Tahun Baru 1443 Hijriyah, Gus Muhaimin: Berkah untuk Kebangkitan Indonesia

10 Agustus 2021, 12:11 WIB
Tahun Baru 1443 Hijriyah, Gus Muhaimin: Berkah untuk Kebangkitan Indonesia /Jurnal Soreang/Pikiran Rakyat

Pedoman Tangerang - Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), Abdul Muhaimin Iskandar atau Gus Muhaimin mengimbau umat Islam untuk menjadikan tahun baru Hijriyah 1 Muharam 1443 H yang jatuh pada 10 Agustus 2021 sebagai momentum kebangkitan Indonesia untuk mewujudkan kesalehan pribadi menuju kesalehan sosial demi terwujudnya kemaslahatan umat dan bangsa.

“Mari di tahun baru Islam ini kita tingkatkan semangat kemanusiaan dan solidaritas antar sesama. Insya Allah semangat Tahun Baru Hijriyah membawa berkah untuk kebangkitan Indonesia,” kata Gus Muhaimin dalam keterangan tertulis, Selasa, 10 Agustus 2021.

Gus Muhaimin juga mengimbau umat Islam Indonesia untuk mengisi dan meramaikan Tahun Baru Hijriyah dengan membaca Alquran, zikir, doa, serta menyantuni yatim piatu sesuai dengan tradisi Islam ahlu sunah wal jama’ah.

Baca Juga: Ucapan Tahun Baru Islam 1443 Hijriah/2021 Masehi, dalam Bahasa Jawa

“Ayo kita sambut Tahun Baru kali ini dengan khusuk, jangan lupa membaca Alquran, zikir, doa awal tahun dan akhir tahun, melaksanakan puasa sunnah, menyantuni anak yatim. Itulah tradisi yang diwariskan ulama ahlu sunah wal jamaah,” ungkapnya.

Wakil Ketua DPR RI itu juga mengingatkan esensi hijrah Nabi Muhammad SAW yang erat kaitannya dengan pergantian tahun hijriyah.

Menurut Gus Muhaimin, esensi hijrah di tengah pandemi saat ini adalah dengan menguatkan solidaritas antar sesama, serta berupaya untuk menghentikan pandemi dengan mengoptimalkan gaya hidup baru.

Baca Juga: Tahun Baru Islam 1443 H, Puan Ajak Masyarakat Rayakan dengan Syukur dan Persaudaraan

Islam, lanjut Gus Muhaimin, mengajarkan tentang pentingnya menjaga kesehatan, termasuk menjaga diri dari wabah yang mengancam nyawa atau kesehatan.

Karena itu, kata Gus Muhaimin, makna hijrah perlu disesuaikan dengan konteks tersebut.

“Dalam konteks pandemi Covid-19 masih menjadi ancaman kesehatan dan sudah banyak menelan korban, hijrah harus dimaknai sebagai lompatan tradisi yang baru, misalnya kalau dulu kita tidak perlu pakai masker, maka sekarang harus pakai. Kalau dulu tidak perlu jaga jarak, maka sekarang harus jaga jarak,” pungkasnya.***

Editor: Alfin Pulungan

Tags

Terkini

Terpopuler