Pemilik Rumah Lokasi Syuting Film KKN di Desa Penari Dijual Pemiliknya, Ternyata Begini Sejarahnya

- 20 Mei 2022, 21:15 WIB
Pemilik Rumah Lokasi Syuting Film KKN di Desa Penari Dijual Pemiliknya, Ternyata Begini Sejarahnya.
Pemilik Rumah Lokasi Syuting Film KKN di Desa Penari Dijual Pemiliknya, Ternyata Begini Sejarahnya. /fin.co.id

Pedoman Tangerang - KKN di Desa Penari meraih kesuksesannya di perfilman bioskop tanah air. Rumah yang dijadikan lokasi syuting berada di Padukuhan Ngluweng, Kalurahan Ngleri, Gunungkidul, Yogyakarta.

Kabarnya rumah milik warga bernama Ngadiyo itu dijadikan lokasi syuting pada November 2019 silam.

Banyak warganet yang beranggapan bahwa pemilik rumah ketakutan selepas selesai syuting. Dan mertuanya di tuding jatuh sakit setelah rumah dijadikan lokasi film KKN di Desa Penari.

Kabar tersebut menjadi ramai di media sosial, karena informasi yang beredar bahwa pemiliknya menjual rumah bekas syuting film KKN di Desa Penari.

Baca Juga: Link Nonton Film Virgin Mom Kualitas HD: Lengkap dengan Sinopsis

Atas tudingan tersebut, menantu Ngadiyo, Ngatemi, menjelaskan bahwa mertuanya sudah sakit sebelum rumah dijadikan lokasi syuting. Ngatemi juga membantah kabar bahwa mertuanya sakit setelah rumah dijadikan lokasi syuting.

"Sebelum jadi tempat syuting sudah sakit, tetapi beraktivitas seperti biasa," katanya, Jumat 20 Mei 2022.

Ngadiyo disebut membutuhkan perawatan dari anak-anaknya. Karena itu, Ngadiyo beserta istrinya dibawa untuk tinggal bersama anak-anaknya di Kelurahan Banaran, Playen, Gunungkidul.

"Terus rumahnya itu kan jauh dari tetangga dan sudah tua, jadi kalau ada apa-apa kan kasihan. Jadi setelah dipakai syuting itu diajak tinggal ke sini, bukan karena takut tinggal di rumah itu tapi karena sakit," imbuhnya.

Namun, yang dijual hanya bangunannya, tidak termasuk tanahnya.

Baca Juga: Nonton KKN di Desa Penari Full Movie 130 Menit, di Dutafilm, Indoxxi atau Rebahin

Baca Juga: Sukses dengan 7 Juta Penonton Pemeran Hantu KKN di Desa Penari, Dibayar 75 Ribu hingga Tak Boleh Hapus Make Up

"Iya (bangunan rumah mau dijual), tapi saya tidak tahu detailnya. Seperti laku tidaknya, belum tahu saya," tutupnya.

Lokasi asli dari KKN di Desa Penari menurut Sudirman, pengelola dan penjaga Rawa atau Rowo Bayu, ada di Desa Rowo Bayu, Banyuwangi, Jawa Timur.

Sudirman menjelaskan bahwa kejadian KKN yang menelan korban jiwa itu terjadi pada 2008. Enam orang mahasiswa dari sebuah kampus di Surabaya melakukan kuliah kerja nyata di Desa Rowo Bayu. Bagaimana sejarahnya? Simak artikel ini sampai tuntas.

Sejarah Rowo Bayu Banyuwangi
Sejarah Rowo Bayu Banyuwangi berkaitan dengan sejarah Prabu Tawang Alun, salah satu Raja Kerajaan Blambangan termasyhur.

Pada 1767 ketika ekspedisi militer VOC datang ke Blambangan untuk membantu kerajaan ini melepaskan diri dari pengaruh kerajaan-kerajaan di Bali. Hanya dalam sebulan, pasukan VOC mengalahkan pasukan Bali pada Februari 1867.

Namun, ketenangan rakyat terusik empat bulan kemudian, setelah Wong Agung Wilis, saudara tiri Pangeran Adipati Danuningrat tahun 1736-1764, melakukan pemberontakan.
Pasukan VOC mampu mengalahkan Wilis dalam tempo setahun dan menunjuk keluarga bupati Surabaya menjadi bupati Blambangan tahun 1771 untuk program Jawanisasi dan Islamisasi di Blambangan guna memutus pertalian Blambangan dengan Bali.

Tapi, rakyat Blambangan tidak suka sehingga muncul pemberontakan yang dipimpin Jagapati yang mendirikan benteng di Desa Bayu. Berbekal bantuan Kerajaan Mengwi, Jagapati mengalahkan pasukan VOC dalam pertempuran besar pada 18 Desember 1771.

Kematian pimpinan VOC, Vaandrig Schaar dan Cornet Tinne dalam pertempuran itu membuat Belanda marah. Setahun kemudian, VOC mendatangkan ribuan prajurit tambahan dari Madura, Surabaya, dan Besuki.

VOC lalu mendirikan benteng di Desa Bayu dan membakar lumbung-lumbung padi milik pasukan Jagapati hingga merebak kelaparan. Dalam kondisi kesulitan inilah pasukan Jagapati diserang habis-habisan oleh tentara Belanda.

Pertempuran di Desa Bayu ini dikenal dengan Puputan Bayu atau perang habis-habisan dalam istilah Bali.

Kekalahan pasukan Jagapati membuat populasi rakyat Blambangan menyusut drastis dari 80.000 jiwa menjadi 8.000 jiwa. Pasukan VOC memenggal kepala pasukan Jagapati dan menggantung di pepohonan di sekitar Rawa Bayu.

Untuk mengenang peperangan ini, pemerintah Kabupaten Banyuwangi membangun monumen Puputan Bayu di pintu masuk Desa Bayu.

Demikianlah ulasan mengenai tudingan miring kepada keluarga pemilik rumah bekas Syuting film KKN di Desa Penari lengkap dengan sejarah Rowo Bayu Banyuwangi. Semoga Bermanfaat.***

Editor: Bustamil Arifin


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah