Pedoman Tangerang - Belakangan popularitas kesenian Wayang Kulit kembali naik pamor.
Berkat adanya internet, kini para peminat wayang kulit bisa menyaksikan pagelaran wayang lewat ponsel mereka dan mereka yang belum mengenal kesenian wayang bisa mengenal kesenian ini.
Popularitas wayang saat ini tak lepas dari perjuangan dalang-dalang terdahulu yang memadukan sisi estetika Jawa dengan modernitas.
Baca Juga: Rachmawati Soekarnoputri Wafat, LaNyalla Ucapkan Duka Cita
Sebut saja dalang seperti Ki Narto Sabdo, Ki Manteb Sudharsono, Ki Sugino Siswocarito, Ki Hadi Prayitno, Ki Anom Suroto dan Ki Dalang Rusdi dan Mansyur di wilayah Cirebon dan Indramayu.
Bagi orang awam ketika mereka melihat semua wayang kulit purwa, maka semua adalah sama; sama-sama wayang.
Padahal tidak semua wayang itu bentuk ya sama, lho. Ada wayang versi Surakarta, Jogjakarta, versi Banyumas, versi Jawa Timuran, versi Cirebon, versi Betawi bahkan versi Banjar.
Baca Juga: Angin Puting Beliung Rusak 30 Rumah Warga di Sindang Jaya Tangerang
Versi-versi ini dalam dunia pewayangan disebut dengan istilah 'gagrak'.
Tim Pedoman Tangerang menghimpun beberapa perbedaan wayang kulit versi Surakarta dan Jogjakarta, kenapa yang dibahas hanya gagrak Surakarta dan Jogja?
Jawabannya karena yang sering muncul di TV dan dikenal para penonton adalah wayang gagrak Surakarta dan gagrak Jogjakarta.
Baca Juga: Hasil Copa America Brasil 1 vs 0 Chile, Gol Tunggal Pacqueta Bawa Tim Samba ke Semi Final
Ciri wayang kulit gaya Yogyakarta itu, kakinya seperti orang menari, kata seorang iIlustrator wayang kulit gaya Yogyakarta, Mulyantara (55).
Menurutnya, kaki belakang wayang gaya Yogyakarta posisinya berjingkat (jinjit). Jari-jari kakinya mengembang ke bawah.
Jenis wayang gagahan kaki depan lebih mengembang, tubuhnya gemuk dari tangan sampai jari kaki, Jadi lebih panjang dibanding wayang kulit purwa gaya Surakarta.
Baca Juga: KABAR DUKA: Rachmawati Soekarnoputri Wafat Akibat Covid-19
Dikutip Pedoman Tangerang dari Kluban Net, Menurut Mulyantara, wayang gaya Yogyakarta lebih gagah, ekspresi dan dinamis.
Sunggingan siten-siten atau tanah yang menghubungkan kaki depan dan belakang, warnanya merah polos.
Ciri lainnya pakaian wayang kulit gaya Yogyakarta mulai dari mahkota (makutha), jamang sada saeler, jamang sulaman, sisir, ron, sumping, gelapan, (bledhegan), utah-utah, praba, kelat bahu, badhong, uncal-uncal diberi hiasan intan-intan.
Baca Juga: Link Download X8 Speeder versi 0.7.5.8-1. Terbaru Bikin Main Auto Lancar Koin Rp Melimpah
Tokoh raksasa yang besar, raksasa kerajaan, manusia kera matanya dua.
Tokoh wayang dewa, mengenakan topi oncit seperti rumah siput maka sebutannya kethu keyongan.
Baca Juga: Wahidin Halim Berlakukan PPKM 3-20 Juli 2021, di Seluruh Wilayah Banten
Tokoh wayang putri payudaranya besar. Wiron jarik ke depan.
Menurut Mulyantara itulah ciri pokok wayang kulit purwa gaya Yogyakarta.
Perbedaan gagrak dan tokoh ini tentu saja karena ada pengaruh budaya dan kultur setempat.***