Widya, begitu anak-anak lain memanggilnya ia tampak begitu gugup, menyepi, menyendiri, sampai panggilan telepon itu membuyarkan lamunannya.
"Aku wes oleh nggon KKN e" (Aku sudah dapat tempat untuk KKN) kata diujung telepon.
Wajah muram itu, berubah menjadi senyuman penuh harap "Nang ndi?" (Dimana?).
"nang kota B, gok deso Kabupaten K***li** , akeh proker, tak jamin, nggone cocok gawe KKN" (di kota B, disebuah desa di kabupaten K*******, banyak proker untuk di kerjakan, tempatnya cocok untuk KKN kita).
Saat itu juga, Widya mengajukan proker KKN. Semua persyaratan sudah terpenuhi, kecuali kelengkapan anggota dalam setiap kelompok minimal harus melibatkan dua fakultas berbeda dengan anggota minimal 6 orang.
"Tenang" Kata Ayu, perempuan yang tempo hari memberi kabar tempat KKN yang ia observasi bersama abangnya.
Benar saja, tidak beberapa lama muncul Bima dengan Nur. Ia menyampaikan kelengkapan anggota 6 orang yang melibatkan dua fakultas sudah disetujui.
"Sopo sing gabung Nur?" (Siapa yang sudah gabung Nur?) tanya Ayu.
Temenku. Kating, 2 angkatan diatas kita, satunya lagi, temannya", Jawab Nur.