكَانَ يَوْمَ الْقِيَامَةِ مَعَ قَارُونَ وَفِرْعَوْنَ وَهَامَانَ وَأُبَىِّ بْنِ خَلَفٍ

Artinya: “Siapa yang menjaga salat, maka ia akan mendapatkan cahaya, petunjuk, keselamatan pada hari kiamat. Siapa yang tidak menjaganya, maka ia tidak mendapatkan cahaya, petunjuk, dan keselamatan kelak. Nantinya di hari kiamat, ia akan dikumpulkan bersama Qarun, Fir’aun, Haman, dan Ubay bin Khalaf.” (HR Ahmad)

Ibnul Qayyim rahimahullah berkata dalam kitab Ash-Shalah wa Hukmu Taarikihaa (hlm. 37-38) mengenai hadits di atas,

Siapa yang sibuk dengan hartanya sehingga melalaikan salatnya, maka ia akan dikumpulkan bersama Qarun.

Siapa yang sibuk dengan kerajaannya sehingga melalaikan salatnya, maka ia akan dikumpulkan bersama Fir’aun.

Siapa yang sibuk dengan kekuasaannya sehingga melalaikan salat, maka ia akan dikumpulkan bersama Haman (menterinya Fir’aun).

Siapa yang sibuk dengan perdagangannya sehingga melalaikan salat, maka ia akan dikumpulkan bersama Ubay bin Khalaf.

3. Tidak Ikut Komentar Orang Lain

Tidak mengikuti komentar orang lain dan mengedepankan hawa nafsu sendiri. Dalam hadits disebutkan,

مَنِ الْتَمَسَ رِضَاءَ اللَّهِ بِسَخَطِ النَّاسِ كَفَاهُ اللَّهُ مُؤْنَةَ النَّاسِ وَمَنِ الْتَمَسَ رِضَاءَ النَّاسِ بِسَخَطِ اللَّهِ وَكَلَهُ اللَّهُ إِلَى النَّاسِ

Artinya: “Barangsiapa yang mencari ridha Allah saat manusia tidak suka, maka Allah akan cukupkan dia dari beban manusia. Barangsiapa yang mencari ridha manusia namun Allah itu murka, maka Allah akan biarkan dia bergantung pada manusia.” (HR Tirmidzi dan Ibnu Hibban)

4. Beramal sesuai Al-Quran dan Sunnah Nabi SAW.

Allah Ta’ala berfirman dalam surah Al Hasyr ayat 7,

وَمَا آَتَاكُمُ الرَّسُولُ فَخُذُوهُ وَمَا نَهَاكُمْ عَنْهُ فَانْتَهُوا وَاتَّقُوا اللَّهَ إِنَّ اللَّهَ شَدِيدُ الْعِقَابِ

Artinya: “Apa yang diberikan Rasul kepadamu, maka terimalah. Dan apa yang dilarangnya bagimu, maka tinggalkanlah. Dan bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah amat keras hukumannya.”

Dalam hadits Al-‘Irbadh bin Sariyah disebutkan bahwa Nabi SAW bersabda,

وَإِيَّاكُمْ وَمُحْدَثَاتِ الأُمُورِ فَإِنَّ كُلَّ مُحْدَثَةٍ بِدْعَةٌ وَكُلَّ بِدْعَةٍ ضَلاَلَة

Artinya: “Hati-hatilah dengan perkara baru dalam agama. Karena setiap perkara baru (dalam agama) adalah bid’ah dan setiap bid’ah adalah sesat.” (HR Abu Daud, Tirmidzi, dan An-Nasa’i)

Demikian tanda kita bisa istiqomah, kesimpulannya adalah tidak meninggalkan perintah Allah tatkala kita tertimpa musibah, tidak meninggalkan perintah Allah karena kesibukan dunia, tidak mengikuti komentar orang dan hawa nafsu sendiri, beramal sesuai Al-Qur’an dan Sunnah Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam.

