Kisah Pilu Pemeran Hantu KKN di Desa Penari, Dibayar Rp75 Ribu hingga Tak Boleh Kedipkan Mata

- 19 Mei 2022, 06:10 WIB
Kolase foto Subardo dan pemeran hantu nenek dalam film KKN di Desa Penari.
Kolase foto Subardo dan pemeran hantu nenek dalam film KKN di Desa Penari. /Foto: Diolah dari Google

Pedoman Tangerang - Meski mengalami penundaan selama 2 tahun, antusiasme masyarakat terhadap film horor KKN di Desa Penari tampaknya tak surut.

Terbukti sejak penayangan perdananya pada 30 April 2022, film KKN di Desa Penari mampu meraup hingga 6,2 juta penonton dan diprediksi terus mengalami peningkatan.

Tak heran jika film garapan MD Pictures ini masuk sebagai salah satu dari 3 film besar Indonesia terlaris sepanjang masa.

Namun siapa sangka, di balik kesuksesan tersebut, film KKN di Desa Penari ternyata menyimpan sisi lain cerita yang memilukan.

Baca Juga: Selain Dianggap Ekstremis, UAS Juga Disebut Bohong Soal Tujuan Ke Singapura

Adalah kisah para warga Dusun Ngluweng Kalurahan Ngleri Kapanewon Playen, Gunungkidul yang direkrut menjadi figuran hantu dalam film KKN di Desa Penari.

Seperti diketahui, daerah tersebut memang menjadi lokasi berlangsungnya syuting film KKN di Desa Penari.

Kisah pilu dituturkan oleh salah seorang warga yang turut mendapat peran figuran hantu dalam film KKN di Desa Penari. Ia mengaku dibayar Rp75 ribu untuk sekali pengambilan gambar.

"Saya itu didapuk jadi hantu. Selain itu, saya juga ikut jaga di sini," ucap lelaki 51 tahun ini kepada wartawan.

Baca Juga: Punya Elektabilitas Bagus, Ganjar dan Ridwan Justru Berpeluang Kecil Jadi Capres

Subardo pun melanjutkan cerita pengalaman syutingnya sebagai hantu di film KKN di Desa Penari. Ia mengaku harus melewati proses persiapan yang melelahkan.

Bagaimana tidak, dengan durasi kemunculan yang sebentar di depan layar, Subardo mengatakan harus siaga 24 jam untuk mempertahankan make-up wajahnya karena tak boleh dihapus.

Ia dan warga lainnya yang juga didapuk menjadi pemeran hantu harus stay di bus ber-AC sebelum mendapat giliran syuting.

Subardo juga mengaku kasihan kepada figuran lain yang mendapat make-up setengah wajah. Meski nominal bayarannya sama, tapi prosesnya lebih sulit.

Baca Juga: Waduh! Tak Cuma Ditolak Singapura, UAS Ternyata Pernah Masuk Daftar Teroris oleh Timor Leste

"Ketika menunggu giliran syuting, saya dan puluhan orang lainnya harus berada di dalam bus dengan AC tetap hidup. Kasihan yang make up-nya separuh wajah, honornya sama tapi lebih susah," tutur Subardo.

Perjuangan tak berhenti di situ, Subardo mengatakan kalau peran sebagai hantu dalam film KKN di Desa Penari mengharuskannya untuk membuka mata tanpa boleh berkedip selama proses syuting.

Jika tidak demikian, maka syuting harus diulang. Pun saat ada gerakan kecil di luar arahan, pengambilan gambar harus diambil kembali.

"Bayangkan mata tak boleh berkedip dalam waktu yang lama. Kami dibayar Rp75 ribu sekali pengambilan gambar," ungkapnya.

Selain Subardo, anggota keluarga lainnya juga ikut andil dalam film horor yang alurnya diangkat dari kisah nyata tersebut.

Dua mertua dan ayahnya berperan menjadi hantu. Sementara sang ibu sebagai nenek yang menjemur kain di salah satu rumah warga.***

Editor: Muhammad Alfin


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x