Memori 9 September: Teror Bom Kedubes Australia, Ledakan Bom Terbesar Sepanjang Sejarah

- 9 September 2021, 15:30 WIB
Bom di Kedubes Australia atau Bom Kuningan pada 9 September 2004
Bom di Kedubes Australia atau Bom Kuningan pada 9 September 2004 /

Pedoman Tangerang - Jam menunjukkan Pukul 10.30 WIB, kondisi pagi menjelang siang di ibukota Jakarta membuat suasana semakin ramai.

Orang-orang asyik beraktivitas dan sibuk dengan kegiatannya masing-masing.

Semua tampak berjalan normal, aktivitas kerja yang sibuk dan mobilitas yang tinggi mencerminkan suasana sebuah ibukota.

Baca Juga: El Salvador Jadi Negara Pertama di Dunia yang Melegalkan Bitcoin

Tiba-tiba  sebuah mobil pickup melaju ke arah kedutaan besar (Kedubes) Australia.

Tepat saat mendekati pintu gerbang, mobil pickup itu meledak dengan kekuatan besar. Mobil pickup itu berisi bom!

Kabut asap dan material bom terpental ke segala penjuru melukai orang-orang disekitarnya.

Baca Juga: Link Baca Gratis Novel Charlie Wade Halaman 3517, 3518

Suara ledakan yang keras membuat kaca gedung pecah dan gelombang yang dihasilkan dari bom tersebut membuat beberapa kendaraan rusak.

9 September 2004, menjadi haru yang tak bisa dilupakan para korban, Kedubes Australia jadi sasaran bom para teroris.

Jumlah korban tewas akibat bom bunuh diri itu ada 9 orang diantaranya satuan pengaman (satpam) kedubes, staf, para pemohon visa, serta masyarakat yang melintas di daerah itu.

Baca Juga: Simak! Buya Yahya Jelaskan Sholat yang Bertahun-tahun Ditinggalkan, Begini cara Mengqadhanya

141 orang menderita luka-luka, namun tidak ada warga Australia yang menjadi korban

potongan tubuh berceceran di jalanan dan  bangunan materal gedung beeserakan di sekitar tempat kejadian.

Pelaku peledakan bom bunuh diri ini bernama Heri Golun alias Heri Kurniawan.

Baca Juga: Rebut Motor Milik Driver Ojol, Debt Collector Diringkus Warga

Heri warga Sukabumi Jawa Barat tewas di dalam mobil boks pengangkut bom itu.

Pelaku lainnya adalah Iwan Darmawan alias Rois, Ahmad Hasan, dan Apui masing-masing divonis hukuman mati karena dianggap sebagai otak pelaku.

Sementara Heri Sigu Samboja alias Neri Anshori divonis 7 tahun penjara dengan tuduhan menyiapkan mobil boks pengangkut rangkaian bom.

Baca Juga: Panik Ketahuan Berbuat Mesum, Sopir Angkot di Sukabumi Tabrak Satpam hingga Tewas

Aksi bom di Kedubes Australia atau yang dikenal sebagai teror Bom kuningan tersebut membuat Indonesia berduka.

Aksi bom di Kedubes Australia atau yang dikenal sebagai teror Bom kuningan tersebut membuat Indonesia berduka.

Australia dan Amerika mengutuk aksi teror yang dilancarkan oleh para teroris yang telah menyebabkan orang-orang tak bersalah menjadi korbannya.

Pada awal dekade 2000an, Indonesia mengalami serangkaian aksi teror.

Baca Juga: Kenali Karakter Shio Kerbau Dipercaya Punya Jiwa Kepemimpinan Tinggi

Berturut-turut kejadian teror membuat para turis dan investor takut untuk datang atau menanam modalnya di Indonesia.

Sebelumnya, terjadi juga serangan bom bunuh diri di Bali pada 2002 dan di hotel JW Marriot Jakarta pada 2003.

Dikutip dari VOA Indonesia, Pengamat teroris Al Chaidar  memprediksi aksi terorisme di Indonesia masih akan terjadi di era kepemimpinan Joko Widodo.

Baca Juga: Sinopsis Uttaran ANTV Kamis 9 September: Makin Suka, Ashfaque Beri hadiah untuk Meethi

Jika tidak segera dicegah sejak dini maka kelompok radikal ini akan semakin membesar.

"Kerikil ini semakin membesar sekarang. dan ini sangat cukup mengganggu kehidupam bermasyarakatdan bernegara yang ada di Indonesia. Kalau ini tidak diatasi secara serius saya kira akan terjadi apa yang disebut terrorism emergency. Dan kelompok-kelompok teroris ini sudah mulai membuat wilayah-wilayah basis mereka sendiri dan itu tidak bisa dijangkau oleh negara," komentar Al Chaidar.***

Editor: R. Adi Surya


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah