Sementara itu, Kasat Reskrim Polres Pelabuhan Tanjung Perak Surabaya AKP Arief Rizki Wicaksana mengaku, pihaknya masih melakukan pengecekan di lokasi.
Terkait jumlah pasti data korban dan ikhwal mengenai penyebab insiden tersebut, ia berjanji akan melansir perkembangan informasi tersebut, dalam waktu dekat.
"Sedang kami cek. Mohon waktu," ujar mantan Kanit Resmob Satreskrim Polrestabes Surabaya itu, saat dikonfirmasi.
-Saksi ungkap detik-detik perosotan ambrol
Masih menurut penuturan Yusuf, pada bagian teratas seluncur tersebut, terdapat banyak anak yang diduga sengaja berhenti untuk menahan laju perosotan dengan cara berdiri.
Hal itu terjadi sebelum seluncuran atau perosotan itu patah.
"Awalnya papan seluncur itu tidak boleh, seperti anak kecil di tengah-tengah ngumpul, takutnya kan bebannya, kan ada airnya" ujarnya.
"Biasanya ada penjaga seluncurnya, cuma tadi katanya orang sana ada, cuma saya enggak naik kurang tahu," jelasnya.
Berdasarkan pengamatan Yusuf di lokasi, ketinggian permukaan komponen seluncur yang jebol itu, sekitar 8-9 meter.
"Kayaknya kalau rumah, tiga lantai rumah. Kayaknya 8-9 meter (ketinggian)," kata ayah satu anak asal Bendul Merisi Tenggilis Mejoyo Surabaya itu.