Viral, Cerpen Fiksi Jenderal Fembo Punya Wanita Simpanan hingga Istri Selingkuh dengan Ajudan

- 25 Juli 2022, 11:30 WIB
Viral, Cerpen Fiksi Jenderal Fembo Punya Wanita Simpanan hingga Istri Selingkuh dengan Ajudan.
Viral, Cerpen Fiksi Jenderal Fembo Punya Wanita Simpanan hingga Istri Selingkuh dengan Ajudan. /Tangkap Layar YouTube Yogyasmoro/

Pedoman Tangerang - Publik mendadak heboh dengan muncul sebuah cerpen fiksi Tamatnya Karier Sang Jenderal Polisi Akibat Kasus Pembunuhan'.

Kisah viral dan mendadak dicari berbagai orang setelah kanal YouTube Yogyasmoro mengunggah video dengan judul Cerpen Fiksi Inspirasi: 'Tamatnya Karier Sang Jenderal Polisi Akibat Kasus Pembunuhan'.

Video tersebut dilengkapi dengan gambar ilustrasi dan suara seorang laki-laki yang membacakan kisah perselingkuhan Jenderal Fembo di sebuah negeri antah berantah.

Video cerita itu sontak mencuri perhatian netizen.

Baca Juga: Tega! Sosok yang Kirimi Teluh dan Jin ke Ruben Onsu Terungkap, Siapa?

Baca Juga: Fakta-fakta Terbaru Seputar Tewasnya Brigadir J, di Rumah Irjen Pol Ferdy Sambo

Bahkan banyak netizen yang menduga cerita fiksi Jenderal Fembo itu mirip dengan kejadian berdarah di rumah Irjen Ferdy Sambo. Hanya tokoh-tokohnya saja yang berbeda.

Dalam video diceritakan, seorang petinggi polisi bernama Jenderal Fembo berusia kurang lebih 50 tahun memiliki istri yang tak beda jauh umurnya.

Istrinya bernama Aswati, selalu terlihat cantik karena mendapatkan uang yang cukup dari suaminya untuk kebutuhan perawatan tubuhnya. Bahkan sampai memiliki salon kecantikan pribadi.

Sebagai petinggi polisi, Jenderal Fembo sering bepergian tugas di luar kota bersama beberapa ajudannya.

Sedangkan istrinya juga banyak melakukan kegiatan sosial bersama ibu-ibu kelas atas di komunitasnya.

Untuk menjaga sekaligus menjadi sopir pribadi untuk istrinya, Jenderal Fembo menugaskan seorang ajudannya bernanma Brigjo.

Brigjo adalah seorang polisi muda yang tegap, cekatan dan memiliki paras yang cukup tampan. Saking seringnya sang jenderal pergi dengan alasan “bertugas”, hingga jarang sekali ia menyentuh istrinya.

Singkat cerita, sang istri kemudian menemukan kabar sekaligus bukti yang kuat, bahwa sang jenderal suaminya, memiliki wanita simpanan yang jauh lebih muda dari dirinya.

Ketika ditanya oleh sang istri dengan berbagai bukti, sang jenderal tak bisa mengelak lagi hingga terjadi keributan dalam rumah tangga mereka.

Namun karena mereka keluarga terhormat dan pernikahan mereka telah dikaruniai bebarapa orang anak, mereka sepakat untuk tidak memperpanjang masalah, meskipun sang istri masih tetap memendam amarah dan rasa kecewa.

Sang istri (Aswati) tetap melanjutkan kegiatannya sebagai seorang istri dari jenderal polisi.

Suatu hari Aswati bepergian dengan mobil, diantar oleh Brigjo, sopirnya. Di tengah perjalanan, mendadak dia mengingat kelakuan suaminya. Aswati menangis hingga sopirnya kebingungan dan berhenti di sebuah taman.

Aswati kemudian duduk mendekati sopirnya. Dengan setengah berbisik istri sang jenderal bercerita tentang perselingkuhan sang jenderal suami.

Karena larut dalam emosi, maka Aswati memeluk dan menangis sejadinya di dada Brigio, sopir pribadinya.

Awalnya Brigjo sangat kikuk, sekaligus bingung harus bagaimana. Namun Brigjo tak kuasa menolak pelukan Aswati yang sedang sedih.

Lama-kelamaan mereka berdua merasa sama-sama nyaman. Dari situlah berawal sebuah hubungan khusus antara Aswati sang majikan, bersama Brigjo sopir pribadinya.

Hingga akhirnya suatu hari, mereka pergi ke sebuah hotel dan melakukan hubungan terlarang.

Dalam benak Aswati, ini adalah aksi balas dendam kepada suaminya yang juga telah mengkhianatinya, sekaligus sebuah keuntungan pribadi karena ia yang sudah cukup umur mendapatkan sentuhan dari laki-laki muda nan tampan.

Sedangkan Brigjo yang masih lajang, selain juga terbakar nafsunya juga tak kuasa menolak ajakan majikannya tersebut.

