Tak Disangka, Pria Cacat Fisik Ternyata Kekasih dan Wali Allah, Begini Secuil Kisah Keramat Wali

27 Juli 2022, 17:00 WIB
Ilustrasi Wali. /

Pedoman Tangerang - Ada dua jenis wali Allah yaitu wali Allah yang menampakkan diri dan wali Allah yang bersembunyi. Keduanya memiliki karomah, dan katanya masih banyak wali Allah yang masih belum diketahui keberadaannya.

Berikut ada secuil kisah dalam kitab 'Uyun Al Hikayat karya Ibnu Al Jauzi, dimana dikisahkan ada seseorang yang Kholaf bin Al Barza'i berjumpa dengan pria soleh yang ternyata adalah wali Allah.

Tak disangka, pria soleh tersebut mempunyai cacat fisik, yaitu tunanetra, tidak mempunyai tangan dan kaki.

Melihat pria tersebut, Kholaf menyapanya "bagaimana kabarmu?".

Sontak mendengar pertanyaan tersebut, pria soleh itu menjawabnya.

"Cinta dari kekasih selalu meliputiku, dan aku juga tidak pernah merasakan sakit apapun ketika aku bersama cintanya. Sebab dia tak pernah melupakanku," jawab pria soleh itu.

Penasaranlah Kholaf kepada pria soleh itu, lalu kembali mengajukan pertanyaan.

Baca Juga: Kisah Syekh Siti Jenar Diburu Walisongo dan Pihak Kerajaan, Ini Kisahnya

"Aku mungkin lupa tentangmu, siapa gerangan yang engkau maksud itu?," tanya Kholaf kembali.

"Aku memiliki seorang kekasih yang selalu mengingatku. Bagaimana mungkin seorang kekasih tak ingat kekasihnya, dia selalu menampakan pandangannya dengan tanda-tanda pada akal dan hati," jawab pria soleh tersebut.

Lalu, pria itu mengatakan "Duhai kekasih hatiku...,".

Kholaf pun dibuat kaget karena seketika pria soleh itu jatuh pingsan dihadapannya.

Ketika pria soleh itu sadar, Kholaf dengan sangat penasarannya kembali bertanya akan hal yang terakhir kali diucapkan oleh pria soleh itu.

"Apa yang kamu katakan barusan?," tanya Kholaf.

Namun, pria soleh itu tidak menjawab rasa penasaran Kholaf. Pria soleh itu malah terheran-heran dengan tawaran menikah yang ditawarkan sebelumnya.

"Bagaimana mungkin engkau akan menikahkanku? Aku ini kan pemilik dan pengantinnya dunia, Aku memiliki sebuah hal," ujar pria soleh tersebut.

Kholaf kembali buat kaget oleh pria soleh itu, lalu berkata kepadanya.

"Apa yang kamu miliki? tangan dan kaki pun kamu tak punya. Kamu juga buta, makan saja kamu seperti makannya binatang," ucap Kholaf kepada pria soleh itu.

Dijawablah oleh pria soleh itu bahwa dirinya sangat ridho dengan apa yang sudah ditakdirkan dan diberikan kepada dirinya oleh kekasihnya itu, yaitu Allah.

Pria tersebut juga selalu berdzikir kepada Allah dengan lisannya yang tak pernah putus.

Tak lama kemudian, pria soleh tersebut meninggal dunia.

Kain kafan untuk membungkus jenazah pria soleh yang dikatakan sebagai wali Allah itu didapat dari sumbangan yang diberikan Kholaf.

Namun, kain kafan itu terlalu panjang dan dipotong lah oleh Kholaf.

Setelah proses pemakaman pria soleh itu selesai, Kholaf mendapat sebuah mimpi.

"Wahai Kholaf, engkau sungguh pelit sekali terhadap kekasihku. Dengan memberikan kain kafan yang engkau potong kemarin itu sekarang aku kembalikan saja kain kafan pemberianmu. Aku akan mengkafaninya dengan kain sutera," ucap suara itu dalam mimpi Kholaf.

Ketika bangun dari tidurnya, Kholaf langsung pergi kekamarnya yang digunakan untuk menyimpan kain kafan tersebut.

Anehnya, saat masuk kamar Kholaf malah disajikan karomah dari wali Allah itu. Kholaf menjumpai kain kafan yang digunakan untuk membungkus jenazahnya pria soleh itu tergeletak dikamarnya.

Melihat kisah singkat wali Allah tersebut, kita berbicara tentang sebuah rida.

Rida atas apa yang diberikan dan ditakdirkan oleh Allah sangatlah sulit, apalagi jika tidak sesuai dengan harapan kita. Kebanyakan manusia, hanya pandai berbicara, namun beda dengan hatinya.

Kita dapat dikatakan sudah rida apabila hati bahagia terhadap pahitnya ketentuan Allah.

Jika kita sudah berhasil rida atas apa yang diberikan dan ditakdirkan oleh Allah, maka derajat kita akan tinggi, yaitu menjadi kekasih dan wali Allah.

Begitulah yang dialami oleh pria soleh yang cacat menjadi wali Allah dan kekasih Allah karena ridanya atas apa yang terjadi dalam hidupnya.

Semoga kita semua mengambil hikmah dari kisahnya dan menjadi manusia yang lebih baik lagi.***

Editor: Bustamil Arifin

Tags

Terkini

Terpopuler