بَارَكَ اللهُ لِيْ وَلَكُمْ فِيْ هَذَا الْيَوْمِ الْكَرِيْمِ، وَنَفَعَنِيْ وَاِيَاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ الصَّلَاةِ وَالصَّدَقَةِ وَتِلَاوَةِ الْقُرْاَنِ وَجَمِيْعِ الطَّاعَاتِ، وَتَقَبَّلَ مِنِّيْ وَمِنْكُمْ جَمِيْعَ أَعْمَالِنَا إِنَّهُ هُوَ الْحَكِيْمُ الْعَلِيْمُ، أَقُوْلُ قَوْلِيْ هَذَا وَأَسْتَغْفِرُ اللهَ لِيْ وَلَكُمْ، فَاسْتَغْفِرُوْهُ، اِنَّهُ هُوَ الْغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ

 Khutbah Kedua

اَلْحَمْدُلِلّهِ حَمْدًاكَثِيْرًاكَمَااَمَرَ. وَاَشْهَدُاَنْ لاَاِلهَ اِلاَّللهُ وَحْدَه لاَشَرِيْكَ لَهُ. اِرْغَامًالِمَنْ جَحَدَبِهِ وَكَفَرَ. وَاَشْهَدُاَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ سَيِّدُاْلاِنْسِ وَالْبَشَرِ. اَللّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلىَ مُحَمَّدٍ وَعَلىَ اَلِهِ وَصَحْبِهِ مَااتَّصَلَتْ عَيْنٌ بِنَظَرٍ وَاُذُنٌ بِخَبَرٍ

اَمَّا بَعْدُ : فَيَااَ يُّهَاالنَّاسُ !! اِتَّقُوااللهَ تَعَالىَ. وَذَرُوالْفَوَاحِشَ مَاظَهَرَوَمَابَطَنْ. وَحَافِظُوْاعَلىَ الطَّاعَةِ وَحُضُوْرِ الْجُمْعَةِ وَالْجَمَاعَةِ.

Hadirin yang dirahmati Allah,

Komitmen takwa kepada Allah SWT hanyalah diberikan oleh Allah kepada orang-orang yang beriman.

Hal ini menunjukkan kepada kita bahwa perilaku takwa akan mudah kita raih kalau kita memiliki keimanan yang kuat kepada Allah SWT.

Ketakwaan kepada Allah SWT merupakan bagian dari konsekuensi dari keimanan kita kepada-Nya. Iman tanpa diiringi perilaku takwa, yaitu berupa ihsan, maka sesungguhnya keimanan tersebut tidak sempurna adanya.

Oleh karena itu, marilah terus kita pelihara dan perkuat iman kita, dan selanjutnya diwujudkan dengan ketakwaan kita yang semaksimal mungkin, sesuai batas kemampuan yang kita miliki.

Akhirnya, marilah kita berdo’a kepada Allah SWT, dengan penuh ketundukkan dan kekhusyu’an hati, agar kita senantiasa mendapatkan ampunan, hidayah dan bimbingan-Nya.

الْحَمْدُ لِلَّهِ الَّذِي لَهُ مَا فِي السَّمَاوَاتِ وَمَا فِي الْأَرْضِ وَلَهُ الْحَمْدُ فِي الْآخِرَةِ وَهُوَ الْحَكِيمُ الْخَبِيرُ اللهم صل وسلم على محمد وعلى آله محمد كما صليت وسلمت على إبراهيم وعلى آله إبراهيم فى العالمين إنك حميد مجيد.

اَللّهُمَّ اغْفِرْلِلْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ وَالْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ اْلاَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَاْلاَمْوَاتِ بِرَحْمَتِكَ يَاوَاهِبَ الْعَطِيَّاتِ.

اللَّهُمَّ اجْعَلْ جَمْعَنَا هَذَا جَمْعًا مَرْحُوْمًا، وَاجْعَلْ تَفَرُّقَنَا مِنْ بَعْدِهِ تَفَرُّقًا مَعْصُوْمًا، وَلا تَدَعْ فِيْنَا وَلا مَعَنَا شَقِيًّا وَلا مَحْرُوْمًا.

اللَّهُمَّ إِنَّا نَسْأَلُكَ الْهُدَى وَالتُّقَى وَالعَفَافَ وَالغِنَى

رَبَّنَااَتِنَافِى الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِى اْلاَخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ

عِبَادَالله اِنَّ اللهَ يَأْمُرُبِالْعَدْلِ وَاْلاِحْسَانِ وَاِيْتَاءِذِى الْقُرْبَى وَيَنْهَى عَنِ الْفَحْشَاءِ وَالْمُنْكَرِ وَالْبَغْىِ يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ فَاذْكُرُوااللهَ الْعَظِيْمِ يذكركم وَاشْكُرُوهُ عَلىَ نِعَمِهِ يَزِدْكُمْ. وَلَذِكْرُاللهِ اَكْبَرُ

Demikian teks Khutbah jumat, tanda-tanda orang yang istiqomah.***

Editor: Abdul Majid

Tags

Terkini

Terpopuler