Suatu hari, sang Jenderal Fembo berencana berangkat bekerja. Seperti biasa, ia pamit ke istrinya Aswati, untuk tugas luar kota. Setelah suaminya berangkat, Aswati merasa ada kesempatan untuk memanfaatkan kepergian suaminya.

Maka ia menelepon Brigjo untuk kembali memenuhi hasratnya, di rumah sang jenderal yang cukup besar itu.

Namun, ternyata sang jenderal sudah mengendus adanya perselingkuhan istrinya dengan sang sopir. Pamit sang jenderal kepada istrinya untuk tugas luar kota, ternyata hanya jebakan Jenderal Fembo.

Sebenarnya dia hanya berputar menunggu aba-aba dari ajudannya yang lain, yang sudah ditugaskan untuk mengawasi kelakuan istrinya.

Meskipun dia sendiri berselingkuh, ia tetap tak mau istrinya juga melakukan hal yang sama. Dengan cara senyap, ia pulang kembali ke rumahnya dan langsung menuju kamar tempat istrinya berada.

Sang Jenderal Fembo membuka pintu kamar dan melihat secara langsung, Aswati istrinya sedang berselingkuh dengan Brigjo, sopirnya. Kemarahannya memuncak.

Sang jenderal bersama beberapa ajudannya yang lain, menarik paksa Brigjo ke luar kamar. Sedangkan Aswati, istrinya, hanya bisa menangis saat melihatnya dan ia pun dikunci di dalam kamarnya.

Di ruang tengah sang jenderal menghajar habis-habisan Brigjo, sopir istrinya. Sambil terus mengumpat, sang jenderal dibantu beberapa ajudannya meluapkan kemarahannya. Melayangkan pukulan dan tendangan bertubi-tubi.

Tak cukup itu saja, senjata tajam ia gunakan untuk menganiaya Brigjo hingga memar. Darah dan luka sayatan bersarang di sekujur tubuh Brigjo.

Brigjo sudah sangat tak berdaya, namun sang jenderal masih belum reda amarahnya, hingga sang jenderal kemudian mengambil senjata api, dan menembak tubuh Brigjo beberapa kali. Akhirnya, Brigjo, sang sopir sekaligus ajudannya, tewas tak bernyawa.

Setelah Brigjo tewas, sang jenderal diam sejenak, mungkin cukup kebingungan. Namun sebagai seorang petugas berpengalaman, ia mampu untuk tetap berpikir mengatasi keadaan.

Sang jenderal kemudian memerintahkan ajudannya untuk mengambil semua hasil rekaman CCTV yang ada di rumahnya maupun yang ada di lingkungannya.

Lalu bukti rekaman tersebut dimusnahkan. Kemudian ia merancang sebuah skenario serita kejadian, yaitu:

Aswati istrinya yang sedang ada di kamar diganggu dan dilecehkan oleh Brigjo sopirnya.

Ia memerintahkan kepada ajudan setianya yang bernama Eko, untuk mengaku bahwa pada kejadian ketika Eko mencegah dan mengingatkan Brigjo, Brigjo marah dan menembaki Eko hingga terjadi baku tembak. Dan akhirnya Brigjo tewas akibat tembakan Eko.

Eko diperintah untuk mengaku bahwa ia yang menembak mati Brigjo.
Mereka kemudian membawa jasad Brijo untuk diotopsi, dengan memaksa petugas otopsi untuk mengkondisikan mayat agar sesuai dengan skenario yang dibuatnya pada hasil otopsi.

Awalnya petugas otopsi menolak. Namun karena yang meminta petugas berpangkat tinggi, maka dua hari kemudian mereka sepakat untuk menurut perintah sang jenderal.

Maka menuju hari ke-3 dibukalah ke publik tentang kematian Brigjo dengan keterangan penyebab kematian sesuai skenario sang jenderal.

Awalnya semua berjalan lancar. Namun ketika berita kematian Brigjo gempar, keluarga Brigjo dan masyarakat merasa ada banyak kejanggalan dalam peristiwa tersebut, di antaranya:

Rekaman CCTV rumah petinggi polisi tersebut tidak ditemukan.
Handphone Brigjo juga belum diketahui keberadaannya.
Saat akan melaksanakan pemakaman Brigjo, keluarga besar Brigjo melihat jasad Brigjo, dan ditemukan banyak luka memar dan sayatan yang tidak sesuai dengan berita yang dipublikasi.

Sontak, hal itu menjadi perbincangan luas dan masyarakat ramai-ramai meminta pihak kepolisian untuk mengusut tuntas peristiwa dan penyebab tewasnya Brigjo.

Akhirnya, sang jenderal dinonaktifkan dari jabatannya dan dilakukan pemeriksaan oleh petugas khusus yang ditunjuk oleh pusat, kemudian tamatlah karir sang Jenderal Fembo.

Sahabat semuanya, cerita ini hanyalah fiktif belaka, alias dongeng yang terjadi di Negara Antah Berantah.

Demikian Cerita Fiksi, Kisah Tamatnya Karier Jenderal Fembo Akibat Selingkuh.***

Editor: Bustamil Arifin

Sumber: YouTube YOGYASMORO


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah