Kupas Tuntas Sejarah Radio Dari Awal Kemerdekaan Hingga Era Digital

- 12 September 2021, 16:00 WIB
Lambang Radio Republik Indonesia
Lambang Radio Republik Indonesia /Ninding Permana/ragamindonesia.com

Kekalahan Jepang mengakibatkan siaran radio Hoso Kyoku dihentikan mulai hari itu. Tentu saja hal ini merupakan kabar buruk bagi rakyat Indonesia karena artinya, masyarakat tidak lagi memiliki sumber informasi yang justru sangat dibutuhkan pada masa genting tersebut.

Masyarakat Indonesia yang baru merdeka buta akan beragam informasi. Padahal, dalam kondisi krisis itu, muncul kabar lewat radio bahwa Inggris akan datang untuk melucuti Jepang.

Dengan alasan “menjaga keamanan”, Inggris akan menduduki Jawa dan Sumatera sampai Belanda mampu mencengkram kekuasaannya kembali di Indonesia yang masih sangat rapuh.

Dari berita-berita itu juga diketahui, sekutu masih mengakui kedaulatan Belanda atas Indonesia dan kerajaan Belanda dikabarkan akan mendirikan pemerintahan benama Netherlands Indie Civil Administration (NICA).

Hal itu membuat orang-orang yang aktif di radio pada masa penjajahan Jepang sadar bahwa radio amat diperlukan sebagai corong informasi dan komunikasi pemerintah Republik Indonesia dan rakyat.

Menyadari pentingnya keberadaan radio, delapan orang perwakilan eks stasiun radio Hoso Kyoku pun mengadakan pertemuan darurat pada tanggal 11 September 1945 pukul 17.00 di gedung Raad Van Indje Pejambon.

Baca Juga: Surat Kabar Online Malaysia Bantah Ucapan Ketua KPI mengenai 'Propaganda Upin-Ipin'

Mereka adalah Abdulrahman Saleh, Adang Kadarusman, Soehardi, Soetarji Hardjolukita, Soemarmadi, Sudomomarto, Harto, dan Maladi. Tujuan pertemuan ini ialah untuk membahas berbagai hal terkait pendirian radio.

Salah satunya, mereka mengimbau kepada pemerintah untuk mendirikan radio yang bisa digunakan sebagai alat komunikasi antara pemerintah dengan rakyat.

Pasalnya, ketika itu radio merupakan pilihan paling cocok sebagai media komunikasi karena tidak mudah terputus saat pertempuran dan dikelola komunitas yang lebih cepat.

Halaman:

Editor: Rahman Sugidiyanto

Sumber: Perempuan Indonesia Satu


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah